Pada 1796, seorang pembuat jam dari Jenewa (Swiss), Antoine Favre-Salomon menciptakan sebuah jam saku, dengan fitur musik mekanik, karena alasan inilah mengapa ia dianggap sebagai penemu pertama dari kotak musik mekanik.
Penemuan Antoine Favre-Salomon terdiri dari sebuah silinder kecil yang berputar terbuat dari campuran tembaga dan seng, dengan titik-titik pada permukaan silinder, yang menyebabkan gerakan naik dan turun dari plate-palte sisir logam yang distele untuk menghasilkan nada musik.
Enam tahun kemudian, Ishak Piguet memanfaatkan penemuan Favre dan memperkenalkan mekanik tersebut kedalam perhiasan, jam tangan, kotak rokok, kotak kayu dan logam mulia.
Pada abad ke-19, tempat pembutan kotak musik sebagian besar terkonsentrasi di Swiss, Jenewa. Setelah 1811, tempat pembuatan kota musik lainnya didirikan di Jura Vaudois, di Auberson dan Sainte Croix, ini memberikan kontribusi bagi pelestarian tradisi dari pembuatan jam, yang menderita setelah perang Napoleon.
Pabrik kotak musik pertama di Sainte Croix didirikan pada tahun 1814 oleh Charles Reuge, khusus memproduksi jam saku dengan fitur musik mekanis. Sainte Croix sekarang ini telah menjadi brand Industri dari musik mekanis. Di sini semua jenis kotak musik masih diproduksi.
Pada saat memasuki kota tersebut, pengunjung akan disambut dengan tulisan di papan reklame raksasa Welcome in the country of mechanical dreams. Pada akhir abad ke-19, di kota Swiss, ada lebih dari 600 pekerja dan sekitar 40 pabrik, yang merancang dan membuat lagu mekanik.
Saat ini, "Reuge" mengekspor produk-produknya di seluruh dunia, dengan omset 12 juta franc Swiss, dan memegang rekor, yang terdaftar di Guinness Book, untuk kotak musik terkecil yang pernah dibuat.
Pada awalnya, kotak musik bisa memiliki empat, enam atau delapan lagu. Pada 1862, perusahaan Paillard (Charles Paillard dan Nicole bersaudara, yang memulai industry pembuatan kotak musik) memodifikasi mekaniknya, sehingga memungkinkan untuk mengganti silinder, dan meningkatkan jumlah lagu
Di abad ke-19 juga, pengrajin di Leipzig (Jerman) merancang sebuah disk kotak musik (piringan logam) dengan prinsip kerja seperi mengganti cd player dan pengguna memiliki kemungkinan untuk memilih lagu favorit. Ini adalah "nenek moyang" dari jukebox muncul di kemudian hari.
Pada awal abad ke-20, munculnya fonograf menggantikan cerita tentang kotak musik. Kotak musik yang paling indah dapat dilihat di Museum CIMA (International Center for Artistic Mechanics), sepenuhnya didedikasikan untuk tema ini, dari kotak musik Favre menginpirasi Thomas Edison menemukan fonograf. Museum ini terletak di pabrik Pillard tua di Sainte Croix (Swiss)
Meskipun 200 tahun telah berlalu sejak penemuan tersebut, kotak musik tetap menjadi objek keindahan, dengan sentuhan seni dan rasa sentimentil yang ada dan selalu dianggap sebagai hadiah dan pemberian yang murni. Orang akan menganggap bahwa musik rekaman tidak bisa mengganti suara instrumen hidup. Hal ini masih merupakan fenomena menarik membawa aroma ke masa lalu.