Jakarta- Sembilan orang Dekan Fakultas dan satu orang ketua program pasca sarjana Universitas Indonesia (UI) diberhentikan oleh Rektor UI Gumilar Roesliwa Soemantri. Para dekan tersebut menyatakan sikap atas keputusan pemecatan tersebut.

Bambang Sugiarto, Dekan Fakultas Teknik yang ikut diberhentikan mengatakan, rektor UI mengaku memberhentikan para dekan berdasarkan atas saran dari Majelis Wali Amanat (MWA) UI kepada Kemendikbud.

Namun sebenarnya, saran tersebut mengatakan agar rektor UI melaksanakan proses pemilihan dekan baru, bukan pemberhentian dekan.

"Saran tersebut meminta agar rektor UI untuk segera memulai proses pemilihan dekan dengan tata cara yang berlaku di universitas," ujar Bambang saat jumpa pers di gedung Fakultas Teknik UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/8/2012).

"Namun, Rektor bukan memberikan arahan untuk dilaksanakannya proses pemilihan yang sesuai prosedur, melainkan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pemberhentian dekan. Langkah rektor ini merupakan interpretasi yang salah atas butir saran dari MWA kepada Mendikbud," lanjutnya.

Bambang membenarkan jika masa jabatan para dekan tersebut telah habis. Tetapi, para dekan tersebut telah memperoleh masa perpanjangan tugasnya sebelum keluarnya SK pemberhentian sampai dengan terpilihnya dekan yang baru.

"Alasan bahwa para dekan sudah berakhir masa jabatannya diraskan kurang kuat, karena pada kenyataannya para dekan telah memperoleh masa perpanjangan tugas," katanya.

Para dekan ini juga menyatakan keprihatinan atas dibuatnya kebijakan tersebut. Mereka merasa kebijakan tersebut bersifat prematur dan bernuansa politis.

"Ada nuansa politis di internal universitas. Karena pada saat pemilihan calon rektor nanti, maka kami pada dekan yang akan menentukan sikap yang menurut kami siapa yang paling baik memimpin UI kedepan. Jadi kalau mau tau lebij jelasnya, tanya saja langsung ke rektor," jelas Ratna Sitompul Dekan Fakultas Kedokteran yang juga diberhentikan oleh rektor pada 13 Juli lalu.

Selain itu, para dekan ini menginginkan adanya ketenangan dan berfokus untuk meberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa. Kisruh ini dikhawatirkan berdampak pada ijasah para wisudawan.

"Dikhawatirkan ijazah para wisudawan hanya akan ditanatangani oleh dua pejabata sementara, bukan oleh rektor dan dekan defenitif. Jika hal ini terjadi, kerugian akan diderita oleh para wisudawan kedepannya," jelas Bambang.

Sementara itu, lanjut Bambang, pernyataan tidak percaya yang sebelumnya pernah dilontarkan ke Kemendikbud, merupakan kulminasi kekecewaan dan himbauan bagi rektor untuk mengutamakan prinsip kebersamaan dan lebih fokus pada evaluasi akhir masa jabatan.

"Pandangan para dekan diharapkan dapat diserap oleh MWA, khsusunya untuk meminta rektor melakukan berbagai koreksi kebijakan yang telah dibuatnya," kata Bambang.

Diketahui, rektor UI mengeluarkan SK pemberhentian Dekan yang berlaku untuk 9 Dekan di lingkungan UI. Pertama, pada tanggal 13 Juli 2012 terhadap Dekan Fakultas Kedokteran. Kemudian delapan lagi diberhentikan pada tanggal 31 Juli 2012. Mereka yaitu, Fakultas Kedokteran Gigi, Falultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Fakultas Fisip, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu Komputer.

[URL="http://news.detik..com/read/2012/08/03/172218/1982772/10/9-dekan-protes-minta-rektor-ui-koreksi-pemecatan?9922032"]CEK SUMBER-NYA [/URL]