Karya ini dianggap satu-satunya buku yang “menelanjangi” Jokowi. Buku ini ditulis menggunakan pendekatan jurnalistik, sastra, budaya, sosial dan politik. Petualangan jurnalisme penulis, akan membawa pembaca terbang ke di situasi-situasi apik dimana akhirmya penulis berhasil "menyergap" tokoh yang tengah heboh dipergunjingkan di publik ini. Penyajian dan sorotan buku ini (nyentrik, esentrik, dan unik) sehingga berbeda dari buku-buku sejenis yang ada di pasaran.

Wawancara penulis dengan Jokowi cukup anyar mewarnai buku ini. Bahasa yang digunakan lebih gurih dan renyah, dijamin tidak mumet. Sikap politik penulis turut ditegaskan dalam buku ini, untuk menghilangkan asumsi-asumsi "basi" untuk diketengahkan. Jadi, sangat pantas kiranya jika belum membaca buku "Si Nyentrik Yang Disukai: Jokowi" anggap-anggapan "ini dan itu" dikesampingkan dulu.

Orisinal, sederhana, jujur. Romansa politik yang disuguhkan Jokowi memikat banyak orang. Aksi-aksi unik dan eksentrik yang ia sajikan juga laris manis di pasaran. Banyak pihak memandang, menanjaknya popularitas anak tukang kayu ini di panggung politik adalah karena karakternya. Tak berjarak dengan warga dan tidak jaga imej merupakan dua karakter terkuatnya. Ia menerobos sekat-sekat birokratis yang selama ini memisahkan pemimpin dan warga. Ia juga tak enggan berkomunikasi dengan bahasa rakyat, bahasa yang sederhana.

Satu lagi yang unik, melalui kemeja kotak-kotak Jokowi berhasil menjadi idola baru anak muda; bukan hanya di Jakarta, namun juga kota-kota lain di Indonesia. Kini kemeja kotak-kotak menjadi semacam identitas baru bagi generasi muda—identitas perubahan.

Dalam Si Nyentrik yang Disukai: Jokowi, Owen Putra mengulas sosok Jokowi mulai dari masa kecil, sepak terjang sebagai Wali Kota Solo, hingga pencalonan dirinya sebagai DKI 1. Simak pula berbagai aksi unik yang pernah ia lakoni, pandangan-pandangannya, juga sisi manusiawinya yang menggelitik sekaligus mengundang decak kagum.

Si Nyentrik Yang Disukai: Jokowi