- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hal Kecil yang Sering Salah dalam Edukasi di Sekolah


TS
nkt70
Hal Kecil yang Sering Salah dalam Edukasi di Sekolah
-WELCOME-
Jangan lupa 

Halo, agan dan sista sekalian? Bagaimana kabarnya? Semoga baik baik saja

Sesuai judul diatas, kali ini ane mau share tentang pendidikan di Indonesia tercinta ini. Lebih tepatnya, tentang masalah masalah edukasi secara internal yang sering sekali terjadi di Bumi Pertiwi kita ini
Yuk, kita simak aja langsung

Quote:
Hal Kecil yang Sering Salah dalam Edukasi di Sekolah, suatu sistem dimana sampai saat ini setidaknya masih banyak masalah yang dianggap benar oleh pelakunya
Setidaknya masih ada banyak hal hal yang menururt saya sendiri salah dalam edukasi di sekolah, berikut dibawah ini adalah beberapa
Setidaknya masih ada banyak hal hal yang menururt saya sendiri salah dalam edukasi di sekolah, berikut dibawah ini adalah beberapa
Spoiler for Kesalahannya:
Spoiler for 1. Tempat duduk:
Sampai sekarang masih banyak guru yang beranggapan bahwa "yang ribut HARUSdipisahkan", "yang ribut harus bersama orang pintar", dan "kalian harus mau duduk sama siapa saja -dimana saja". Untuk masalah yang kedua, saya tidak mengatakan bahwa itu salah, tapi juga saya tidak ingin mengatakan bahwa itu memang benar. Hal yang salah adalah, ketika orang yang rusuh duduk bersama orang yang pintar, rata-rata orang pintar yang akan menurun prestasinya? Kenapa? Karena tidak semua orang pintar dapat berkonsentrasi dalam keadaan yang agak rusuh, jelas sekali jaman seperti ini seluruh murid yang rusuh mana ada yang diam hanya karena pindah tempat duduk, kecuali pindah ke tempat duduk bersama sang pujaan hati -ups. Tidak hanya itu, penelitian saya juga mengatakan bahwa sang pintar ini juga dapat ikutan rusuh, mungkin ini salah satu alasan kenapa makin banyak yang membandel. Untuk masalah pertama juga ada kaitannya dengan yang kedua. Toh, kenapa harus selalu dipisahkan? Selain dapat berakibat pada dampak psikologi, denah duduk yang seperti ini bahkan dapat menyulitkan pembelajaran karena keributan yang terjadi terasa kian "melebar", bukan gitu? Untuk masalah ketiga, masalah ini mungkin cukup kompleks, dengan siapa saja, itu memang harus diterapkan agar dapat bersosialisasi dengan siapa saja, yah tergantung pilihan guru juga (ingat masalah I dan II). Untuk dimana saja, saya paling banayk menemukan kendala, selain tempat yang kurang strategis untuk PMP (Posisi Menentukan Prestasi), Eye Problem, tempat duduk yang salah juga AKAN SANGAT mempengaruhi prestasi orang itu, nah loh? Oleh karena itu, lebih baik tempat duduk dibebaskan saja, bila guru guru benar benar ingin membuat denah, mohon memperhatikan poin-poin yang sudah saya sebutkan tadi.
Spoiler for 2. Ulangan:
Apa tujuan ulangan yang sebenanrya? Pasti banyak orang yang menjawab untuk "memintarkan" sang murid didik. Saya tidak mengatakan ini salah. Saya mengatakan ini BENAR. Ulangan memang mampu terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar murid didik, tapi apakah dampak ulangan yang sesungguhnya? Secara garis besar, ulangan dalam waktu tempo jangka panjang dan sebentar memang mampu memberikan dampak yang positif, tapi tidak berlaku untuk jangka panjang dalam kuantitas yang besar. 2 ulangan x 6? Ulangannya gag bisa nyontek? Gurunya killer? Pffftt...
Anda bisa tarik benang merahnya sendiri, bukan? Ulangan yang terlalu berlebihan dapat membuat sang murid jadi stress, belum lagi PR yang ada dan tugas tugas lainnya. Tugas juga sering salah devinisi sebagai "Tugas Sekolah", padahal kita sebagai anak jelas mempunya tugas yang lain (selain bermain), bukan? Seperti membantu orang tua. Ujung-ujungnya, ulangan juga diartikan sebagai "Pedang Bermata Dua" akan sangat menyenangkan anda lulus KKM, atau anda lebih baik pergi ke neraka melihat nilai ulangan anda dan memikirkan masa depan. Lalu, guru dengan enaknya "Kalian harus berubah, masih ada waktu untuk kalian!" Pfftt, apanya yang harus diubah?
Anda bisa tarik benang merahnya sendiri, bukan? Ulangan yang terlalu berlebihan dapat membuat sang murid jadi stress, belum lagi PR yang ada dan tugas tugas lainnya. Tugas juga sering salah devinisi sebagai "Tugas Sekolah", padahal kita sebagai anak jelas mempunya tugas yang lain (selain bermain), bukan? Seperti membantu orang tua. Ujung-ujungnya, ulangan juga diartikan sebagai "Pedang Bermata Dua" akan sangat menyenangkan anda lulus KKM, atau anda lebih baik pergi ke neraka melihat nilai ulangan anda dan memikirkan masa depan. Lalu, guru dengan enaknya "Kalian harus berubah, masih ada waktu untuk kalian!" Pfftt, apanya yang harus diubah?
Spoiler for 3. Kejujuran:
Hah!? Kejujuran? Bukannya ini adalah salah satu hal yang pasti diajarkan dalam pembentukan afektif di sekolah? Bahkan saat kita dilahirkanpun kita sudah diajarkan! Ah, ngaco nih! Yah, memang itu betul, kejujuran itu harus diterapkan sedini mungkin, bahkan saat kita dilahirkan. Namun, beberapa hal yang paling salah dilakukan adalah ketika kejujuran ini hanya diajarkan sebagai sarana pelengkap pengajaran, bukan pendidikan nyata etika dan moral. Maksudnya? Begini, banyak sekolah yang telah mengajarkan etika kejujuran di sekolah, tapi faktanya? Banyak murid yang masih berbohong. Hal ini juga tidak terlepas dari kalangan pintar, bahkan kasus terbanyak dipegang oleh mereka, bukan begitu? Di depan guru mereka begitu nechis sampai- sampai sang guru memiliki prinsip "Siapa yang belajar ayu, yang ga mau silahkan GO OUT!". Padahal mereka dibelakang begitu menyantet guru- guru yang ada sampai kepintaran mereka hilang dan post kebencian mereka di sosial media layaknya Facebook ataupun Twitter. Begitulah setidaknya kejujuran yang ada, walaupun bukan kejujuran dalam bentuk yang nyata, dalam arti kebencian terhadap seseorang itu bersifat perspektif dan opini, setidaknya kejujuran harus diterapkan dalam tingkatan yang lebih tinggi.
Spoiler for 4. Kepemimpinan:
Kepemimpinan merupakan HAL YANG PALING SALAH KIPRAHdalam dunia pendidikan kita saat ini. Anda pernah mendengar seseorang yang mendapatkan nilai dibawah KKM menjadi ketua kelompok? Kalau iya, maka kemungkinannya hanyalah 1/1.000.000. Kesalahan paling besar yang ada adalah, ketika guru menganggap murid yang pintar cocok menjadi seorang ketua, bahkan guru saya pernah mengatakan "Seseorang yang ahli dalam MIPA, maka ia akan ahli dalam bidang filosofi", apa yang aneh? Yah, apakah setiap orang yang ahli dalam bidang filosofi harus ahli dalam bidang MIPA? Tentu saja tidak! Bila ditanya mengapa guru tidak memilih murid yang kurang cemerlang, palingan mereka hanya menjawab dengan "Karena murid pintar biasanya memiliki tanggung jawab yang lebih besar" -tidak juga, ingat dengan prinsip kejujuran saya yang diatas. Seseorang yang patut menjadi pemimpin tidaklah hanya orang yang pintar -jiwa kepemimpinan itu hanya dimiliki oleh sedikit orang. Logikanya ada 2. Pertama, jika kepemimpinan hanya dimiliki sedikit kalangan, bukankah seharusnya kepemimpinan diasah sedini mungkin? Kedua, jika kepemimpinan itu sedikit, kenapa anda masih ngotot yang pintar harus TETAP menjadi ketua kelompok? Bagaimana jika ternyata kecerdasan interpersonal mereka tidak sebesar logis-matematis mereka? Padahal, logis-matematis dan interpesonal adalah kecerdasan yang berbeda, bukan? Salah satu contoh yang mudah selain pemilihan anggota kelompok adalah pemilihan OSIS. Mari kita pandang "kepemimpinan" dalam edukasi di sekolah dengan hal yang berbeda -baru -berani.
Spoiler for 5. Motivasi:
Mungkin poin ini sangat jarang diperhatikan dalam dunia pendiidkaa, maksud saya bukan dalam arti "Kalian sudah mau naik kelas" atau "Orangtua kalian susah-susah" -pffftt... Motivasi yang dimaksudkan disini adalah motivasi dalam bentuk nyata. Motivasi termudah? Mungkin salah satu motivasi termudah yang dapat dilakukan oleh guru adalah tugas yang tidak berlebihan, pemilihan teman sekelas yang imbang, dan kelakuan guru yang baik. Percayalah, hal seperti itu akan SANGAT berarti bagi murid, setidaknya murid juga akan merasa dihargai dan dipercayai sehingga mereka dapat melakukan hal yang lebih baik di sekolah. Mungkin untuk membangun motivasi agak sulit, tapi setidaknya guru juga harus berusaha untuk memperjuangkannya. Hal yang mungkin salah juga adalah ketika motivasi yang diberi dirasa tidak cukup oleh murid. Kalau masalahnya seperti ini, tidak ada salahnya mencoba bantuan dari guru BK, bukan? Di satu sisi, murid harus mencoba merefleksikan dirinya, dan disisi yang lainnay guru juga harus bertanya apakah motivasi yang diberikan cukup atau tidak.
Akhir kata
Quote:
Akhir kata, hal-hal kecil yang dianggap benar oleh edukasi sekolah sebenarnya banyak dianggap salah oleh sang murid. Lamban laun, edukasi edukasi sekolah ini harus mencari jalan keluar agar dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Sekolah bukalah sarana edukasi dalam arti "memberitahu yang tidak tahu", tapi edukasi ini juga membentuk afektif kita. Hal-hal yang disebutkan diatas hanyalah sedikit dari berbagai masalah yang ada.
Kalau ane sendiri sih paling benci tentang prinsip kepemimpinan gan

kadang ngeliatnya aneh banget, kenapa orang yang menurut ane gag ada kemampuan emosional yang baik malah bisa dijadiin pemimpin (contohnya orang itu sangat tempramental). Ujung-ujungnya jadi penyesatan tuh menurut ane

Quote:
Simplenya, maukah anda yang SEORANG PEMIMPIN dipimpin oleh seorang PINTAR tanpa JIWA KEPEMIMPINAN?
Seperti iklan 3 gan

Spoiler for :
THINK AGAIN
Kalau berkenan tolong dong gan
Quote:

Quote:





Akhir kata seakhir-akhirnya
TERIMAKASIH GAN

Sumber : http://mylifeis-fun-insane.blogspot....lah-dalam.html
0
1.8K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan