- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
BPS Menghitung angka kemiskinan apakah akurat dan tepat?? (+analisis kaskuser)
TS
2YouShop
BPS Menghitung angka kemiskinan apakah akurat dan tepat?? (+analisis kaskuser)
Quote:
Sebelumnya mohon mangap dulu ,ane emang tapi disini ane buatnya pake sumber2 terpercaya dan analisis dari agan2 kaskuser ,kita gak mau kan berita yang belum tentu benar langsung diterima mentah2 begitu saja ,makany kita akan mengusut tuntas berita dari inilah..com tentang BPS menghitung nilai kemiskinan,mau tau tepat atau tidak penghitungan BPS,BPS juga menyalahkan perhitungan yang sudah dihitung Jokowi, wong yang salah hitung BPS , langsung aja gan simak ,cekibrotttt :
Quote:
inilah..com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin mengatakan bahwa persentase penduduk miskin di DKI Jakarta berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2012 sebesar 3,69%.
Hal tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu di sebuah situs bahwa persentase kemiskinan di DKI Jakarta berada di atas 20%.
Berdasarkan berita resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.30/07/31/Th.XIV, pada 2 Juli 2012, jumlah penduduk miskin di DKI pada Maret 2012 sebesar 363.020 orang (3,69%) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 sebesar 363.042 orang (3,75%). "Berarti jumlah penduduk miskin menurun," kata Suryamin kepada wartawan, di Jakarta, Senin (27/8/2012).
Suryamin juga menyanggah pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa kategori mendekati miskin dengan miskin adalah sama. Menurut dia, mendekati miskin dengan miskin jelas berbeda. Kategori mendekati miskin sebenarnya berada di atas garis kemiskinan. "Kami menyebutnya dengan istilah hampir miskin. Hampir miskin itu adalah kalau pengeluaran per-kapitanya 20% di atas garis kemiskinan," jelas Suryamin.
Dia menambahkan, bahwa yang hampir miskin memang rentan sehingga sewaktu-waktu akan turun dan menjadi miskin. Selama Maret 2011 - Maret 2012, garis kemiskinan naik sebesar 6,63% yaitu dari Maret 2011 perkapitanya setiap bulan sekitar Rp355.480 namun menjadi Rp379.052 perkapita/bulan pada Maret 2012.
"Tapi yang harus diingat adalah Rp379.052 itu adalah hitungannya perkapita. Jadi bila dalam satu rumah tangga ada empat atau lima orang, maka Rp379.052 dikalikan empat atau lima orang, sehingga bila dihitung per keluarga, maka pendapatannya lebih dari satu juta. Jadi hitungannya permeter tingkat kemiskinan di DKI yang dihitung bagi masyarakat yang pendapatannya di bawah Rp300.000," tegas Suryamin.
Dia mengemukakan, konsep yang dipakai sebagai penentu garis kemiskinan yakni menghitung dari garis kemiskinan makanan, non-makanan serta perkembangan harga dari komoditi. Misalnya, komoditi makanan seperti beras, bila harganya naik, maka biaya yang dikeluarkan untuk pengeluaran akan naik. "Jadi garis kemiskinan pun akan naik," tuturnya.
Namun perhitungan garis kemiskinan tidak statis selamanya. Perhitungan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan inflasi. Karena garis kemiskinan ditentukan oleh komoditi makanan dan non-makanan serta masing-masing provinsi berbeda-beda perhitungannya.
"Ya seharusnya yang perlu diperhatikan adalah harga supaya inflasi tidak tinggi dan itu adalah satu hal yang terpenting. Karena inflasi perkembangan harga sangat mempengaruhi dari harga kebutuhan pokok masyarakat serta dapat mempengaruhi daya beli sehingga berpengaruh juga pada garis kemiskinannya," kata dia.
Selain itu, Humas Pemprov DKI Jakarta, Cucu Hidayat tidak mengerti jika dikatakan persentase kemiskinan di Jakarta lebih dari 20%. "Saya tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana cara perhitungannya. Yang pasti, data BPS terkait persentase kemiskinan di DKI lebih akurat dan dapat dipercaya, karena BPS sudah tercatat sebagai badan statistik nasional bahkan sudah dikenal di internasional," ujar Cucu. [yeh]
Hal tersebut sebagai tanggapan atas pernyataan calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu di sebuah situs bahwa persentase kemiskinan di DKI Jakarta berada di atas 20%.
Berdasarkan berita resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No.30/07/31/Th.XIV, pada 2 Juli 2012, jumlah penduduk miskin di DKI pada Maret 2012 sebesar 363.020 orang (3,69%) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2011 sebesar 363.042 orang (3,75%). "Berarti jumlah penduduk miskin menurun," kata Suryamin kepada wartawan, di Jakarta, Senin (27/8/2012).
Suryamin juga menyanggah pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa kategori mendekati miskin dengan miskin adalah sama. Menurut dia, mendekati miskin dengan miskin jelas berbeda. Kategori mendekati miskin sebenarnya berada di atas garis kemiskinan. "Kami menyebutnya dengan istilah hampir miskin. Hampir miskin itu adalah kalau pengeluaran per-kapitanya 20% di atas garis kemiskinan," jelas Suryamin.
Dia menambahkan, bahwa yang hampir miskin memang rentan sehingga sewaktu-waktu akan turun dan menjadi miskin. Selama Maret 2011 - Maret 2012, garis kemiskinan naik sebesar 6,63% yaitu dari Maret 2011 perkapitanya setiap bulan sekitar Rp355.480 namun menjadi Rp379.052 perkapita/bulan pada Maret 2012.
"Tapi yang harus diingat adalah Rp379.052 itu adalah hitungannya perkapita. Jadi bila dalam satu rumah tangga ada empat atau lima orang, maka Rp379.052 dikalikan empat atau lima orang, sehingga bila dihitung per keluarga, maka pendapatannya lebih dari satu juta. Jadi hitungannya permeter tingkat kemiskinan di DKI yang dihitung bagi masyarakat yang pendapatannya di bawah Rp300.000," tegas Suryamin.
Dia mengemukakan, konsep yang dipakai sebagai penentu garis kemiskinan yakni menghitung dari garis kemiskinan makanan, non-makanan serta perkembangan harga dari komoditi. Misalnya, komoditi makanan seperti beras, bila harganya naik, maka biaya yang dikeluarkan untuk pengeluaran akan naik. "Jadi garis kemiskinan pun akan naik," tuturnya.
Namun perhitungan garis kemiskinan tidak statis selamanya. Perhitungan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan inflasi. Karena garis kemiskinan ditentukan oleh komoditi makanan dan non-makanan serta masing-masing provinsi berbeda-beda perhitungannya.
"Ya seharusnya yang perlu diperhatikan adalah harga supaya inflasi tidak tinggi dan itu adalah satu hal yang terpenting. Karena inflasi perkembangan harga sangat mempengaruhi dari harga kebutuhan pokok masyarakat serta dapat mempengaruhi daya beli sehingga berpengaruh juga pada garis kemiskinannya," kata dia.
Selain itu, Humas Pemprov DKI Jakarta, Cucu Hidayat tidak mengerti jika dikatakan persentase kemiskinan di Jakarta lebih dari 20%. "Saya tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana cara perhitungannya. Yang pasti, data BPS terkait persentase kemiskinan di DKI lebih akurat dan dapat dipercaya, karena BPS sudah tercatat sebagai badan statistik nasional bahkan sudah dikenal di internasional," ujar Cucu. [yeh]
[URL="http://metropolitan.inilah..com/read/detail/1897994/bps-perhitungan-jokowi-soal-kemiskinan-salah"]SOURCE[/URL]
Analisis agan kaskuser dan komeng pedas+HOTT buat BPS
Quote:
Original Posted By ajee►300 rb ke atas dianggap cukup?
300 rb/bulan = 10rb/hari = Rp3.333 per sekali makan.
kasi tau gw dimana gw bisa dapat makan Rp3.333 per sekali makan di Jakarta, wahai BPS.
lu sinting ya bapak pegawai BPS yang terhormat?
300 rb/bulan = 10rb/hari = Rp3.333 per sekali makan.
kasi tau gw dimana gw bisa dapat makan Rp3.333 per sekali makan di Jakarta, wahai BPS.
lu sinting ya bapak pegawai BPS yang terhormat?
source
Quote:
Original Posted By Coolzzz►
pendapatan 300rb/bln di jakarta mau makan apa
indomie all day kali ya
itu baru buat makan, blom transport, listrik, air, baju, bayar kontrakan, uang sekolah, jajan anak
ngak heran kalo angka kemiskinan "turun", wong tinggal diturunkan saja parameternya
suatu prestasi memang
pendapatan 300rb/bln di jakarta mau makan apa
indomie all day kali ya
itu baru buat makan, blom transport, listrik, air, baju, bayar kontrakan, uang sekolah, jajan anak
ngak heran kalo angka kemiskinan "turun", wong tinggal diturunkan saja parameternya
suatu prestasi memang
source
Quote:
Original Posted By pelet.koi►cuma 3.69% ? omong kosong,,, ketahuan gak pernah turun ke bawah,,
atau ada pesenan dari big boss,,,
atau ada pesenan dari big boss,,,
source
Quote:
Original Posted By adi_jayanto►indomie all day juga gak mungkin
1pc indomie
retail: 1000-1250
convenience store: 1250-1600
warung: 1500
1mangkok indomie RTE (ready to eat)
warung: 2500-3500
bikin sendiri: harga 1pc + gas/listrik + air
1mangkok indomie + telur (protein) RTE
warung : ~4000
bikin sendiri: ?
1mangkok indomie + telur + sayur RTE
warung : ~5000
bikin sendiri: ?
1 mangkok interjunet...
warung : >7500
bikin sendiri: ?
kalori indomie per pak:
420 kkal
kebutuhan orang dewasa:
P: 2000 kkal
W: 1800 kkal
ditutupin pake indomie:
butuh 5 serving
belum kelebihan natriumnya
1pc indomie
retail: 1000-1250
convenience store: 1250-1600
warung: 1500
1mangkok indomie RTE (ready to eat)
warung: 2500-3500
bikin sendiri: harga 1pc + gas/listrik + air
1mangkok indomie + telur (protein) RTE
warung : ~4000
bikin sendiri: ?
1mangkok indomie + telur + sayur RTE
warung : ~5000
bikin sendiri: ?
1 mangkok interjunet...
warung : >7500
bikin sendiri: ?
kalori indomie per pak:
420 kkal
kebutuhan orang dewasa:
P: 2000 kkal
W: 1800 kkal
ditutupin pake indomie:
butuh 5 serving
belum kelebihan natriumnya
source
Quote:
Original Posted By sinoga►saya pikir saya tau cara perhitungan untuk pendapatan per kapita gan, jadi save ur breath karena bukan itu intinya.
yang saya tanyakan adalah, bagaimana cara pengkategoriannya kelas masyarakat yang termasuk miskin, hampir miskin dan seterusnya.
apa itu dengan ikut mempertimbangkan faktor cost of living, expendable revenue, dan faktor-faktor lainnya yang seharusnya dihitung dalam penentuan penghasilan bagi kehidupan yang layak?
saya bukan mau berceramah tentang bagaimana seharusnya kehidupan dengan penghasilan yang layak, masgan yang baik hati. Tapi saya mempertanyakan apakah pengkelasan masyarakat berdasarkan pendapatan per kapita itu sudah benar metode dasarnya?
Jika masyarakat kita miskin, katakan miskin. Mari belajar untuk mulai berani menghadapi kenyataan yang sebenarnya.
Jangan berbohong dengan mengajarkan masyarakat untuk mempercayai kenyataan palsu dengan mengatakan bahwa seseorang yang memiliki uang 4ratus ribu untuk hidup dirinya sendiri selama sebulan itu belum bisa dikatakan miskin.
Say what?
yang saya tanyakan adalah, bagaimana cara pengkategoriannya kelas masyarakat yang termasuk miskin, hampir miskin dan seterusnya.
apa itu dengan ikut mempertimbangkan faktor cost of living, expendable revenue, dan faktor-faktor lainnya yang seharusnya dihitung dalam penentuan penghasilan bagi kehidupan yang layak?
saya bukan mau berceramah tentang bagaimana seharusnya kehidupan dengan penghasilan yang layak, masgan yang baik hati. Tapi saya mempertanyakan apakah pengkelasan masyarakat berdasarkan pendapatan per kapita itu sudah benar metode dasarnya?
Jika masyarakat kita miskin, katakan miskin. Mari belajar untuk mulai berani menghadapi kenyataan yang sebenarnya.
Jangan berbohong dengan mengajarkan masyarakat untuk mempercayai kenyataan palsu dengan mengatakan bahwa seseorang yang memiliki uang 4ratus ribu untuk hidup dirinya sendiri selama sebulan itu belum bisa dikatakan miskin.
Say what?
source
Quote:
Original Posted By plopplopplop►Rp 300.000,- per bulan mah bukan miskin lg masbro suryamin, udh danger bgt itu mah, lha terus klo org yg penghasilannya Rp 350.000,- per bulan tu ngga dikategorikan miskin?
source
Quote:
Original Posted By TheJustice►kalo di solo menggunakan 25 indikator sedangkan BPS menggunakan 14 indikator...apa ini akan sama hasilnya?
coba saja kalo BPS juga menggunakan 25 indikator dan cek ke pedalaman jakarta...bisa dilihat kok orang miskin di jakarta itu akan lebih dari data BPS yang cuma 3 %....wong di daerah elit di jakarta pun masi ada masyarakat yang miskin nya...
hari gini percaya dengan amien rais??
coba saja kalo BPS juga menggunakan 25 indikator dan cek ke pedalaman jakarta...bisa dilihat kok orang miskin di jakarta itu akan lebih dari data BPS yang cuma 3 %....wong di daerah elit di jakarta pun masi ada masyarakat yang miskin nya...
hari gini percaya dengan amien rais??
source
Quote:
Original Posted By sojumori►Maksudnya gimana nih?
Kriterianya kok simple sekali menyatakan bebas miskin jika pendapatan perkapita sudah diatas Rp.379.052?Fikir saja pakai akal sehat uang segitu buat hidup selama sebulan di Jakarta bisa buat apa??
Walaupun dalam satu rumah tangga ada 4 atau 5 orang berpenghasilan Rp.379.052 bukan berarti keluarga tersebut sudah bebas dari kata"miskin".Uang Rp.1.895.000 buat hidup 5 orang selama 1 bulan bisa apa di jakarta????Sungguh sangat tidak manusiawi menurut saya.
Makanya ga heran deh kalau pemerintah mengatakan pembangunan berhasil,angka kemiskinan menurun, TAPI cuma berupa angka-angka di atas kertas....kenyataannya masih banyak rakyat susah makan,kelaparan,busung lapar & gizi buruk di sekitar kita.
Ga heran juga jika Jokowi lebih memilih memakai data hasil sensus pemkot Solo sendiri daripada memakai data dari BPS....lebih akurat,manusiawi dan tepat sasaran.Data dari BPS lebih cocok buat pemimpin yang punya hobby pencitraan saja
Kriterianya kok simple sekali menyatakan bebas miskin jika pendapatan perkapita sudah diatas Rp.379.052?Fikir saja pakai akal sehat uang segitu buat hidup selama sebulan di Jakarta bisa buat apa??
Walaupun dalam satu rumah tangga ada 4 atau 5 orang berpenghasilan Rp.379.052 bukan berarti keluarga tersebut sudah bebas dari kata"miskin".Uang Rp.1.895.000 buat hidup 5 orang selama 1 bulan bisa apa di jakarta????Sungguh sangat tidak manusiawi menurut saya.
Makanya ga heran deh kalau pemerintah mengatakan pembangunan berhasil,angka kemiskinan menurun, TAPI cuma berupa angka-angka di atas kertas....kenyataannya masih banyak rakyat susah makan,kelaparan,busung lapar & gizi buruk di sekitar kita.
Ga heran juga jika Jokowi lebih memilih memakai data hasil sensus pemkot Solo sendiri daripada memakai data dari BPS....lebih akurat,manusiawi dan tepat sasaran.Data dari BPS lebih cocok buat pemimpin yang punya hobby pencitraan saja
source
Quote:
Original Posted By omwiro87►gua tambahin 4 jempol dari ane gan
nie ya gw aja hidup dibogor pernah di gaji 600rb perbulan (waktu masih bujangan) th 2006
itu masih harus di sokong orang tua buat makan minggu ketiga pas akhir bulan + kontrakan juga masih di bayarin orang tua ......
alhamdulilah sie sekarang dah berkeluarga penghasilan pribadi + istri udah di atas 5jt....
1jt ?? susu ama daipers anak gua buat sebulan juga masih kurang
300rb bisa hidup di jakarta
nie ya gw aja hidup dibogor pernah di gaji 600rb perbulan (waktu masih bujangan) th 2006
itu masih harus di sokong orang tua buat makan minggu ketiga pas akhir bulan + kontrakan juga masih di bayarin orang tua ......
alhamdulilah sie sekarang dah berkeluarga penghasilan pribadi + istri udah di atas 5jt....
1jt ?? susu ama daipers anak gua buat sebulan juga masih kurang
300rb bisa hidup di jakarta
source
0
7.8K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan