- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
GOLPUT??? Pilihan atau putus asa???


TS
radin.saswie
GOLPUT??? Pilihan atau putus asa???
Quote:
PROLOG
Dear All KASKUSER, ini merupakan thread pertama ane.
Dan mohon ma'af, disini ane bukan mau memberikan info atau berbagi pengetahuan.
Tapi setidaknya thread ini lah buah pemikiran ane dan ane mohon sekedar share atau opini dari agan-agan atau aganwati semua.
Quote:
GOLPUT??? Pilihan atau lambang putus asa???
Judul inilah yang ane pilih untuk thread ane.
Kenapa??? Apa sih GOLPUT??? Kok putus asa???
Itulah setidaknya yang menjadi pertanyaan saat melihat judul thread ane.
Ane akan coba menguraikan satu persatu dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
PILKADA DKI JAKARTA 2012, 11 Juli 2012

Hari rabu kemarin tepatnya 11 Juli 2012, warga jakarta merayakan PILKADA atau Pemilihan Gubernur.
Atasan & teman-teman ane yang mempunyai KTP Jakarta diberikan hak libur untuk keperluan memilih pada PILKADA tersebut.
Keesokan harinya, ane dan teman ane berbincang-bincang sebelum mulai kerja. Pastinya ane dan teman ane yang sama-sama memiliki KTP Bekasi menanyakan bagaimana PILKADA kemarin?? Bapak memilih siapa?? Pertanyaan biasa untuk sekedar mengobrol sebelum mulai kerja.
Atasan ane menjawab dengan gagah, bangga & yakinnya :
"Ah saya sih adil, saya coblos aja semua. Dari nomor 1 sampai 6"
"Milih juga percuma, gak bakal ada pengaruhnya ke kehidupan saya"
Nah lho??? apakah ini yang disebut GOLPUT???
Menurut ane iya, karena GOLPUT (Golongan Putih) adalah suatu keadaan dimana seorang individu tidak memberikan pilihan atau tidak menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar.
Hal inilah yang mengusik, menggugah hati saya untuk berfikir kok GOLPUT bangga???
Ah, mungkin hanya beliau saja yang seperti itu. Akan tetapi :
Spoiler for Berita Persentase GOLPUT:
KabarIndonesia - Pada Pilkada Jakarta banyak warga yang tidak menggunakan hak pilihnya. Data Lingkaran Survei Indonesia menyatakan persentase pemilih golput pada pemilihan gubernur Jakarta 2012 ini naik. Lembaga survei ini mencatat kenaikan 2 persen dibandingkan pemilihan 5 tahun lalu pada tahun 2007 yaitu sebesar 35 persen.
Tahun ini persentase golput mencapai 37 persen, kata Direktur Citra Komunikasi LSI, Toto Izul Fatah.Toto mengaku belum dapat memastikan penyebab tingginya angka golput tahun ini.
Biasanya, kata dia, ada dua faktor yang mendorong pemilih tidak memberikan suaranya. Pertama, faktor administratif dan kedua, politis. "Kami belum punya data yang bisa memastikan faktor mana yang berperan.
Untuk mengetahui penyebab golput, kata Toto, seharusnya dilakukan exit poll. Survei macam itu bisa mengetahui dengan akurat kenapa seorang pemilih memutuskan abstain, alias golput.
Kedua pasangan pemenang telah menyatakan siap bertarung di putaran ke dua. Meski mengaku belum menemukan formula pasti, tim sukses kedua pasangan ini mulai merancang siasat untuk laga ke dua pada 20 September 2012. Kedua pasangan sama-sama optimis mampu mengalahkan satu sama lain.
Meski menganggap penting tambahan tenaga parpol, kubu Jokowi maupun Foke tidak lupa dengan eksekutor akhir yang menentukan dalam pemilihan. Yaitu para pemilih. Dan yang menjadi sasaran adalah warga DKI Jakarta yang tidak mencoblos pada putaran awal alias golput.
Sejumlah lembaga survei yang melakukan penghitungan cepat memperoleh hasil tingginya angka golput dalam Pilkada Jakarta ini. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat angka golput hampir mencapai 40 persen.
Hasil Lembaga Survei Indonesia menunjukkan angka golput mencapai 35,54 persen. Sedangkan catatan Indobarometer menunjukkan persentase golput sebesar 37,05. Mengambil rata-rata angka itu dan jumlah pemilih pilkada Jakarta sebanyak 6.692.348, maka jumlah golput dalam pilkada putaran pertama sekitar 2,6 juta.
Di alam demokrasi, Golput dianggap pinggiran. Toh kelompok apatis ini menjadi kunci saat putaran dua berlangsung. Mereka yang kemudian dirayu dan didekati oleh kandidat untuk memenangkan kompetisi.
Pada putaran kedua di harapkan partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya datang ke TPS-TPS, karena suara anda menentukan siapa kandidat pemenang Gubernur DKI Jakarta tahun 2012-2017. SUMBER
Ternyata eh ternyata mencapai 37% masyarakat DKI Jakarta GOLPUT!!!
Berita ini membuat ane bertanya, "Apakah GOLPUT itu dibenarkan??? Apakah GOLPUT itu tindakan represif??? Apakah GOLPUT itu iya???
Setelah ane berfikir, merenung & menimbang dengan segenap pengetahuan ane maka ane nyatakan TIDAK UNTUK GOLPUT!!!
Kenapa??? Apa yang salah dengan GOLPUT???
Quote:
GOLPUT itu tidak sesuai dengan Bangsa Indonesia

Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Yang artinya dari, oleh dan untuk rakyat. Yang berarti kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.
Artinya rakyatlah yang memimpin negara ini, rakyatlah yang dijadikan acuan besar atau tidaknya bangsa ini.
Maka dari itu, kita sebagai rakyat dan sebagai pemimpin seharusnya bisa memberikan suara, pilihan, mandat kepada siapa kita percayakan untuk memimpin lembaga eksekutif dari tingkat daerah sampai tingkat negara.
Seringkali kita mencemooh pemimpin daerah atau negara, tapi apakah kita sadar? Kades, Bupati, Walikota, Gubernur sampai Presiden pun sebenarnya adalah cerminan dari diri kita sendiri. Kenapa? Karena mereka berasal dari rakyat juga.
Untuk itulah, kita sebagai rakyat harus bisa memilih, memberikan suara, memberikan mandat kepada seseorang untuk mewakilkan kita di lembaga pemerintahan. Karena itulah demokrasi, dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat.
Quote:
Ane gak kenal gan dengan para calon kepala daerah.

Pernyataan diatas sering kali kita dengar. Rakyat tidak kenal dengan siapa pemimpinnya. Rakyat tidak tahu latar belakang mereka. Rakyat tidak tahu apa misi dan visi mereka bila mereka terpilih.
Bukankah kita sebagai atasan harus bisa mengenal bawahan kita dengan baik??? Bukankah kita (rakyat) sebagai kekuasaan tertinggi harusnya tahu dan mengenal dengan baik bagaimana para calon kepala daerah atau negara tersebut???
Internet, koran, televisi, radio tentunya bukan barang baru lagi bagi rakyat kita. Melalui media tersebut kita dengan mudahnya mendapat info siapa & bagaimana mereka. Tinggal tergantung bagaimana kita berusaha mengenal mereka.
Atasan ane sangat mengenal staff-staffnya, maka susah sekali untuk mengelabui atau sekedar berbohong kecil.
Sadarlah, kita adalah pemimpin yang sebenar-benarnya. Kekuasaan tertinggi ada di tangan kita.
Mencemooh para pejabat negara yang korup, berantakkan, tidak punya moral. Itu berarti sebenarnya kita sedang mencemooh diri kita sendiri. Karena kitalah yang membuat mereka bisa duduk di DPR, Kantor Walikota, Kantor Gubernur dll.
Untuk itu, kenalilah mereka para calon pemimpin lembaga eksekutif yang akan menjalankan amanat kita, menjalankan semua keinginan kita, menjalankan harta kita. Seperti layaknya kita memilih staff atau sekasar-kasarnya pembantu di rumah kita.
Ingat!!! Kita yang menggaji mereka dari pajak.
Ingat!!! Kita yang memberikan suara agar mereka terpilih.
Ingat!!! Kita kekuasaan tertinggi negara ini.
Lanjut di Post 2 gan...
0
4.4K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan