Pemerintah memberikan kepastian kenaikan gaji hakim dengan masa kerja 0 tahun sebedar Rp 10,6 juta. Dengan angka ini, diharapkan para mahasiswa terbaik Fakultas Hukum di seluruh Indonesia tertarik menjadi hakim.

"Mahkamah Agung (MA) dan Pemerintah telah berhasil meningkatkan kesejahteraan hakim dan juga meningkatkan kedudukan hakim sebagai pejabat negara," kata hakim agung Prof. Gayus Lumbuun

Dengan masuknya para lulusan terbaik dari tiap kampus maka diharapkan hukum Indonesia semakin baik pula. Sebab selama ini para lulusan terbaik FH umumnya hanya berminat bekerja di law firm, konsultan atau perusahaan asing yang menawarkan gaji yang cukup bagi fresh graduate.

"Rendahnya minat menjadi hakim antara lain disebabkan jaminan kesejahteraan yang tidak memadai dibandingkan menjadi profesi hukum lainnya seperti advokat maupun konsultan hukum dan staf bidang hukum di perusahaan-perusahaan," beber Gayus.

Gayus juga menyayangkan pihak-pihak yang mengaku menolak ketika ditawari menjadi hakim agung. Sebab Komisi Yudisial (KY) tidak pernah meminta perorangan untuk menjadi hakim. Selain itu, menjadi hakim agung bukan perkara mudah sebab harus melalui seleksi yang sulit dan berjenjang.

"KY hanya meminta institusi pendidikan untuk menyertakan para dosen terbaiknya untuk ikut seleksi, jadi bukan meminta ke perorangan. Untuk menjadi hakim agung dari jalur non karier bisa berasal dari advokat, notaris atau akademisi. Kalau jadi dosennya baru sebentar ya tidak mungkin ditawari jadi hakim agung," beber mantan politikus PDIP ini.

Sumber:
http://wargascrew.16mb.com/berita-da...terbaik-18259/