Persoalan Rohingya bukan persoalan agama, seperti dihebohkan selama ini. Demikian statemen yang yang disampaikan Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dan Centre of Asian Studies (CENAS). Sekjen K
ASI Bikku Dhammakaro Thera saat konferensi pers di Jakarta, Selasa, menyatakan konflik di Myanmar adalah masalah etnis masyoritas yang tidak bisa menerima keberadaan etnis lainnya.

Meski bukan konflik agama, pihaknya berharap agar etnis Rohingya mendapatkan perlindungan dari pemerintah Myanmar. "Sebagai warga negara, mereka layak mendapatkan pemenuhan hak hidup dan akses terhadap sumberdaya baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesejahteraan, politik dan sebagainya," tegas Dhammakaro. Dalam konferensi persnya itu, KASI dan CENAS berharap agar pemerintah Myanmar agar segera memberikan status kewarganegaraan Myanmar secara penuh kepada komunitas Rohingya.

KASI dan CENAS secara tegas juga menyatakan, pihaknya mendesak agar ketegangan yang terjadi segera dipulihkan dan dijauhkan dari unsur agama.