- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Kode WHO Penjamin Pemberian ASI Eksklusif - Calon dan atau Ayah Ibu Wajib Tau


TS
KlinikT0ngFang
Kode WHO Penjamin Pemberian ASI Eksklusif - Calon dan atau Ayah Ibu Wajib Tau
Quote:
Thread ini dibuat agar para calon ayah (seperti ane) - ibu atau yang sudah jadi ayah - ibu tau bahwa Pemberian ASI eksklusif dijamin oleh Undang-undang WHO dan UU yang berlaku di Indonesia. Dan juga biar kita semua sadar pelanggaran marketing yang dilakukan oleh para marketer susu formula
Quote:
Sebelumnya minta
kalau thread ini berguna. Mohon maaf kalau repost
karena td ane cari thread semacam ini blm ada di sub forum ini. Sekiranya memang repost,mohon dihapus ya mod 



Quote:
Kode WHO Penjamin Pemberian ASI Eksklusif
oleh Amanda Tasya on August 17th, 2010
Apa kabar baby adis? Sekarang minum nya apa? ASI saja? Bagus bu, ASI memang yang terbaik. Tapi nih, kalau merasa ASI-nya kurang kita punya produk XYZ lhoo, dilengkapi AA dan DHA komposisinya menyerupai ASI lho, boleh dicoba ibu
3 bulan kemudian
Gimana adek adis keadaannya? Wah ibu udah mau masuk kerja? Boleh dicoba lho produk kami XYZ. Jadi selama ibu bekerja, adek adis kasih XYZ saja, sama kok kandungannya dengan ASI
3 bulan selanjutnya .
Waah selamat bu, adek adis sudah mau makan yaa, dicoba bubur susu KLM nya bu, daripada repot-repot bikin, ini udah lengkap banget kandungan gizinya. ASInya masih juga? Wah udah waktunya dicampur, kandungan gizi ASI udah berkurang, coba XYZ plus ya bunda.
Kejadian ini terjadi 5 tahun lalu. Tanpa henti, dengan agresifnya, marketing perusahaan susu formula terus menghubungi saya melalui telepon. Sayangnya, saat itu saya belum tergabung dalam AIMI. Saya belum tahu bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran pemasaran pengganti ASI. Jadi saya biarkan saja.
Untungnya lingkungan mendukung saya memberikan ASI hingga 2 tahun, sehingga tidak terpikir sama sekali untuk beralih ke susu formula. Di luar sana, banyak yang tidak seberuntung saya dengan didukung lingkungan sekitar, sehingga tak jarang para ibu menjadi goyah dan termakan hasutan beralih ke susu formula.
Apa yang salah?
Promosi secara langsung dengan menghubungi ibu yang baru mempunyai anak sebenarnya dilarang menurut The International Code of Marketing of Breastmilk Subsitutes yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 1981, selanjutnya kita sebut Kode WHO.
Pasal 5.5 Kode WHO secara jelas menyebutkan:
5.5 Personil pemasaran, dalam kapasitas bisnisnya, hendaknya tidak melakukan kontak langsung atau tidak langsung dalam bentuk apapun juga dengan perempuan hamil atau dengan ibu dari bayi atau anak (balita).
Cakupan Kode WHO ini adalah setiap pemasaran dan praktek terkait lainnya terhadap produk berikut:
Pengganti ASI, termasuk susu formula.
Produk susu lainnya, makanan dan minuman termasuk MPASI dalam botol, yang dipasarkan atau direpresentasikan cocok untuk digunakan sebagai pengganti ASI baik seluruhnya maupun sebagian, dengan atau tanpa modifikasi.
Botol dan dot.
Dikarenakan WHO merekomendasikan menyusui hingga 2 tahun, maka cakupan tersebut juga berlaku untuk produk pengganti ASI hingga anak berumur 2 tahun.
Selain berpromosi langsung, berikut beberapa larangan pemasaran Pengganti ASI oleh Kode WHO dalam memasarkan produk pengganti ASI:
Lalu, mengapa perusahaan susu formula tetap melakukan pelanggaran terhadap Kode WHO itu? Apakah mereka tidak mengetahuinya? Jawabannya TIDAK. Mereka mengetahui secara jelas tentang Kode WHO ini, bahkan pada saat penyusunan kode, mereka dilibatkan. Itu merupakan salah satu strategi dalam memasarkan produk mereka.
Lihat laporan berikut ini:
as breastfeeding rates are set to increase in the short term, iternational companies should focus on launching new products targeting breastfeeding mothers Euromonitor International, 2008.
manufactureres are expected to continue adopting similar strategies to those used in 2008/2009 incorporating their existing products with more ingredients, introducing value-for-money products and promotional efforts to boost volume sales such as offering gifts with certain purchases. Baby food in Indonesia, Euromonitor International, November 2009.
Jelas disana dijelaskan, bahwa mereka dengan sengaja melakukan aktivitas-aktivitas promosi untuk meningkatkan penjualan produk pengganti ASI, dengan target yang sangat jelas, yaitu Ibu menyusui. Dan negara berkembang seperti Indonesia menjadi sasaran yang empuk, karena masih banyak orang tua dan ibu yang belum terinformasi tentang manfaat menyusui dan bahaya susu formula.
oleh Amanda Tasya on August 17th, 2010
Apa kabar baby adis? Sekarang minum nya apa? ASI saja? Bagus bu, ASI memang yang terbaik. Tapi nih, kalau merasa ASI-nya kurang kita punya produk XYZ lhoo, dilengkapi AA dan DHA komposisinya menyerupai ASI lho, boleh dicoba ibu
3 bulan kemudian
Gimana adek adis keadaannya? Wah ibu udah mau masuk kerja? Boleh dicoba lho produk kami XYZ. Jadi selama ibu bekerja, adek adis kasih XYZ saja, sama kok kandungannya dengan ASI
3 bulan selanjutnya .
Waah selamat bu, adek adis sudah mau makan yaa, dicoba bubur susu KLM nya bu, daripada repot-repot bikin, ini udah lengkap banget kandungan gizinya. ASInya masih juga? Wah udah waktunya dicampur, kandungan gizi ASI udah berkurang, coba XYZ plus ya bunda.
Kejadian ini terjadi 5 tahun lalu. Tanpa henti, dengan agresifnya, marketing perusahaan susu formula terus menghubungi saya melalui telepon. Sayangnya, saat itu saya belum tergabung dalam AIMI. Saya belum tahu bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran pemasaran pengganti ASI. Jadi saya biarkan saja.
Untungnya lingkungan mendukung saya memberikan ASI hingga 2 tahun, sehingga tidak terpikir sama sekali untuk beralih ke susu formula. Di luar sana, banyak yang tidak seberuntung saya dengan didukung lingkungan sekitar, sehingga tak jarang para ibu menjadi goyah dan termakan hasutan beralih ke susu formula.
Apa yang salah?
Promosi secara langsung dengan menghubungi ibu yang baru mempunyai anak sebenarnya dilarang menurut The International Code of Marketing of Breastmilk Subsitutes yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 1981, selanjutnya kita sebut Kode WHO.
Pasal 5.5 Kode WHO secara jelas menyebutkan:
5.5 Personil pemasaran, dalam kapasitas bisnisnya, hendaknya tidak melakukan kontak langsung atau tidak langsung dalam bentuk apapun juga dengan perempuan hamil atau dengan ibu dari bayi atau anak (balita).
Cakupan Kode WHO ini adalah setiap pemasaran dan praktek terkait lainnya terhadap produk berikut:
Pengganti ASI, termasuk susu formula.
Produk susu lainnya, makanan dan minuman termasuk MPASI dalam botol, yang dipasarkan atau direpresentasikan cocok untuk digunakan sebagai pengganti ASI baik seluruhnya maupun sebagian, dengan atau tanpa modifikasi.
Botol dan dot.
Dikarenakan WHO merekomendasikan menyusui hingga 2 tahun, maka cakupan tersebut juga berlaku untuk produk pengganti ASI hingga anak berumur 2 tahun.
Selain berpromosi langsung, berikut beberapa larangan pemasaran Pengganti ASI oleh Kode WHO dalam memasarkan produk pengganti ASI:
- Dilarang mengiklankan susu formula dan produk lain kepada masyarakat.
- Dilarang memberikan sampel gratis kepada ibu-ibu.
- Dilarang promosi susu formula di sarana pelayanan kesehatan.
- Staf perusahaan tidak diperkenankan memberikan nasihat tentang susu formula kepada ibu-ibu.
- Dilarang memberikan hadiah atau sampel kepada petugas kesehatan.
- Dilarang membuat gambar bayi atau gambar lainnya yang mengidealkan susu formula pada label produk.
- Informasi kepada petugas kesehatan harus bersifat faktual dan ilmiah.
- Informasi tentang susu formula, termasuk pada label, harus menjelaskan keuntungan menyusui dan biaya serta bahaya pemberian susu buatan.
- Produk yang tidak cocok seperti susu kental manis, dilarang dipromosikan untuk bayi.
- Penjelasan tentang penggunaan susu formula hanya dibolehkan untuk beberapa ibu yang betul-betul memerlukannya.
Lalu, mengapa perusahaan susu formula tetap melakukan pelanggaran terhadap Kode WHO itu? Apakah mereka tidak mengetahuinya? Jawabannya TIDAK. Mereka mengetahui secara jelas tentang Kode WHO ini, bahkan pada saat penyusunan kode, mereka dilibatkan. Itu merupakan salah satu strategi dalam memasarkan produk mereka.
Lihat laporan berikut ini:
as breastfeeding rates are set to increase in the short term, iternational companies should focus on launching new products targeting breastfeeding mothers Euromonitor International, 2008.
manufactureres are expected to continue adopting similar strategies to those used in 2008/2009 incorporating their existing products with more ingredients, introducing value-for-money products and promotional efforts to boost volume sales such as offering gifts with certain purchases. Baby food in Indonesia, Euromonitor International, November 2009.
Jelas disana dijelaskan, bahwa mereka dengan sengaja melakukan aktivitas-aktivitas promosi untuk meningkatkan penjualan produk pengganti ASI, dengan target yang sangat jelas, yaitu Ibu menyusui. Dan negara berkembang seperti Indonesia menjadi sasaran yang empuk, karena masih banyak orang tua dan ibu yang belum terinformasi tentang manfaat menyusui dan bahaya susu formula.
Lanjut ke post bawah gan
0
1.9K
Kutip
16
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan