Terlalu banyak kebohongan sampai-sampai menjadi kejujuran. Padahal untuk tidak menyatakan kejujuran tidak harus berbohong, mungkin cukup dengan diam saja. Tetapi kenapa harus diam? Terkadang memang kebohongan itu diperlukan tetapi bukanlah menjadi sebuah suplemen. Yang paling lucu adalah ketika ada hal yang menyatakan "tidak apa-apa berbohong untuk kebaikan", lucu sekali bukan? Bohong tetap saja bohong, perbuatan yang tidak baik meski bertujuan baik. Bukannya saya tidak pernah berbohong hanya saja bila sudah ketahuan akui saja.

Sama halnya dengan kesalahan, suatu kesalahan tetaplah kesalahan dan yang salah harus terkena hukuman apapun itu bentuknya bahkan dari masa lalu sekalipun dan kalau memang sudah salah jangan berbicara dan TERKUTUKLAH orang yang sudah salah malah banyak bicara dan mencari-cari alasan karena SALAH=SALAH. Tidaklah baik menurut saya bila ada seorang pencuri memarahi seseorang karena mencuri atau seorang penipu untuk menghukum seorang penipu. Tapi memberi nasehat untuk tidak melakukannya adalah baik. Seseorang haruslah sadar dan mengakui seperti apa dirinya dahulu dan menerima segala bentuk balasan dari setiap perilaku dan aksinya terdahulu dan akan datang.

Kenapa susah sekali untuk mengakui sesuatu? Paling tidak kepada diri sendiri dan Tuhanmu. Anda seorang pencuri atau penipu maka anda harus menerima kenyataan dan ikhlas seikhlas-ikhlasnya menerima bila anda dicuri atau ditipu. Intinya kita bebas melakukan apa saja yang kita kehendaki namun harus mau menerima kembali atas apa yang telah kita lakukan.

"Uang bukanlah segalanya", begitu memukau perkataan ini. Padahal kenyataannya uang adalah segalanya, kuasa adalah segalanya untuk hidup di dunia ini. Bahkan untuk beribadah saja harus pakai uang, yang lebih parahnya dalam kelompok beribadah siapa yang lebih banyak uangnya itulah yang lebih diprioritaskan. MENJIJIKKAN. Hal ini juga berlaku dalam sebuah keluarga. Siapa yang paling banyak uang dialah yang disanjung bahkan kedudukan siapa yang paling tua siapa yang paling muda menjadi kabur. Siapa yang salah? Orang Tua? Entahlah, sampai sekarang saya tidak mengerti.

Lalu harus bagaimana? saya bukan sok suci bahkan mungkin saya sama saja hanya saja saya mengakuinya. Jadi akui saja kekurangan anda keburukan anda kebiadaban anda kebobrokan anda dan hal-hal rendah lainnya yang ada pada diri anda. Minimal pada diri sendiri.

Tidaklah baik berada di tengah-tengah antara hitam dan putih alias abu-abu. Pilih saja hitam atau putih, ya atau tidak.

*kalo g mutu silahkan thread ini dihapus blok atu sejenis tp mohon jangan di , kalo mutu silahkan ai dikasi yuahhh *