Kaskus

Entertainment

zarakikenpachi7Avatar border
TS
zarakikenpachi7
Lamaranmu kutolak
Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.

Melalui ta’aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk

melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri, harus maju

menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.Dan ini, tantangan yang

sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di

kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda. Sang

perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka

menggenapkan agamanya.



Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di

sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki

setengah baya, untuk ‘merebut’ sang perempuan muda, dari sisinya.

“Oh,

jadi engkau yang akan melamar itu?” tanya sang setengah baya. “Iya,

Pak,” jawab sang muda. “Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? ” tanya

sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan. “Ya Pak, sangat

mengenalnya, ” jawab sang muda, mencoba meyakinkan.



“Lamaranmu

kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku

tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti

itu!” balas sang setengah baya. Si pemuda tergagap, “Enggak kok pak,

sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan

lalu.”



“Lamaranmu kutolak. Itu serasa ‘membeli kucing dalam

karung’ kan , aku takmau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak

mengenalnya. Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?” balas sang

setengah baya,keras.



Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda

mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, “Ayah, dia dulu aktivis

lho.” “Kamu dulu aktivis ya?” tanya sang setengah baya. “Ya Pak, saya

dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus,” jawab sang

muda, percaya diri.



“Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi

kecewa dan marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan

teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan ?”

“Anu Pak, nggak kok.

Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang

kalau saya suruh berangkat.” “Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur

temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?”



Sang

perempuan membisik lagi, membantu, “Ayah, dia pinter lho.” “Kamu lulusan

mana?” “Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus

terbaik di Indonesia lho Pak.”



“Lamaranmu kutolak. Kamu sedang

menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan ?”

“Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya

saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak.”



“Lha lamaranmu

ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?”

Bisikan itu

datang lagi, “Ayah dia sudah bekerja lho.” “Jadi kamu

sudah bekerja?” “Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa

dan Sumatera jualan produk saya Pak.”



“Lamaranmu kutolak. Kalau

kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat

memperhatikan keluargamu.” “Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong

produknya saja nggak terlalu laku.”



“Lamaranmu tetap kutolak.

Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu,kalau kerja saja nggak becus

begitu?”

Bisikan kembali, “Ayah, yang penting kan ia bisa membayar

maharnya.” “Rencananya maharmu apa?” “Seperangkat alat shalat Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf.” “Tapi saya siapkan

juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak.”



“Lamaranmu

kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan uang dan

emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku.”

Bisikan, “Dia jago IT

lho Pak” “Kamu bisa apa itu, internet?” “Oh iya Pak. Saya rutin pakai

internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net.”



“Lamaranmu

kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan anggaran untuk

internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata.” “Tapi saya

ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak.”

“Lamaranmu kutolak. Jadi kamu

nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu

gaptek gitu.”



Bisikan, “Tapi Ayah…” “Kamu kesini tadi naik apa?”

“Mobil Pak.” “Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya.

Itu namanya Riya’. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin

naik.” “Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa

nyetir”



“Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin

istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?” Bisikan,

“Ayahh..” “Kamu merasa ganteng ya?” “Nggak Pak. Biasa saja kok”



“Lamaranmu

kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini.”

“Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak.”

“Lamaranmu

kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!”



Sang

perempuan kini berkaca-kaca, “Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal

agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?” Sang setengah baya menatap

wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah

pasrah.



“Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur’an dan

Hadi ts?” Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang

berharga. Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, “Pak, dari tiga

puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek

saja. Hadi ts-pun cuma dari Arba’in yang terpendek pula.”

Sang

setengah baya tersenyum, “Lamaranmu kuterima anak muda. Itu cukup. Kau

lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih

tertatih.” Mata sang muda ikut berkaca-kaca.



Hikmah : Beliau

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:



تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ

ِلأََرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا.

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ



“Wanita (Juga Pria)

itu dinikahi krn empat perkara yaitu krn harta krn keturunan krn

kecantikan dan krn agamanya. mk pilihlah olehmu wanita yg punya agama

engkau akan beruntung.”
0
1.5K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan