- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bocah 14 Tahun sudah jadi pembunuh bayaran !


TS
NcR3w
Bocah 14 Tahun sudah jadi pembunuh bayaran !
Welcome toMy Thread
Spoiler for Please Open :
Gan n Sis, sebelum baca thread nya mohon bantu rate
and cendolnya 
NO


NO


Spoiler for Sumber :
http://www.poskotanews.com/2012/07/20/bocah-14-tahun-jadi-pembunuh-bayaran/

Quote:
DEPOK (Pos Kota) Usia bocah ini baru 14 tahun. Dalam usia yang merangkak remaja, ia sudah jadi pembunuh bayaran. Order untuk membunuh didapat dari tiga pria. Target mereka, ayah dan anak yang tinggal di Bojong Gede, Kab. Bogor. Sedangkan harga untuk dua nyawa Rp 6 juta.
Polisi Resor Depok yang menangani kasus pembunuhan itu bergerak cepat. Puluhan reserse disebar. Lima belas jam setelah Jordan Raturoman, 50, dan anaknya, Edward Raturoman, 22, dibantai, petugas berhasil menangkap MS alias Ad, pembunuh bayaran yang belum dibayar. Bocah ini diciduk di rumah tersangka Dado, 20, di Sawangan, Depok, sekitar pukul 02.30. Dado adalah satu pelaku yang memberi order.
Menjelang pagi, juga ditangkap dua pria yang memberi perintah membunuh. Mereka, Kasman, 25, dan Pepen, 35. Sedangkan Deni, yang berpasangan dengan MS menghabisi nyawa ayah dan anak itu melarikan diri. Identitas Deni sudah kami ketahui. Sebaiknya dia menyerahkan diri, kata Kapolres Depok, Kombes Mulyadi Kaharni.
Jasad Jordan Raturoman dan anaknya Edward Raturoman, ditemukan bersimbah darah di kamar mandi di Kompleks Satria Jingga, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, sekitar pukul 11.30. Kedua korban menderita luka tikaman senjata tajam. Bahkan, leher ayah dan anak ini digorok. Pelaku pembunuh menggasak motor, uang Rp 10 juta, arloji perhiasan emas 10 gram, dan HP. (Pos Kota, 19/7)
Quote:
Alasan nya membunuh ternyata demi pacar !
Di kantor polisi, MS, jebolan SD itu mengaku menerima tawaran membunuh demi membahagiakan hati kekasihnya. Jika berhasil membunuh Pak Jordan dan anaknya, saya dijanjikan bayaran Rp 3 juta. Teman saya Deni juga akan mendapat Rp 3 juta. Tapi uang yang dijanjikan belum saya terima, kata tersangka MS, enteng.
Berlinang air mata, MS alias Ad bercerita. Jika uang Rp 3 juta itu sudah ada di tangannya, ia punya rencana akan mengajak kekasihnya jalan-jalan ke mal. Saya menyesal membunuh, kata ABG berkulit putih dengan rambut dicat merah marun dan dipotong tipis pada sisi kiri dan kanan kepala.
Quote:
Pembunuhan sadis itu terungkap dalam waktu 15 jam. Semua itu bermula dari pemeriksaan sejumlah saksi, termasuk Vina, istri Edward, yang tinggal terpisah dari suaminya. Diketahui, Jordan bekerja sebagai juragan ojek motor. Beberapa orang meminjam motornya untuk mengojek. Pembayaran dilakukan dengan menyetorkan pendapatan yang didapat. Beberapa pengojek yang belum menyetor, dianggap berutang.
Bermodal informasi itu, petugas pimpinan Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Febriansyah, kembali ke rumah Jordan sekitar Pk. 20:00. Selembar kertas bertuliskan daftar nama pengojek yang berutang tergeletak di meja kamar. Tak hanya nama, alamat juga besar uang yang belum dibayarkan tertera jelas. Tersangka Kasman berutang Rp15 juta, Pepen utang Rp2 juta, Dado memiliki pinjaman Rp1,5 juta, MS berutang Rp1 juta, dan Deni yang buron utang Rp5 juta
Quote:
Tanpa membuang waktu, petugas mendatangi satu persatu alamat pengutang yang ada dalam daftar. MS dan Dado di bekuk di Sawangan, Depok. Keduanya masih mengenakan baju dan celana pendek penuh noda darah. MS mengenakan jam tangan merek Casio. Arloji ini milik Edward.
Penggeledahan ditemukan HP Esia milik Jordan di saku Dado. Sebuah jaket hitam milik Jordan tergantung di rumah sederhana kedua mengojek itu. Motor Legenda F 6761 E yang digunakan untuk kejahatan, juga disita polisi.
Berdasarkan keterangan keduanya, polisi mendapat jejak tersangka Pepen dan Kasman. Kedua pemberi order membunuh ini diringkus di Sawangan, Depok. Kini, polisi memburu Deni. Diduga, ia membawa motor korban serta perhiasan emas 10 gram.
Dalam pemeriksaan terungkap, tersangka MS dan Deni dijanjikan Rp6 juta untuk upah membunuh. Tersangka Dado, Pepen, dan Kasman patungan membiayai kedua pembunuh bayaran itu. Mereka sudah lama merencanakan membunuh. Ongkos pembunuhan didapat tersangka dari hasil mengojek, kata Kompol Febriansyah.
Rencana pembunuhan dilakukan di rumah Dodo. Pepen, Dado, dan Kasman mengaku sakit hati dengan Jordan dan Edwrad. Ketiga lelaki ini menjajikan imbalan Rp 6 juta kepada MS dan Deni jika berhasil membunuh Jordan danb anaknya. MS dan Deni menyanggupi.
Maka, pada Selasa (17/7) sekitar Pk. 23:00, kedua pembunuh bayaran menuju rumah korban. Tak curiga, Jordan mempersilakan dua orang yang dikenalnya untuk masuk. Sebuah karpet digelar untuk duduk kedua tamunya. Saat itu, Edward, anak kedua dari tiga anak Jordan, pulas di kamarnya.
Tak lama, Deni menghantamkan martil yang dibawanya ke kepala Jordan. Korban terkapar di lantai. Lehernya digorok. Edward yang mendengar suara gaduh terbangun. Tapi belum lagi ia keluar kamar, kedua penjahat menghentikan langkah Edward dengan menggorok lehernya.
Selanjutnya, keduanya menyeret jasad juragan ojek dan anaknya ke kamar mandi. Isi rumah dirampok. Uang Rp10 juta dan perhiasan emas 10 gram di lemari serta HP di saku Jordan, arloji mereka Casio di pergelangan tangan Edward dan jaket hitam dibawa kabur. Motor yang ada di garasi juga digasak.
Sebelum meninggalkan rumah, mereka meletakkan tangga kayu di pagar belakang rumah. Tujuannya, meninggalkan kesan perampok datang dan pergi dari tangga yag disandarkan ke dinding pagar. Motor dikeluarkan melalui pintu dikunci dari dalam. MS dan Deni keluar dengan memanjat pagar setinggi 1 meter. Belum mendapat upah Rp6 juta, MS ditangkap.
Latar belakang pembunuhan karena pelaku punya utang pada korban. Mereka dendam karena terus ditagih sambil diomeli, tambah Kapolres Depok Kombes Pol Mulyadi Kaharni.
Quote:
Dimata orangtuanya, tersangka merupakan anak yg berbakti dan pintar !
Ditemui di gubuk reyot berlantai tanah, Ny. Harsa, 60, nyaris pingsan saat mengetahui anak ketiga dari lima putra-putrinya berurusan dengan polisi. Kenapa jadi begini? Kenapa jadi penjahat? ratapnya.
Di rumah tanpa aliran listrik itu, tetangga menolong Ny. Harsa. Di bawah penerangan petromaks, istri penggali sumir, Sumarno, 50, itu diberi minum agar tenang. Anak saya itu baik. Tiga tahun lalu dia lulus SD. Dia pintar, jadi juara ketiga. Dia mau sekolah ke SMP tapi kami nggak punya uang, ungkapnya di sela tangis.
Menurutnya, anaknya tinggal di rumah Dado. MS pulang seminggu sekali. Dia selalu membawa oleh-oleh gorengan untuk adiknya, ungkapnya.
Harsa meyakini anaknya sebagai anak baik yang berbanti pada orangtua. Setiap pulang ke rumah, MS memberinya uang Rp6.000 sebagai hasil dari kerjanya. Tapi saya selalu mengambalikannya lagi. Biarlah uang itu untuk keperluannya sendiri. Kami sudah cukup dibantu anak sulung yang jadi sopir angkot, katanya. Kami ingin cepat bertemu MS. Saya nggak percaya dia berbuat jahat.
Spoiler for For Pict :

Spoiler for Open:
Budayakan comment yg bermutu 




Percuma, skrg nasi sudah jd bubur..

pesan ane, slalu cari uang dari hal yg halal

0
7.1K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan