- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perbedaan Dokter Berjas PANJANG sama Dokter Berjas PENDEK
TS
adithardiyanto
Perbedaan Dokter Berjas PANJANG sama Dokter Berjas PENDEK
Quote:
Seorang yang awam di dunia kesehatan, kemarin bertanya kepada saya tentang jas dokter. Dia bertanya kepada saya, bukan karena saya seorang dokter tapi karena suami saya berprofesi sebagai dokter.
Teh, apa bedanya jas dokter berlengan panjang dengan yang berlengan pendek?
Baiklah. Ini menjadi tema tulisan saya selanjutnya. Meski tidak terlalu paham tentang dunia kedokteran, tapi saya akan coba membagi sedikit yang saya tahu. Jika ada salah mohon dikoreksi.
Di sebuah Rumah Sakit (RS), umumnya dokter mengenakan jas putihnya saat praktik menangani pasien. Atau minimal memasangnya di kursi kerjanya. Yang terakhir, suami saya sering melakukannya. Melatakkan jas dokter di sandaran kursi. Sebab kalau harus memakai jas saat mengerjakan pasien dia bisa kegerahan luar biasa. Maklum, dokter gigi sangat berbeda dengan dokter umum.
Biasanya jas putih lengan panjang itu adalah untuk mereka para dokter spesialis, sedangkan yang berlengan pendek itu untuk mereka para dokter umum atau dokter gigi biasa (bukan spesialis). Jika ada jas tapi panjang sampai lutut dan mukanya masih pada culun-culun itu adalah dokter-dokter muda yang lagi Co As (benar tidak niy, tulisannya?).
Kalau di IGD (Instalasi Gawat Darurat) RS besar seperti RS Dr. Sutomo Surabaya, RS Hasan Sadikin Bandung, dan lain-lain, ada yang pakai jas lab warna hijau atau biru muda. Biasanya mereka adalah mahasiswa PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis).
Pembedaan jas ini adalah untuk mempermudah kita mengenali siapa yang sedang kita hadapi. Kalau kita berobat di RS, kita akan mudah mengenali siapa dia dari jas yang dipakainya. Bukan berarti mengkasta-kastakan status dokter, tapi ini adalah hirarki tanggung jawab.
Wuiiiih Serem ya?
Saya pernah mendapat cerita dari suami saya. Saat kuliah dulu ada sejenis asistensi dari senior ke junior. Mereka dibedakan juga dari jas dan kancing yang mereka kenakan. Ketika saya tanya untuk apa, dia menjawab agar dosen penguji bisa tahu penanggung jawab asistensi itu siapa. Logikanya, yang paling senior harus mampu menyelesaikan permasalahan dari seorang pasien dengan tidak mengabaikan keahlian dari juniorya. Istilah kerennya adalah BERBAGI ILMU.
Jas dokter ini juga menjadi kode etik tersendiri bagi mereka. Yakni saat menangani pasien. Jika memang bukan bidangnya, keahliannya, kewenangannya, maka mereka tidak akan melampaui batas yang sudah ditentukan. Meski mereka memiliki pengetahuan atasnya, namun mereka akan menyadari , memahami, sampai dimana penjelasan yang harus disampaikan kepada pasien, keluarga pasien, dan orang yang berkepentingan atas nyawa pasien, menurut kadar si penjelas (dokter itu sendiri).
So, jika kita merasa seperti ini ; Niy, dokter gak bener nih Dikit banget ngasih penjelasan kepada kita kita bisa tahu kafaah beliau, kita juga harus memahami bahwa ada kode etik yang harus mereka taati dan laksanakan, dan ada konsekuensi logis jika mereka tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bisa-bisa ijin praktiknya dicabut. Bahkan tidak diakui menjadi dokter lagi. Kan sayang ilmu yang sudah mereka dapatkan bertahun-tahun itu.
Spoiler for ts mengharapkan:
0
79K
Kutip
80
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan