- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Spanish Civil War (1936-1939)
TS
Shuma-Gorath
Spanish Civil War (1936-1939)
Quote:
What
(Apa itu perang sipil Spanyol?)
Perang sipil Spanyol (Spanish civil war)adalah perang saudara yang terjadi di Spanyol pada tahun 1936 sampai 1939 antara kubu republikan (kubu pro-reformasi pasca tumbangnya Kerajaan Spanyol) melawan kubu nasionalis Spanyol (kubu anti-reformasi). Seusai perang yang dimenangkan oleh kubu nasionalis tersebut, Spanyol sempat berada dalam kondisi porak-poranda & sistem pemerintahan Spanyol kembali berubah menjadi kerajaan - walaupun dalam prakteknya, Raja Spanyol baru kembali bertahta di tahun 1975.
(Apa itu perang sipil Spanyol?)
Perang sipil Spanyol (Spanish civil war)adalah perang saudara yang terjadi di Spanyol pada tahun 1936 sampai 1939 antara kubu republikan (kubu pro-reformasi pasca tumbangnya Kerajaan Spanyol) melawan kubu nasionalis Spanyol (kubu anti-reformasi). Seusai perang yang dimenangkan oleh kubu nasionalis tersebut, Spanyol sempat berada dalam kondisi porak-poranda & sistem pemerintahan Spanyol kembali berubah menjadi kerajaan - walaupun dalam prakteknya, Raja Spanyol baru kembali bertahta di tahun 1975.
Quote:
When
(Kapan perang sipil Spanyol berlangsung?)
17 Juli 1936 1 April 1939
(Kapan perang sipil Spanyol berlangsung?)
17 Juli 1936 1 April 1939
Quote:
Where
(Di mana perang sipil Spanyol berlangsung?)
- Spanyol
- Sahara Spanyol (sekarang Maroko)
(Di mana perang sipil Spanyol berlangsung?)
- Spanyol
- Sahara Spanyol (sekarang Maroko)
Quote:
Who
(Siapa saja yang terlibat dalam perang sipil Spanyol?)
Kelompok republikan :
- komunis
- anarkis
- liberalis
- rakyat Basque & Catalonia
Didukung oleh :
- Meksiko
- Uni Soviet
versus
Kelompok nasionalis :
- fasis
- monarkis
- Katolik (Carlis)
- kapitalis & tuan tanah
Didukung oleh :
- Jerman
- Italia
- Portugal
(Siapa saja yang terlibat dalam perang sipil Spanyol?)
Kelompok republikan :
- komunis
- anarkis
- liberalis
- rakyat Basque & Catalonia
Didukung oleh :
- Meksiko
- Uni Soviet
versus
Kelompok nasionalis :
- fasis
- monarkis
- Katolik (Carlis)
- kapitalis & tuan tanah
Didukung oleh :
- Jerman
- Italia
- Portugal
Quote:
Why
(Mengapa perang sipil Spanyol bisa terjadi?)
Spanyol awalnya merupakan salah satu negara adidaya di Abad Pertengahan, namun kondisinya berubah total saat memasuki abad ke-20. Sektor industrinya tertinggal jauh dibandingkan negara-negara Eropa Barat lainnya, sektor pemerintahannya digerogoti oleh korupsi, sementara kondisi sosial masyarakatnya dipisahkan oleh jurang kesenjangan sosial yang lebar. Kemiskinan yang melanda rakyat Spanyol semakin parah menyusul timbulnya krisis ekonomi global pada tahun 1930-an.
Merasa tidak puas dengan kondisi tersebut, pada tahun 1931 sejumlah politikus Spanyol yang menganut ideologi liberal & sayap kiri memutuskan untuk melakukan reformasi politik & membubarkan Kerajaan Spanyol di tahun 1931. Upaya reformasi tersebut berjalan relatif mulus karena mayoritas rakyat Spanyol yang memang menginginkan perubahan akibat kegagalan pihak kerajaan mengatasi masalah-masalah sosial. Dengan demikian, sejak tahun 1931 era Kerajaan Spanyol pun berakhir & era Republik Spanyol dimulai.
Ada beberapa program perubahan penting yang diusung oleh para politikus pelaku reformasi saat mendirikan Republik Spanyol. Program-program tersebut antara lain penetapan sistem sekuler untuk menjauhkan institusi gereja dari aktivitas pemerintahan, pemangkasan kekuatan militer negara, & pembagian tanah kepada para petani kelas bawah. Rencana dari para politikus tersebut jelas langsung mendapat penolakan dari kalangan gereja, militer senior, para pemilik tanah, & bekas anggota kerajaan yang merasa hak-hak istimewanya selama ini diusik.
Akibat perbedaan pendapat mengenai reformasi pasca bubarnya kerajaan, Spanyol pun terbelah menjadi 2 kubu : kubu pro-reformasi & kubu anti-reformasi. Kedua kubu yang berseberangan awalnya sempat membentuk koalisi pemerintahan di tahun 1933, namun perbedaan pendapat antar faksi-faksi dalam tubuh koalisi membuat pemerintah Spanyol kerap menemui kesulitan saat akan membuat & menjalankan aneka kebijakan. Kegagalan menjalankan sejumlah kebijakan - khususnya yang berkaitan dengan pembagian lahan ke penduduk kelas bawah - membuat pamor pemerintah Spanyol pasca reformasi mulai memudar di mata rakyat.
Perbedaan pendapat yang melanda koalisi pemerintahan semakin lama semakin memanas. Sebagai akibatnya, pihak-pihak yang berseberangan pun mulai memakai metode teror & kekerasan terhadap pihak lawannya. Pembunuhan para tokoh politik menjadi semakin lumrah. Aksi penyerangan ke bangunan-bangunan keagamaan semakin sering terjadi. Kelompok-kelompok milisi semakin lama semakin membludak jumlahnya. Para tentara Spanyol yang merasa tidak puas dengan menurunnya taraf hidup mereka akibat kebijakan pemerintah pasca reformasi juga sempat memberontak di tahun 1932, namun pemberontakan tersebut berhasil ditumpas.
Tahun 1936 di tengah-tengah kondisi sosial politik yang semakin kritis, Spanyol menggelar pemilu. Pemilu tersebut berhasil dimenangkan oleh partai koalisi Front Populer yang anggotanya pro-reformasi dengan keunggulan suara amat tipis atas rival terkuatnya, partai koalisi Front Nasionalis yang anti-reformasi. Pasca dibentuknya pemerintahan hasil pemilu, kondisi keamanan di seantero Spanyol semakin lama malah semakin mencekam sehingga perang saudara berskala nasional ibarat hanya tinggal menunggu waktu...
(Mengapa perang sipil Spanyol bisa terjadi?)
Spanyol awalnya merupakan salah satu negara adidaya di Abad Pertengahan, namun kondisinya berubah total saat memasuki abad ke-20. Sektor industrinya tertinggal jauh dibandingkan negara-negara Eropa Barat lainnya, sektor pemerintahannya digerogoti oleh korupsi, sementara kondisi sosial masyarakatnya dipisahkan oleh jurang kesenjangan sosial yang lebar. Kemiskinan yang melanda rakyat Spanyol semakin parah menyusul timbulnya krisis ekonomi global pada tahun 1930-an.
Merasa tidak puas dengan kondisi tersebut, pada tahun 1931 sejumlah politikus Spanyol yang menganut ideologi liberal & sayap kiri memutuskan untuk melakukan reformasi politik & membubarkan Kerajaan Spanyol di tahun 1931. Upaya reformasi tersebut berjalan relatif mulus karena mayoritas rakyat Spanyol yang memang menginginkan perubahan akibat kegagalan pihak kerajaan mengatasi masalah-masalah sosial. Dengan demikian, sejak tahun 1931 era Kerajaan Spanyol pun berakhir & era Republik Spanyol dimulai.
Ada beberapa program perubahan penting yang diusung oleh para politikus pelaku reformasi saat mendirikan Republik Spanyol. Program-program tersebut antara lain penetapan sistem sekuler untuk menjauhkan institusi gereja dari aktivitas pemerintahan, pemangkasan kekuatan militer negara, & pembagian tanah kepada para petani kelas bawah. Rencana dari para politikus tersebut jelas langsung mendapat penolakan dari kalangan gereja, militer senior, para pemilik tanah, & bekas anggota kerajaan yang merasa hak-hak istimewanya selama ini diusik.
Akibat perbedaan pendapat mengenai reformasi pasca bubarnya kerajaan, Spanyol pun terbelah menjadi 2 kubu : kubu pro-reformasi & kubu anti-reformasi. Kedua kubu yang berseberangan awalnya sempat membentuk koalisi pemerintahan di tahun 1933, namun perbedaan pendapat antar faksi-faksi dalam tubuh koalisi membuat pemerintah Spanyol kerap menemui kesulitan saat akan membuat & menjalankan aneka kebijakan. Kegagalan menjalankan sejumlah kebijakan - khususnya yang berkaitan dengan pembagian lahan ke penduduk kelas bawah - membuat pamor pemerintah Spanyol pasca reformasi mulai memudar di mata rakyat.
Perbedaan pendapat yang melanda koalisi pemerintahan semakin lama semakin memanas. Sebagai akibatnya, pihak-pihak yang berseberangan pun mulai memakai metode teror & kekerasan terhadap pihak lawannya. Pembunuhan para tokoh politik menjadi semakin lumrah. Aksi penyerangan ke bangunan-bangunan keagamaan semakin sering terjadi. Kelompok-kelompok milisi semakin lama semakin membludak jumlahnya. Para tentara Spanyol yang merasa tidak puas dengan menurunnya taraf hidup mereka akibat kebijakan pemerintah pasca reformasi juga sempat memberontak di tahun 1932, namun pemberontakan tersebut berhasil ditumpas.
Tahun 1936 di tengah-tengah kondisi sosial politik yang semakin kritis, Spanyol menggelar pemilu. Pemilu tersebut berhasil dimenangkan oleh partai koalisi Front Populer yang anggotanya pro-reformasi dengan keunggulan suara amat tipis atas rival terkuatnya, partai koalisi Front Nasionalis yang anti-reformasi. Pasca dibentuknya pemerintahan hasil pemilu, kondisi keamanan di seantero Spanyol semakin lama malah semakin mencekam sehingga perang saudara berskala nasional ibarat hanya tinggal menunggu waktu...
Quote:
How Many
(Berapa jumlah korban tewas dalam perang sipil Spanyol?)
Sekitar 500 ribu jiwa.
(Berapa jumlah korban tewas dalam perang sipil Spanyol?)
Sekitar 500 ribu jiwa.
0
20.2K
Kutip
113
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan