Alkisah seorang bernama Madun sedang menunaikan ibadah haji. Sebelum dia kembali ke tanah air, dia ingin membeli oleh-oleh untuk sanak familinya yang ada di Indonesia.



Kemudian dia berkeliling ke pasar yang ada di dekat Masjidil Haram. Disana dia berputar-putar sejenak lalu terbersit dalam benaknya, "Bagaimana kalo aku belikan sarung saja". Akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi salah satu stand yang menjual aneka souvenir yang kebetulan penjualnya bisa berbahasa Indonesia.



Madun : "Assalamu'alaikum"

Penjual : "Wa'alaikumsalam. Ada yang bisa ane bantu, tuan?"

Madun : "Saya butuh sarung yang bagus yang tidak luntur."

Penjual : "Oh, ada tuan. Ini ada capnya "Dijamin Tidak Luntur", sambil memperlihatkannya ke Madun

Madun : "Hemm, berapa harganya?"

Penjual : "Cuma 100 real, tuan."

Madun : "Mahal banget, di Indonesia saja cuma 10 real"

Penjual : "Disini Arab bukan Indonesia"

Madun : "Baiklah, saya ambil sepuluh."



Beberapa waktu kemudian si Madun tiba di Tanah Air. Dengan bangga ia membagi-bagikan sarung yang dibelinya tadi ke sanak saudaranya.



Secara tidak sengaja, si Madun menumpahkan air dan terkena sarung yang dia beli di Arab. Apa yang terjadi? Ternyata warna sarung tadi memudar alias luntur. Dia kaget bukan main dan Sangat marah!!!



Lalu, dia segera terbang lagi ke Arab untuk meminta penjelasan dari penjual sarung tadi.



Madun : "ente ini gimana, katanya sarung ini tidak luntur. Tapi ternyata Luntur!", dengan nada tinggi

Penjual : "tenang tuan, ente juga sih yang bego. Disini kami membaca tulisan dari kanan ke kiri. Coba ente baca lagi tulisan di cap sarung itu."

Madun : "Luntur tidak Ditanggung", lalu pingsan.

Penjual : wkwkwkwkwk