- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Nusantara: Erupsi Krakatau| 129 Tahun yang lalu, Krakatau meledakkan dunia.


TS
Arif.KooL
Sejarah Nusantara: Erupsi Krakatau| 129 Tahun yang lalu, Krakatau meledakkan dunia.
Quote:
Saat almanak menunjuk tanggal 26-27 Agustus 1883, 129 tahun lalu, situasi kawasan Selat Sunda bagai neraka. Setelah tidur panjang selama 200 tahun, Gunung Krakatau tak sekedar meletus, ia meledakkan dirinya sendiri hingga hancur berkeping.
Puncaknya terjadi Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20, Krakatau meletus dahsyat. Kekuatannya setara 150 megaton TNT, lebih 10.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Melenyapkan pulau dan memicu dua tsunami, dengan tinggi maksimal 40 meter, yang menewaskan lebih dari 35.000 orang.
Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di timur. Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di muka bumi.
Akibatnya tak hanya melenyapkan sebuah pulau beserta orang-orangnya, melainkan membuat mandeg perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad, demikian ungkap Simon Winchester, penulis buku, "Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883" atau "Krakatau: Hari di Mana Dunia Meledak, 27 Agustus 1883".
Penemuan telegraf dan kabel bawah laut memungkinkan kabar letusan gunung di Hindia Belanda, Indonesia kala itu, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Bahkan orang di Boston bisa membaca beritanya keesokan harinya. "Dunia berubah di era 1880-an, Krakatau adalah momentum, dan kabel (telegraf) adalah agen perubahan, itu pendapat saya," kata Winchester seperti dimuat CNN.
Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru.
Pasca letusan tersebut, Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau. Ia sangat aktif dan terus bertumbuh.
Karena sejarah induknya yang mematikan, Tak hanya dipantau ahli gunung Indonesia, Anak Krakatau adalah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1.
Saat ini, seperti dimuat situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Anak Krakatau berstatus Waspada sejak 26 Januari 2012 lalu. Apakah ia akan mengulangi letusan dahsyat induknya 1883 lalu? Tak ada yang tahu.
Yang jelas, gunung itu kini menjadi perhatian para ahli gunung api. "Sumber daya geologi, para ahli geologi, dengan data geologi yang ada berusaha membuka tabir mekanisme pembentukan kaldera Krakatau dan kejadian yang akan datang," demikian dimuat di laman PVMBG.
Puncaknya terjadi Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20, Krakatau meletus dahsyat. Kekuatannya setara 150 megaton TNT, lebih 10.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Melenyapkan pulau dan memicu dua tsunami, dengan tinggi maksimal 40 meter, yang menewaskan lebih dari 35.000 orang.
Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di timur. Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di muka bumi.
Akibatnya tak hanya melenyapkan sebuah pulau beserta orang-orangnya, melainkan membuat mandeg perekonomian kolonial yang berusia berabad-abad, demikian ungkap Simon Winchester, penulis buku, "Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883" atau "Krakatau: Hari di Mana Dunia Meledak, 27 Agustus 1883".
Penemuan telegraf dan kabel bawah laut memungkinkan kabar letusan gunung di Hindia Belanda, Indonesia kala itu, dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Bahkan orang di Boston bisa membaca beritanya keesokan harinya. "Dunia berubah di era 1880-an, Krakatau adalah momentum, dan kabel (telegraf) adalah agen perubahan, itu pendapat saya," kata Winchester seperti dimuat CNN.
Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru.
Pasca letusan tersebut, Krakatau hancur sama sekali. Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau. Ia sangat aktif dan terus bertumbuh.
Karena sejarah induknya yang mematikan, Tak hanya dipantau ahli gunung Indonesia, Anak Krakatau adalah satu dari 100 gunung berapi yang terus dipantau NASA melalui satelit Earth Observing-1 atau EO-1.
Saat ini, seperti dimuat situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Anak Krakatau berstatus Waspada sejak 26 Januari 2012 lalu. Apakah ia akan mengulangi letusan dahsyat induknya 1883 lalu? Tak ada yang tahu.
Yang jelas, gunung itu kini menjadi perhatian para ahli gunung api. "Sumber daya geologi, para ahli geologi, dengan data geologi yang ada berusaha membuka tabir mekanisme pembentukan kaldera Krakatau dan kejadian yang akan datang," demikian dimuat di laman PVMBG.
Spoiler for anak krakatau:
Sumber : TKP
Spoiler for mampir ya gan:


9 Gaya Rambut Monyet
12-8-1990: Penemuan Kerangka T-Rex Terbesar
Perusahaan China Bangun Tempat Tahan Kiamat
Menhan : Indonesia Bisa Lagi Jadi Macan Asia
Ratu Mesir yang cantik jelita ternyata kutilan
6 Bulu Ketek Perempuan Yang Kontroversial
Manusia Melahirkan Seekor Biawak
Rumah Adolf Hitler Di Los Angeles
Foto Saat Presiden Soekarno Solat Di Amerika
[HOT] ABG Mandi Bersama Tanpa Busana
Mobil Ini Jadi Rebutan Anak Muda Kaya Di RI
Benarkah Perang Nuklir Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah?
Wabah PAKAIAN pramuria Menjangkiti Wanita Indonesia
Ini Dia! Pertemuan Sang Proklamator Dengan Marlyn Monroe
Kekuatan Militer TNI No 18 Dunia Dan No 1 Di ASEAN
Misteri Meninggalnya Ibu Tien Soeharto


jangan lupa di

timpuk TS pake


kaskuser yang baik budayakan komen

0
5.5K
Kutip
63
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan