Gondorukem (resina colophonium) adalah olahan dari getah hasil sadapan pada batang tusam (Pinus). Gondorukem merupakan hasil pembersihan terhadap residu proses destilasi (penyulingan) uap terhadap getah tusam. Hasil destilasinya sendiri menjadi terpentin. Di Indonesia gondorukem dan terpentin diambil dari batang tusam Sumatera (Pinus merkusii). Di luar negeri sumbernya adalah P. palustris, P. pinaster, P. ponderosa, dan P. roxburghii.
Gondorukem diperdagangkan dalam bentuk keping-keping padat berwarna kuning keemasan.
Kandungannya sebagian besar adalah asam-asam diterpena, terutama asam abietat, asam isopimarat, asam laevoabietat, dan asam pimarat.
Penggunaannya antara lain sebagai bahan pelunak plester serta campuran perban gigi, sebagai campuran perona mata (eyeshadow) dan penguat bulu mata, sebagai bahan perekat warna pada industri percetakan (tinta) dan cat (lak)
Di Indonesia, komoditi ekspor ini dihasilkan secara monopoli oleh PT Perhutani, terutama dari penanaman tusam di hutan pegunungan Jawa yang menjadi lahan konsesi BUMN itu.

MENTERI Negara BUMN Dahlan Iskan didampingi Dirut Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto berkunjung ke Kabupaten Pemalang untuk meresmikan dimulainya pembangunan pabrik derivate gondorukem terpentin dengan penancapan tiang pancang pertama, Senin (25/6) kemarin.
Dengan ditancapkannya tiang pancang tersebut menjadi tanda dimulainya pembangunan pabrik gondorukem yang digadang-gadang sebagai pabrik gondorukem terbesar se- Asia Tenggara.
Dalam kesempatan tersebut. Dirut Perhutani mengungkapkan, pembangunan pabrik ini merupakan tindak lanjut dari retreat BUMN di istana Bogor tahun 2011. Pabrik ini dibangun dengan total investasi sebesar Rp 938.304 miliar. Dengan luas bangunan pabrik direncanakan 2,5 hektar dengan luas lahan 6,3 hektar.
Proses pembangunan hingga selesai direncanakan selama 18 bulan. Pabrik yang akan dibangun ini akan memiliki kapasitas bahan baku getah pinus mencapai 24.500 ton pertahun. “Pabrik ini adalah satu-satunya pabrik derivate terpadu, terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara,” ungkapnya.
Mengapa Kabupaten Pemalang yang dipilih untuk lokasi pabrik? alasannya lokasi ini dekat dengan bahan baku dan pelabuhan. Dengan adanya pabrik ini tidak kurang 1650 orang akan diserap menjadi tenaga kerja.
“Pembangunan pabrik ini adalah bukti keseriusan Perhutani meningkatkan pendapatan non kayu di masa depan dalam rangka konservasi hutan Jawa,” ungkapnya.
Meneg BUMN dalam kesempatan tersebut menyampaikan alasan pembangunan pabrik tersebut bagi BUMN. Menurut dia, kenapa harus dibangun adalah karena dia ingin Perhutani bergerak, hidup dan terus berkembang.
“Kalau tidak dipaksakan, kadang kita malas berubah. Kalau tidak dipaksakan, kadang kita tidak mau maju. Karena itu harus dipaksa,” ungkapnya.
Perhutani tidak punya jalan lain dalam mega proyek ini, karena jalan satu-satunya pabrik harus maju, kalau tidak maju tidak bisa bayar utang begitu. “Untuk bisa maju harus hutang. Untuk bayar hutang, harus maju,” tegasnya.
Dia juga menegaskan bahwa investasi harus terus dilaksanakan agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Proyek-proyek tidak boleh ditunda karena keruwetan atau karena malas.
Pemerintah ungkapnya, telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi 6,5 persen. Hal itu tidak mungkin dicapai jika tidak sungguh-sungguh dan tidak berupaya untuk terus mengembangkan proyek-proyek baru.
“Ekonomi diluar negeri sedang jelek sekarang. Amerika, Eropa sedang jelek. Tapi jeleknya orang kaya, jangan dibayangkan susah banget, enggak. Ini memberikan satu gambaran ekonomi sedang tidak baik. Kalau Indonesia tidak bergerak maka Indonesia akan ketularan tidak baik,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, jika Eropa saat ini tidak baik mungkin tak seberapa. Karena, sakitnya orang kaya, berbeda dengan Indonesia yang miskin.
“Sehingga mau tidak mau kita harus berbuat sesuatu. Termasuk Perhutani harus berbuat sesuatu untuk membuat ekonomi ini terus bergerak.”
Tahun ini, lanjut dia, Perhutani mendapat beban yang berat dari Kementerian BUMN. Pertama proyek tersebut harus jalan. Karena dampaknya akan luar biasa. “”Kita bayangkan nanti rakyat yang bekerja menderes. Ini memberikan kehidupan bagi banyak orang,” ungkapnya.
Selain itu, Dahlan juga menambahkan bahwa tahun ini Perhutani olehnya dibebani untuk menegakan akal sehat. Harus ada proyek yang seharusnya ada, tapi sekarang belum ada. Yaitu membangun pabrik sagu di Papua. Rencananya untuk menggabungkan beberapa perusahaan kehutanan menjadi satu dalam satu manajemen perhutani.
Peresmian ditandai dengan Menteri dan beberapa pejabat, termasuk H Junaedi SH MM Bupati Pemalang secara bersama-sama menekan tombol yang dilanjutkan dengan mesin paku bumi menancapkan patok.