- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Debu Vulkanis Anak Gunung Krakatau Sampai ke Lampung
TS
backlist
Debu Vulkanis Anak Gunung Krakatau Sampai ke Lampung
Quote:
JakartaBadan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) mengumumkan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau ternyata dapat dirasakan warga di sekitar Lampung.
"Bandar Lampung dan sekitarnya terkena hujan debu Gunung Anak Krakatau," kata warga Bandar Lampung, Dicky, kepada detikcom, Senin (3/9/2012).
Menurut pantauan Dicky, hujan abu tipis bulan menganggu penglihatan warga. Sehingga sejumlah warga memilih untuk tidak ke luar rumah.
"Debunya sih belum tebal, tapi agak lumayan membuat perih mata dan hidung. Aktivitas sih tidak terlalu terasa, tapi angin dan ombak mulai besar," katanya.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) menyebutkan saat ini status Gunung Anak Krakatau dalam status waspada. Status ini dikeluarkan karena gunung yang terletak di Selat Sunda ini telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas.
"Gunung anak krakatau mengeluarkan material pijar letusan strombolian. Waspada anak krakatau 2 September 2012. Dari pukul 11.30 WIB sampai sekarang. Status gunung saat ini waspada," ujar Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMBG), Surono, dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Minggu (2/9/2012).
Pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini menyebutkan, saat ini secara visual masih terlihat lontaran lava pijar yang dikeluarkan oleh Anak Krakatau.
"Dari Pos Anak Krakatau di Pasauran, pada pukul 18.30 WIB terlihat jelas lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter dari puncak secara menerus sampai sekarang. Sementara getaran terasa dengan amplitud, rata-rata 34 mm," ucapnya.
(van/riz)
"Bandar Lampung dan sekitarnya terkena hujan debu Gunung Anak Krakatau," kata warga Bandar Lampung, Dicky, kepada detikcom, Senin (3/9/2012).
Menurut pantauan Dicky, hujan abu tipis bulan menganggu penglihatan warga. Sehingga sejumlah warga memilih untuk tidak ke luar rumah.
"Debunya sih belum tebal, tapi agak lumayan membuat perih mata dan hidung. Aktivitas sih tidak terlalu terasa, tapi angin dan ombak mulai besar," katanya.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) menyebutkan saat ini status Gunung Anak Krakatau dalam status waspada. Status ini dikeluarkan karena gunung yang terletak di Selat Sunda ini telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas.
"Gunung anak krakatau mengeluarkan material pijar letusan strombolian. Waspada anak krakatau 2 September 2012. Dari pukul 11.30 WIB sampai sekarang. Status gunung saat ini waspada," ujar Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (BVMBG), Surono, dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Minggu (2/9/2012).
Pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini menyebutkan, saat ini secara visual masih terlihat lontaran lava pijar yang dikeluarkan oleh Anak Krakatau.
"Dari Pos Anak Krakatau di Pasauran, pada pukul 18.30 WIB terlihat jelas lontaran lava pijar dengan ketinggian kurang lebih 200-300 meter dari puncak secara menerus sampai sekarang. Sementara getaran terasa dengan amplitud, rata-rata 34 mm," ucapnya.
(van/riz)
pantesan aja semalem buka kaca helm kok banyak debu [URL="http://news.detik..com/read/2012/09/03/035043/2005647/10/debu-vulkanis-anak-gunung-krakatau-sampai-ke-lampung"][/URL]
ada apa ya di krakatau..
Spoiler for anak krakatau:
Penampakan debu vulkanik nya
Spoiler for comment kaskuser:
Quote:
Original Posted By sadusti►semoga dia segera tidur lagi...tak terbayang klau meletus...menurut info ini gunung juga terus di pantau NASA dr satelit krn efeknya meletus bs pengaruhi eropa seperti tahun 1883...:
Quote:
Original Posted By ResidivisBaned►wah hujan abu yah jadi inget dolo merapi.rumah ane jga gak jauh dari merapi terkena juga abunya..buat antisipasi hujan abu,harus sedia masker ama kacamata
Quote:
Original Posted By ciunkancutlizer►pray to lampung gan, ane keluar jam setengah 6 mata pedih bgt, terus nyapu teras beh debunya item2
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, mulai menampakkan letusan disertai keluarnya lava pijar, Ahad (2/9) malam. Warga kota Bandar Lampung yang mengendarai kendaraan bermotor merasakan debu vulkanik GAK yang membuat mata perih sejak Senin (3/9) Subuh.
Pagi ini saat mengantar anak sekolah naik motor terasa sekali mata perih seperti ada debu halus menyerang mata, kata Abu Fathiah, warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung saat berkendaraan motor tanpa kaca mata, Senin (3/9).
Fathiah mengatakan biasanya setiap pagi kondisi udara sangat sejuk dan penglihatan mata sangat terang. Namun, saat keluar rumah pagi hari, mata mulai terasa perih karena debu halus yang terlihat menyerang kedua matanya. Sepertinya dampak dari letusan Gunung Krakatau, tuturnya.
Kondisi yang sama dirasakan Anas, warga Kemiling. Pegawai negeri di Kotaagung, Tanggamus, ini merasakan debu pagi hari seakan seperti siang hari. Biasanya, ujar dia, saat berangkat ke kantor naik motor, udara pagi sangat bagus, tetapi sekarang lain. Pokoknya debunya lain pada hari sebelumnya, padahal tidak ada angin dan udara belum panas, ujarnya.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) menyatakan intensitas letusan GAK mulai dirasakan sejak Ahad (2/9) pukul 18.30 WIB. GAK mengalami tremor letusan hingga mengeluarkan lava pijar setinggi 300 meter.
Saat ini GAK masih berstatus Waspada, dengan larangan bagi warga, wisata, dan nelayan mendekat wilayah GAK dengan radius satu kilometer. Menurut laporan Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, frewensinya masih normal meski ada peningkatan dari sebelumnya. Warga sekitar GAK tetap waspada.
Pagi ini saat mengantar anak sekolah naik motor terasa sekali mata perih seperti ada debu halus menyerang mata, kata Abu Fathiah, warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung saat berkendaraan motor tanpa kaca mata, Senin (3/9).
Fathiah mengatakan biasanya setiap pagi kondisi udara sangat sejuk dan penglihatan mata sangat terang. Namun, saat keluar rumah pagi hari, mata mulai terasa perih karena debu halus yang terlihat menyerang kedua matanya. Sepertinya dampak dari letusan Gunung Krakatau, tuturnya.
Kondisi yang sama dirasakan Anas, warga Kemiling. Pegawai negeri di Kotaagung, Tanggamus, ini merasakan debu pagi hari seakan seperti siang hari. Biasanya, ujar dia, saat berangkat ke kantor naik motor, udara pagi sangat bagus, tetapi sekarang lain. Pokoknya debunya lain pada hari sebelumnya, padahal tidak ada angin dan udara belum panas, ujarnya.
Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) menyatakan intensitas letusan GAK mulai dirasakan sejak Ahad (2/9) pukul 18.30 WIB. GAK mengalami tremor letusan hingga mengeluarkan lava pijar setinggi 300 meter.
Saat ini GAK masih berstatus Waspada, dengan larangan bagi warga, wisata, dan nelayan mendekat wilayah GAK dengan radius satu kilometer. Menurut laporan Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, frewensinya masih normal meski ada peningkatan dari sebelumnya. Warga sekitar GAK tetap waspada.
0
5.7K
Kutip
44
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan