Bangsa Indonesia pasti tercengang baca sejarah Timur Leste versi luar negeri. Dikatakan Setelah merdeka dari Portugal 1975 lalu dijajah Indonesia hingga merdeka 2002. Kabar terkini Timur Leste butuh bantuan Grameen Bank dari Banglades untuk atasi kemiskinan. 50% rakyatnya buta huruf dan miskin. Padahal ketika masih jadi provinsi ke 27 Indonesia tidak semiskin sekarang. Kenapa?
Nampaknya lembaga penyalur donor tak hanya giat membantu si miskin. Tapi juga tak segan dagang kisah sedih yang masih dipertanyakan kebenarnya tentang kekejaman Indonesia kepada Timor Leste. Nuansanya sangat kental propaganda politis memojokkan Indonesia. Hanya bertolak dari pengakuan sepihak yang jadi mitra social business.
Laporan Program Pembangunan PBB, atau UNDP, itu mengatakan tidak banyak lapangan kerja yang tersedia di Timor Leste kecuali di sektor pertanian. Sekitar 40% dari penduduk negara ini hidup di bawah garis kemiskinan, dan pendidikan serta pelayanan kesehatan masih belum memadai. Rakyat Timor Leste memilih untuk menjadi negara merdeka tujuh tahun lampau setelah perang panjang dengan Indonesia. Kurang lebih 90 bayi di antara 1.000 bayi meninggal sebelum berusia setahun dan sedikit dari mereka yang mendapatkan imunisasi. Separuh penduduknya yang berjumlah kurang dari satu juta itu tidak bisa mendapatkan air minum yang bersih, dan lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.
Faktor besar yang bisa mengubah keadaan ini adalah penandatanganan persetujuan bagi hasil minyak pada bulan Januari tahun lalu dengan Australia. Pertikaian antara kedua negara itu menyebabkan gangguan hubungan dalam tahun-tahun belakangan ini, tetapi sekarang Timor Leste harus bisa mandapatkan keuntungan dari pendapat minyak.
Eksplorasi minyak ini merupakan kesempatan besar pertama di bidang ekonomi sejak perang dengan Indonesia berakhir dengan kemerdekaan.
Kegagalan perekonomian sampai sekarang merupakan kenyataan yang mengecewakan bagi orang-orang yang mengkampanyekan kemerdekaan