- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Renungan Ramadhan dan Idul Fitri
TS
mubarak.20
Renungan Ramadhan dan Idul Fitri
Idul Fitri telah datang kembali kepada kita. Setelah kita berpuasa sebulan penuh, Allah SWT kembali menganugerahkan Idul Fitri, yang belum tentu akan kita temui lagi di tahun depan. Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum untuk bersyukur atas nikmat, nikmat bisa kembali menyapa Idul Fitri.
Sejatinya, kita justru baru akan menghadapi tantangan yang berat. Kita sudah berhasil melewati bulan Ramadhan, berusaha meningkatkan ketakwaan kita. Yang harus kita pertahankan adalah, semangat Ramadhan. Semangat untuk terus meningkatkan ketakwaan.
Bila di bulan Ramadhan, kita dilarang makan minum, maka di bulanbulan selanjutnya, kita menghindari makanan dan minuman yang haram. Jika kita besemangat Salat Tarawih, maka kita tetap rajin salat berjamaah di masjid. Begitu juga dengan infak dan sedekah, akan lebih baik jika kita bisa mempertahankan bahkan meningkatkan infak setelah Ramadhan.
Inilah tantangan sebenarnya yang harus kita taklukkan. Bukan tidak mungkin. Karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mempertahankan semangat Ramadhan kita dan menularkannya pada perilaku kita di bulan-bulan setelahnya.
Momentum Idul Fitri biasanya kita isi dengan saling bermaaf-maafan. Saling bermaafan bermakna mengampuni kesalahan orang lain dan membuka hati. Sebuah hari yang indah, ketika kita saling membuka hati, memaafkan kesalahan orang lain. Tetapi ada yang lebih penting lagi, jangan sampai permohonan kita hanya menjadi hiasan di bibir saja. Alangkah lebih baik, jika kita berusaha menjadi orang yang lebih baik, tidak mengulangi lagi kesalahan. Menunjukkan permohonan maaf kita dengan perilaku, bukan hanya sekadar berkata-kata.
Kalau kita membawa pesan Ramadhan dan Idul Fitri ini lebih jauh. Kita bisa berkaca, bahwa di hari ini kita kembali makan minum. Kita sama-sama belajar untuk saling berbagi. Berbagi makanan dengan tetangga. Terlebih kepada saudara kita yang membutuhkan dan saudara non muslim. Berbagi apapun. Alangkah indahnya.
Lebaran bukan hanya menjadi hari sukacita, tetapi penanda bahwa tantangan yang lebih besar akan segera datang. Tantangan mempertahankan semangat Ramadhan. Tantangan untuk mentransfer ion positif Ramadhan ke dalam setiap perilaku kita. Agar permohonan maaf di hari ini, tidak hanya menjadi sekadar ucapan. Tetapi menjadi sebuah bukti perjalanan untuk menjadi insan yang lebih baik.
Bersama-sama berusaha menjadi insan yang lebih baik
Salam semangat
http://edukasi.kompasiana.com/2012/0...an-idul-fitri/
Sejatinya, kita justru baru akan menghadapi tantangan yang berat. Kita sudah berhasil melewati bulan Ramadhan, berusaha meningkatkan ketakwaan kita. Yang harus kita pertahankan adalah, semangat Ramadhan. Semangat untuk terus meningkatkan ketakwaan.
Bila di bulan Ramadhan, kita dilarang makan minum, maka di bulanbulan selanjutnya, kita menghindari makanan dan minuman yang haram. Jika kita besemangat Salat Tarawih, maka kita tetap rajin salat berjamaah di masjid. Begitu juga dengan infak dan sedekah, akan lebih baik jika kita bisa mempertahankan bahkan meningkatkan infak setelah Ramadhan.
Inilah tantangan sebenarnya yang harus kita taklukkan. Bukan tidak mungkin. Karena tidak ada sesuatu yang tidak mungkin. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha mempertahankan semangat Ramadhan kita dan menularkannya pada perilaku kita di bulan-bulan setelahnya.
Momentum Idul Fitri biasanya kita isi dengan saling bermaaf-maafan. Saling bermaafan bermakna mengampuni kesalahan orang lain dan membuka hati. Sebuah hari yang indah, ketika kita saling membuka hati, memaafkan kesalahan orang lain. Tetapi ada yang lebih penting lagi, jangan sampai permohonan kita hanya menjadi hiasan di bibir saja. Alangkah lebih baik, jika kita berusaha menjadi orang yang lebih baik, tidak mengulangi lagi kesalahan. Menunjukkan permohonan maaf kita dengan perilaku, bukan hanya sekadar berkata-kata.
Kalau kita membawa pesan Ramadhan dan Idul Fitri ini lebih jauh. Kita bisa berkaca, bahwa di hari ini kita kembali makan minum. Kita sama-sama belajar untuk saling berbagi. Berbagi makanan dengan tetangga. Terlebih kepada saudara kita yang membutuhkan dan saudara non muslim. Berbagi apapun. Alangkah indahnya.
Lebaran bukan hanya menjadi hari sukacita, tetapi penanda bahwa tantangan yang lebih besar akan segera datang. Tantangan mempertahankan semangat Ramadhan. Tantangan untuk mentransfer ion positif Ramadhan ke dalam setiap perilaku kita. Agar permohonan maaf di hari ini, tidak hanya menjadi sekadar ucapan. Tetapi menjadi sebuah bukti perjalanan untuk menjadi insan yang lebih baik.
Bersama-sama berusaha menjadi insan yang lebih baik
Salam semangat
http://edukasi.kompasiana.com/2012/0...an-idul-fitri/
0
939
8
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan