- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Masuknya Islam di Taiwan


TS
yepe150
Sejarah Masuknya Islam di Taiwan
Sebelumnya kita cek dulu gan, dan hasilnya 100% NO REPOST
Spoiler for Bukti No Repost (klik untuk memperbesar):

Supaya rame mari di rate
dulu gan, minimal bintang 5 ya.. 
Islam di Taiwan termasuk agama yang relatif kecil meski dianut oleh cukup banyak orang. Masuknya Islam ke Taiwan (waktu itu masih bernama Pulau Formosa) tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke negeri Tiongkok. Islam masuk ke Tiongkok melalui kawasan barat negeri itu, bersamaan dengan kedatangan pedagang Muslim pada abad ketujuh Masehi yang kemudian menikahi perempuan setempat. Perkimpoian mereka menghasilkan kelompok etnis baru di Tiongkok yang bernama etnis Hui. Itu sebabnya mula-mula masyarakat Tiongkok biasa menyebut agama Islam dengan sebutan 回教 (Huì Jiào)yang berarti agama Hui. Tapi belakangan masyarakat lebih terbiasa dengan sebutan 伊斯蘭教 (Yīsīlán Jiào) atau agama Islam.
Di Tiongkok ada sekitar 20 juta orang beragama Islam. Sebagian di antara mereka kemudian berhijrah ke Taiwan pada abad ke-17 saat orang Muslim yang tinggal di provinsi Fujian yang berada di pesisir selatan Tiongkok bergabung dengan pasukan Koxinga (Cheng Cheng-Kung) menyerbu Taiwan untuk mengusir pasukan Belanda yang menduduki pulau itu. Usai perang, sebagian pasukan Koxinga yang beragama Islam itu ada yang memilih menetap di Taiwan.
Keturunan mereka kemudian menikah dan berasimilasi dengan masyarakat setempat. Sebagian mereka ada yang tetap menjadi Muslim, sedangkan sebagian lain berpindah agama.
Menurut Profesor Lien Ya Tang dalam bukunya yang berjudul History of Taiwan (1918), meskipun mereka beragama Islam, orang Muslim yang menetap di pulau Formosa itu tidak aktif menyebarkan agamanya. Mereka juga tidak membangun masjid di pulau tersebut.
Gelombang kedua kedatangan orang Muslim ke Taiwan berlangsung selama perang sipil Tiongkok pada abad ke-20. Pada saat itu sekitar 20.000 tentara Muslim beserta keluarganya yang pro partai nasionalis Kuomintang pimpinan Chiang Kai Shek ikut hijrah ke Taiwan pada tahun 1949, karena tidak sudi berada di Tiongkok daratan yang dikuasai Partai Komunis Tiongkok.
Kebanyakan mereka adalah tentara dan pegawai negeri yang berasal dari provinsi Tiongkok bagian selatan dan barat yang banyak dihuni orang Islam, seperti Yunnan, Xinjiang, Ningxia, dan Gansu.
Selama tahun 1950-an kontak antara etnis Hui (masyarakat Muslim) dan etnis Han sangat terbatas karena perbedaan adat istiadat di antara mereka. Kebanyakan masyarakat Muslim lebih mengandalkan hubungan antar mereka sendiri melalui pertemuan komunitas mereka di sebuah rumah di Jalan Lishui (麗水街
di Taipei.
Namun ketika tahun 1960-an kaum Muslimin melihat kenyataan bahwa kembali ke Tiongkok daratan tidak lebih baik, kontak dengan etnis Han jadi lebih sering. Meski begitu interaksi dan saling bantu dengan sesama umat Islam tetap terus dijaga.
Pada tahun 1980-an ribuan umat Islam dari Myanmar dan Thailand bermigrasi ke Taiwan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka adalah keturunan tentara pro nasionalis yang melarikan diri dari provinsi Yunnan ketika kelompok komunis berhasil menguasai Tiongkok daratan.
Saat ini ada sekitar 53.000 orang Taiwan yang beragama Islam serta lebih dari 80.000 orang Muslim Indonesia yang menjadi pekerja (TKI) di Taiwan. Sehingga tahun 2007) ada sekitar 140.000 umat Islam di Taiwan.
Meskipun perkembangan umat Islam di negeri ini sangat lambat namun dilaporkan setiap tahun ada sekitar 100 orang Taiwan yang masuk Islam, terutama karena menikah dengan pria Muslim.
Sumber

Cerita berikut memaparkan kesan pertama saya menginjakkan kaki sampai saat ini (satu bulan) di Taiwan terkait dengan kehidupan Islam di Taiwan atau orang mengenalnya dengan negeri Formosa.
Formosa, kata itu berasal dari bahasa Portugis llha Formosa yang artinya beautiful island atau pulau (Negara) yang indah. Taiwan dengan mayoritas penduduknya cenderung tidak memiliki agama yang pasti, sungguh keberadaan Islam di Taiwan menjadi hal yang sangat luar biasa menurut saya. Dengan metode penyebaran melalui para TKI (Tenaga Kerja Indonesia dan Tenaga Kerja Intelektual) (maaf sebelumnya bukan berarti TKI tidak intelek tapi ini adalah penyetaraan yang dibuat bahwa kita semua orang Indonesia tidak ada perbedaan baik pekerja maupun pelajar dengan sama-sama dipanggil TKI kita semua adalah orang Indonesia, boleh dianggap serius boleh juga untuk candaan belaka J) ini adalah sebuah kebetulan yang tidak bisa juga dianggap sebagai kebetulan karena semua telah ada garis kehidupan Islam dari Allah untuk tetap memenangkan agama Islam.
Muslim atau Islam, ya, kata itu sangatlah asing bagi penduduk Taiwan. Kita semua umat muslim menjadi artis di sini terutama para akhwat. Bagaimana tidak, mereka bingung melihat di panas terik matahari para akhwat tetap memakai jilbab, tidakkah mereka kepanasan dan kegerahan?? (kurang lebih itulah yang ada dalam pikiran mereka). Tidak hanya itu ketika kita sholat berjamaah di ruangan terbuka tak sedikit orang yang mononton kita yang sedang sholat, ketika salam, lho ko banyak orang di belakang yang melihat kita kan bukan lagi ngelenong, he.. Ini adalah salah satu metode penyebaran Islam secara tidak langsung kepada mereka. Kita berusaha memperkenalkan Islam sehalus mungkin tanpa ada cacat sedikit pun. melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya, itulah cara terhalus yang bisa kita lakukan untuk menyebarkan agama kita (menurut pikiran saya) betapa kuat dan indahnya toleransi Islam, bahkan kepada umat lain sekalipun. Hilangkan kata teroris dan radikalisme Islam dari mind set mereka karena kenyataannya kita umat muslim bukanlah seorang teroris atau pembuat kerusuhan di dunia.
Ada beberapa hal sulit yang saya alami ketika berada di Taiwan. Hal tersulit yang saya alami ketika berusaha menjadi muslim di negeri ini adalah, pertama mengenai makanan halal, kedua mengenai bagimanakah menjelaskan Islam ketika ditanya apa itu solat kenapa harus solat,ko sering kali solatnya dan lain-lain,
Mengenai makanan halal, jujur saja kalau tidak ada senior di universitas, saya belom bisa memastikan kalo makanan yang saya makan tidak mengandung Zhū ròu ( 豬肉 ) atau yang lain yang tidak boleh dimakan umat muslim meskipun sekarang pun masih agak bingung mengenai makanan itu, tapi jauh lebih mengerti jika dibandingkan pertama kali datang. Semoga untuk yang satu ini kita semua tidak serta merta ketika lapar kita makan saja semua tanpa pikir panjang. Kita punya rule atau aturan yang harus kita patuhi.
Hal yang kedua adalah ketika disuruh menjelaskan tentang Islam terutama solat dan yang lainnya. Sebetulnya ini adalah masalah pribadi karena tidak semua orang mendapat pertanyaan itu tapi kenyataannya memang sangat sulit untuk menjelaskan,pertama kita tidak terbiasa menjelaskan dengan bahasa inggris dan kalaupun bisa, akan sangat sulit bagi mereka untuk mengerti (orang mereka juga bingung dengan bahasa inggris, hehe..). Ada hal yang perlu diperhatikan dan dijelaskan lebih jelas (detail) ketika ditanya tentang dzuhur, asar, maghib, isya, dan subuh. Mereka akan mengira itu adalah nama Allah (tinggal bilang aja bukan) tapi kalau kita menjelaskan lebih lanjut bahwa Allah punya asmaul husna (99) maka kita harus diikuti dengan menjelaskan bahwa Allah kita satu tapi namanya banyak (itu sederhananya) karena mereka akan mengira Tuhan kita ada 99 juga (ini akan berbahaya sepertinya).
Ada 1 hal lagi,tentang masjid atau tempat solat. Jujur, selama 1 bulan ini saya tidak pernah solat jumat, bukan males tapi jauh sekali kalau harus ke Tainan dari chiayi untuk solat jumat sedangkan saya juga ada kelas sekitar jam 1.30 pm. Mungkin ada saran dari pembaca tulisan ini bagaimana biar kami(karena tidak hanya saya) bisa melaksanakan solat jumat tanpa ada hambatan, insyaAllah dan mudah-mudahan ada jalan. Kami laskar chiayi memiliki wacana untuk mendekati rektor/presiden NCYU untuk diberi satu saja ruangan untuk tempat kami solat berjamaah kalau sedang di kampus, amin.
Tulisan singkat ini khususnya dari saya dan umumnya dari laskar Chiayi (Sebutan Mahasiswa Muslim di Chiayi) ditulis dengan tujuan semoga kita selalu tetap dalam lingkaran agama kita sehingga diharapkan ketika semakin banyak muslim maka lingkaran akan semakin kokoh. Karena pada dasarnya kita tidak masuk surga sendirian, Allah akan bertanya tentang sudara kita dan jika kita tidak bisa mempertanggungjawabkan maka hilanglah sudah kesempatan untuk meraih nikmat akhirat.
by : Nurwenda Novan Maulana atau 陸偉成(Lù-wěi chéng)
Sumber


Quote:
Quote:
Islam di Taiwan termasuk agama yang relatif kecil meski dianut oleh cukup banyak orang. Masuknya Islam ke Taiwan (waktu itu masih bernama Pulau Formosa) tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke negeri Tiongkok. Islam masuk ke Tiongkok melalui kawasan barat negeri itu, bersamaan dengan kedatangan pedagang Muslim pada abad ketujuh Masehi yang kemudian menikahi perempuan setempat. Perkimpoian mereka menghasilkan kelompok etnis baru di Tiongkok yang bernama etnis Hui. Itu sebabnya mula-mula masyarakat Tiongkok biasa menyebut agama Islam dengan sebutan 回教 (Huì Jiào)yang berarti agama Hui. Tapi belakangan masyarakat lebih terbiasa dengan sebutan 伊斯蘭教 (Yīsīlán Jiào) atau agama Islam.
Di Tiongkok ada sekitar 20 juta orang beragama Islam. Sebagian di antara mereka kemudian berhijrah ke Taiwan pada abad ke-17 saat orang Muslim yang tinggal di provinsi Fujian yang berada di pesisir selatan Tiongkok bergabung dengan pasukan Koxinga (Cheng Cheng-Kung) menyerbu Taiwan untuk mengusir pasukan Belanda yang menduduki pulau itu. Usai perang, sebagian pasukan Koxinga yang beragama Islam itu ada yang memilih menetap di Taiwan.
Keturunan mereka kemudian menikah dan berasimilasi dengan masyarakat setempat. Sebagian mereka ada yang tetap menjadi Muslim, sedangkan sebagian lain berpindah agama.
Menurut Profesor Lien Ya Tang dalam bukunya yang berjudul History of Taiwan (1918), meskipun mereka beragama Islam, orang Muslim yang menetap di pulau Formosa itu tidak aktif menyebarkan agamanya. Mereka juga tidak membangun masjid di pulau tersebut.
Gelombang kedua kedatangan orang Muslim ke Taiwan berlangsung selama perang sipil Tiongkok pada abad ke-20. Pada saat itu sekitar 20.000 tentara Muslim beserta keluarganya yang pro partai nasionalis Kuomintang pimpinan Chiang Kai Shek ikut hijrah ke Taiwan pada tahun 1949, karena tidak sudi berada di Tiongkok daratan yang dikuasai Partai Komunis Tiongkok.
Kebanyakan mereka adalah tentara dan pegawai negeri yang berasal dari provinsi Tiongkok bagian selatan dan barat yang banyak dihuni orang Islam, seperti Yunnan, Xinjiang, Ningxia, dan Gansu.
Selama tahun 1950-an kontak antara etnis Hui (masyarakat Muslim) dan etnis Han sangat terbatas karena perbedaan adat istiadat di antara mereka. Kebanyakan masyarakat Muslim lebih mengandalkan hubungan antar mereka sendiri melalui pertemuan komunitas mereka di sebuah rumah di Jalan Lishui (麗水街

Namun ketika tahun 1960-an kaum Muslimin melihat kenyataan bahwa kembali ke Tiongkok daratan tidak lebih baik, kontak dengan etnis Han jadi lebih sering. Meski begitu interaksi dan saling bantu dengan sesama umat Islam tetap terus dijaga.
Pada tahun 1980-an ribuan umat Islam dari Myanmar dan Thailand bermigrasi ke Taiwan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka adalah keturunan tentara pro nasionalis yang melarikan diri dari provinsi Yunnan ketika kelompok komunis berhasil menguasai Tiongkok daratan.
Saat ini ada sekitar 53.000 orang Taiwan yang beragama Islam serta lebih dari 80.000 orang Muslim Indonesia yang menjadi pekerja (TKI) di Taiwan. Sehingga tahun 2007) ada sekitar 140.000 umat Islam di Taiwan.
Meskipun perkembangan umat Islam di negeri ini sangat lambat namun dilaporkan setiap tahun ada sekitar 100 orang Taiwan yang masuk Islam, terutama karena menikah dengan pria Muslim.
Sumber
Spoiler for Taipei Grand Mosque:

Quote:
Kesan Pertama Sebagai Muslim di Taiwan
Cerita berikut memaparkan kesan pertama saya menginjakkan kaki sampai saat ini (satu bulan) di Taiwan terkait dengan kehidupan Islam di Taiwan atau orang mengenalnya dengan negeri Formosa.
Formosa, kata itu berasal dari bahasa Portugis llha Formosa yang artinya beautiful island atau pulau (Negara) yang indah. Taiwan dengan mayoritas penduduknya cenderung tidak memiliki agama yang pasti, sungguh keberadaan Islam di Taiwan menjadi hal yang sangat luar biasa menurut saya. Dengan metode penyebaran melalui para TKI (Tenaga Kerja Indonesia dan Tenaga Kerja Intelektual) (maaf sebelumnya bukan berarti TKI tidak intelek tapi ini adalah penyetaraan yang dibuat bahwa kita semua orang Indonesia tidak ada perbedaan baik pekerja maupun pelajar dengan sama-sama dipanggil TKI kita semua adalah orang Indonesia, boleh dianggap serius boleh juga untuk candaan belaka J) ini adalah sebuah kebetulan yang tidak bisa juga dianggap sebagai kebetulan karena semua telah ada garis kehidupan Islam dari Allah untuk tetap memenangkan agama Islam.
Muslim atau Islam, ya, kata itu sangatlah asing bagi penduduk Taiwan. Kita semua umat muslim menjadi artis di sini terutama para akhwat. Bagaimana tidak, mereka bingung melihat di panas terik matahari para akhwat tetap memakai jilbab, tidakkah mereka kepanasan dan kegerahan?? (kurang lebih itulah yang ada dalam pikiran mereka). Tidak hanya itu ketika kita sholat berjamaah di ruangan terbuka tak sedikit orang yang mononton kita yang sedang sholat, ketika salam, lho ko banyak orang di belakang yang melihat kita kan bukan lagi ngelenong, he.. Ini adalah salah satu metode penyebaran Islam secara tidak langsung kepada mereka. Kita berusaha memperkenalkan Islam sehalus mungkin tanpa ada cacat sedikit pun. melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Nya, itulah cara terhalus yang bisa kita lakukan untuk menyebarkan agama kita (menurut pikiran saya) betapa kuat dan indahnya toleransi Islam, bahkan kepada umat lain sekalipun. Hilangkan kata teroris dan radikalisme Islam dari mind set mereka karena kenyataannya kita umat muslim bukanlah seorang teroris atau pembuat kerusuhan di dunia.
Ada beberapa hal sulit yang saya alami ketika berada di Taiwan. Hal tersulit yang saya alami ketika berusaha menjadi muslim di negeri ini adalah, pertama mengenai makanan halal, kedua mengenai bagimanakah menjelaskan Islam ketika ditanya apa itu solat kenapa harus solat,ko sering kali solatnya dan lain-lain,
Mengenai makanan halal, jujur saja kalau tidak ada senior di universitas, saya belom bisa memastikan kalo makanan yang saya makan tidak mengandung Zhū ròu ( 豬肉 ) atau yang lain yang tidak boleh dimakan umat muslim meskipun sekarang pun masih agak bingung mengenai makanan itu, tapi jauh lebih mengerti jika dibandingkan pertama kali datang. Semoga untuk yang satu ini kita semua tidak serta merta ketika lapar kita makan saja semua tanpa pikir panjang. Kita punya rule atau aturan yang harus kita patuhi.
Hal yang kedua adalah ketika disuruh menjelaskan tentang Islam terutama solat dan yang lainnya. Sebetulnya ini adalah masalah pribadi karena tidak semua orang mendapat pertanyaan itu tapi kenyataannya memang sangat sulit untuk menjelaskan,pertama kita tidak terbiasa menjelaskan dengan bahasa inggris dan kalaupun bisa, akan sangat sulit bagi mereka untuk mengerti (orang mereka juga bingung dengan bahasa inggris, hehe..). Ada hal yang perlu diperhatikan dan dijelaskan lebih jelas (detail) ketika ditanya tentang dzuhur, asar, maghib, isya, dan subuh. Mereka akan mengira itu adalah nama Allah (tinggal bilang aja bukan) tapi kalau kita menjelaskan lebih lanjut bahwa Allah punya asmaul husna (99) maka kita harus diikuti dengan menjelaskan bahwa Allah kita satu tapi namanya banyak (itu sederhananya) karena mereka akan mengira Tuhan kita ada 99 juga (ini akan berbahaya sepertinya).
Ada 1 hal lagi,tentang masjid atau tempat solat. Jujur, selama 1 bulan ini saya tidak pernah solat jumat, bukan males tapi jauh sekali kalau harus ke Tainan dari chiayi untuk solat jumat sedangkan saya juga ada kelas sekitar jam 1.30 pm. Mungkin ada saran dari pembaca tulisan ini bagaimana biar kami(karena tidak hanya saya) bisa melaksanakan solat jumat tanpa ada hambatan, insyaAllah dan mudah-mudahan ada jalan. Kami laskar chiayi memiliki wacana untuk mendekati rektor/presiden NCYU untuk diberi satu saja ruangan untuk tempat kami solat berjamaah kalau sedang di kampus, amin.
Tulisan singkat ini khususnya dari saya dan umumnya dari laskar Chiayi (Sebutan Mahasiswa Muslim di Chiayi) ditulis dengan tujuan semoga kita selalu tetap dalam lingkaran agama kita sehingga diharapkan ketika semakin banyak muslim maka lingkaran akan semakin kokoh. Karena pada dasarnya kita tidak masuk surga sendirian, Allah akan bertanya tentang sudara kita dan jika kita tidak bisa mempertanggungjawabkan maka hilanglah sudah kesempatan untuk meraih nikmat akhirat.
by : Nurwenda Novan Maulana atau 陸偉成(Lù-wěi chéng)
Sumber
Spoiler for Muslim Taiwan:

Spoiler for Bonus:
Sekian dulu informasi dari ane. Mudah-mudahan bisa bermanfaat buat agan-agan kaskuser. Yang merasa terbantu boleh kasih
gan, tapi yang nggak suka sama trit ane jangan lempar
ya gan..
Kaskuser yang berperi-Kaskus-an pasti ninggalin komen yang bermutu. Yang ngejunk siap-siap disunat sama momod..
Komentar terbaik bakal ane pajang di pejwan..


Kaskuser yang berperi-Kaskus-an pasti ninggalin komen yang bermutu. Yang ngejunk siap-siap disunat sama momod..

Komentar terbaik bakal ane pajang di pejwan..
0
7.7K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan