- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siswa SMAN 1 Bogor menemukan alat pendeteksi penggunaan pupuk


TS
bagusGooners14
Siswa SMAN 1 Bogor menemukan alat pendeteksi penggunaan pupuk
Quote:

Muhammad Luthfi Nurfakhri, siswa kelas XI jurusan IPA, SMAN 1 Bogor, Jawa Barat, yang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional dengan menyabet peringkat III pada Intel International Science & Engineering Fair 2012, yang digelar pada pertengahan Mei lalu, di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Luthfi berhasil menemukan Digital Leaf Color Chart. Sebuah alat bersensor ganda yang digadang-gadang memiliki objektivitas tinggi antara penggunaan pupuk dengan hasil tanaman padi.
Tidak tanggung-tanggung, alat yang ia temukan mampu mengalahkan harga alat sejenis di pasaran. Dengan harga jual Rp 950.000, Digital Leaf Color Chart jauh lebih murah dari alat sejenis yang diproduksi oleh Amerika Serikat yang dipasarkan dengan harga sekitar Rp 14 juta.
Hipotesis saya adalah membuat suatu alat dengan obyektivitas tinggi dengan harga yang lebih murah,kata Luthfi usai menerima beasiswa unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada 27 Juni 2012 di Gedung Kemdikbud, Jakarta.

Ia beranggapan bahwa proses pertumbuhan tanaman padi harus diperhatikan secara baik, salah satunya pada proses pemupukan. Penelitiannya diilhami oleh petani padi di sekitar tempat tinggalnya. Selama ini, para petani menggunakan metode Bagan Warna Daun (BWD) dalam memberikan pupuk pada tanaman padinya.
Baginya, BWD memiliki kelemahan jika warna padi tidak sesuai maka akan dihitung dengan rata-rata sehingga pemupukan dapat melebihi atau kekurangan nitrogen.
Melalui alat ciptaan Luthfi yang juga dilengkapi dengan Fototransistor sebagai pendeteksi warna daun padi, maka perhitungan pemberian nitrogen pada padi dapat lebih optimal dan ditunjukkan secara digital melalui LCD.
Singkatnya, alat saya ini berguna untuk mendeteksi kebutuhan pupuk pada tanaman padi. Lalu bisa menentukan dosis yang paling optimal sehingga produksi padi bisa efektif,ujarnya.
Layaknya sebuah temuan, pasti akan melalui proses penelitian, uji coba, dan gagal, sebelum akhirnya berhasil menjadi temuan yang dapat digunakan serta memberikan manfaat. Untuk menciptakan alat ini, Luthfi memerlukan waktu sekitar satu tahun dengan uji coba dan kegagalan sebanyak 135 kali.
Tak hanya itu, ia pun rela merogoh kocek sampai Rp 12 juta yang berasal dari kantong pribadi dan dukungan sekolahnya. Saat penggarapan, ia juga banyak berdiskusi dengan peneliti-peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kebetulan lokasinya tak begitu jauh dari tempat tinggal dan sekolahnya.
Secara kualitas alat saya siap diadu dengan alat sejenis. Karena milik Amerika hanya menggunakan satu sensor dan dijual dengan harga jauh lebih mahal, tuturnya.
Putra seorang dosen Kewirausahaan di Institut Teknologi Indonesia (ITI) ini memang hobi melakukan penelitian sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Hingga saat ini ia berhasil membuat 11 alat dari hasil penelitiannya. Ia berharap penemuan-penemuannya, khususnya Digital Leaf Color Chat, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan petani di seluruh dunia.
Saya uji coba ke petani di sekitar tempat saya tinggal. Awalnya enggak mau, tapi setelah tahu hasilnya, mereka mau, pungkasnya.

Atas prestasinya, ia berhak mendapatkan hadiah berupa uang tunai sebesar 1.000 dollar AS dan piagam penghargaan dari militer Amerika Serikat. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga memberikan beasiswa unggulan untuk melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi. Ia berharap dapat mengecap bangku perkuliahan di luar negeri dan kembali mengharumkan nama bangsa serta membawa manfaat untuk Indonesia.
sempat 135 kali gagal
Muhammad Luthfi Nurfakhri tekun menyusun komponen yang berserakan di hadapannya. Ratusan kali gagal tak menyurutkan semangatnya. Tekadnya hanya satu, bagaimana semua komponen di hadapannya terangkai menjadi alat yang bisa membantu pekerjaan para petani di sekitar rumahnya.
"Kurang lebih 135 kali saya gagal," kata Luthfi, demikian dia akrab disapa, mengenang perjuangannya merakit perangkat bernama Digital Leaf Color Chart (DLCC).
Siswa kelas 2 SMA Negeri 1 Bogor ini mengatakan satu-satunya kendala yang dihadapinya hanyalah terkait dengan persoalan teknis. Dia bersyukur, masalah lain bisa diatasi berkat dukungan dari keluarga dan sekolah yang membantunya fokus menggarap penelitian.
Berulang kali mengotak-atik DLCC menjadi pengalaman berkesan baginya. Setiap kegagalan tak mengusik semangatnya. Malah, tekad putra dari pasangan Iyus Hendrawan dan Endang Sri Rejeki ini kian membaja.
Modal 12 juta yang dikumpulkannya dari kemenangan Lomba Karya Ilmiah Remaja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun lalu, dimaksimalkan untuk menggarap proyek ini. Butuh waktu kurang lebih satu tahun untuk mengerjakannya.
"Masalahnya lebih ke sisi teknis, sensornya beda-beda. Belum lagi terbakar, jadi rusak alatnya. Saya juga harus bolak balik ke Jakarta. Beli komponennya di Glodok," ujar pemuda kalem ini seraya tersenyum.
Perangkat yang aplikatif
DLCC menyabet juara tiga pada kompetisi International Science and Engineering Fair (ISEF), kategori teknik (elektris dan mekanik). Acara yang dihelat produsen chip Intel ini berlangsung 14-18 Mei 2012 di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Nama Luthfi terpilih di urutan tiga besar dari 1.600 finalis yang berasal dari 70 negara.
Karya remaja kelahiran 6 Oktober 1995 ini rupanya dinilai aplikatif dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. "Jadi kami yang mengikuti kompetisi ini dilihat oleh juri, apakah teknologinya bisa digunakan bagi hajat hidup orang banyak," ujar Luthfi.
Luthfi tak lekas berpuas diri dengan apa yang baru dicapainya. Dia ingin terus mengembangkan alat ini, termasuk memperbaiki bentuknya agar lebih ramping sehingga ringan ditenteng. Dia juga ingin ada lebih banyak petani yang memanfaatkan DLCC.
Didukung oleh LIPI, pemuda yang bercita-cita belajar ilmu komputer di luar negeri ini sedang menantikan hak paten DLCC rampung, sehingga bisa diproduksi dalam jumlah besar dan dijual ke luar negeri.
"Yang paling utama saya pengen bisa mengaplikasikan teknologi di masyarakat," pungkasnya.
Quote:
Alhamdulillah semakin hari semakin berprestasi saja para anak bangsa ini 







Quote:
kalo bermanfaat tolong bantu
dan
ya 



sumber
[URL="http://inet.detik..com/read/2012/06/27/131651/1952051/398/luthfi-nurfakhri-jawara-sains-di-amerika-asal-bogor"]sumber[/URL]
0
2.9K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan