Quote:
Hmm Weekend kali ini ane bersama sama temen ane wisata ke Taman Suranadi, yang berlokasi di Kecamatan Narmada, tidak terlalu jauh dari Pusat Kota Mataram, tidak sampai setengah jam kita bisa sampai ke Lokasi.

Ini merupakan kawasan hutan wisata, pantas saja udara di sini sangat sejuk, dan masih banyak monyet-monyet berkeliaran di pohon-pohon dengan bebas, sama seperti di Hutan Pusuk.
Di areal ini terdapat Pura Suranadi dan Kolam Pemandian Suranadi, yang letaknya bersebelahan. Untuk masuk ke lokasi pemandian, kita harus membayar tiket masuk sebesar sepuluh ribu rupiah per orang. Di sini ada beberapa kolam, namun hanya satu yang paling ramai, dengan dikelilingi berugak/gazebo untuk istarahat. Air di kolam ini sangatlah dingin, saat matahari bersinar cerah, anda akan merasakan kontrasnya suhu, dari atas anda akan merasakan panas, tapi dingin dari bawah, karena air tersebut.
Air di sini berasal dari mata air pegunungan, tanpa kaporit, jadi sangatlah segar, ane merasakan bedanya bila berenang di kolam berkaporit dan kolam alami, bila berenang di sini mata tidak akan terasa pedih dan berwarna merah. Satu lagi yang alami adalah, material dasar kolam, dasarnya terdiri dari bebatuan bukan keramik seperti kolam renang kebanyakan.
Di sini juga terdapat semacam kantin atau warung makan yang menyediakan berbagai jenis makanan, jadi anda tidak perlu khawatir bila kelaparan sehabis berenang. Di sebelah atas kolam juga terdapat Hotel Suranadi, kalau diliat liat ini bangunan sudah sangat tua, dengan desai khas bangunan peninggalan Belanda, sehingga terasa agak horror suasananya.
Quote:

pas ane mandi disini gan , ane menggigil gan , saking dingin air nya (brrrrrr)
Pada Abat ke XIII/XIV datang seorang Bangsa India penyebar agama Hindu yang sakti bernama DANG HYANG NILARTA untuk mengunjungi Pulau Jawa, Bali dan Lombok dengan berjalan kaki sambil membawa tongkat sakti.
Sesampainya perjalanan Beliau di Lombok langsung diiringi oleh rombongan yang setia kepadanya, sampai di Lingsar beliau dan rombongan istirahat, setelah merasa segar perjalanan diteruskan masuk hutan Suranadi, disana rombongan istirahat selama empat kali dan selama istirahat Beliau menancapkan tongkatnya ke dalam tanah sebanyak empat kali yang belainan tempatnya, seketika itu air bersih menyembur keluar dan air pertama disebut air suci pembersih, air kedua disebut air suci pengentas, air ketiga disebut air suci pelukatan dan air keempat disebut air suci petirta. Sumber air tersebut berada di dalam Hutan Wisata Suranadi.
Untuk menghormati/mengenang jasa-jasa Beliau, di Lombok umumnya , di Lombok Barat khususnya, setiap tahun diadakan upacara agama Hindu Dharma pada waktu bulan purnama sasih kapat (Oktober/Nopember).
Demikian pula dalam upacara penguburan mayat bagi penganut agama Hindu Dharma di Lombok Barat, bila seseorang telah meninggal jenazahnya cukup dibersihkan dengan memakai air suci pembersih/pengentas sebelum dikuburkan.
Kelompok Hutan Suranadi yang terletak di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat telah ditetapkan sebagai Taman Wisata Suranadi dengan luas 52 Ha. Berdasarkan SK Menteri Pertanian tanggal 15 Oktober 1976 No. 646/Kpts/Um/10/76 Jo tanggal 30 Mei 1977 No. 274/Kpts/Um/5/77, guna meningkatkan fungsi konservasi baik flora/fauna maupun ekosistemnya, agar tercapai keserasian lingkungan dan yang dimanfaatkan sebagai obyek rekreasi, pendidikan, kebudayaan, penelitian dan kepariwisataan.

Menurut pembagian iklim Schmitt dan Ferguson, Komplek Taman Wisata Suranadi termasuk tipe iklim D dengan curah hujan rata-rata antara 1.500 s/d 2.000 mm per tahun, hujan turun antara bulan Oktober sampai bulan April.
Temperatur minimum 22,2° C, maxsimum 36, 9° C dan rata-rata 26° C per tahun. Letaknya berada pada ketinggian 256 meter di atas permukaan laut.
Quote:
Keadaan wilayah Taman Wisata Suranadi umumnya datar, landai, miring dan sedikit bergelombang, dengan sudut kemiringan antara 1-3%, 4 - 8%, 9-15% dan 16-25%.