Tahun lalu di bulan Ramadhan saya mendapat tugas kantor (dinas) pergi ke ibu kota, Jakarta. Dari bandara Soetta saya pilih taksi sebagai kendaraan untuk mengantar saya ke kantor tujuan. Sebagai orang daerah (kampung) tugas dinas ke ibu kota itu saya manfaatkan juga sebagai moment rekareasi. Rekreasi menikmati kemegahan ibu kota. Karena itu saya memilih duduk di samping pengemudi agar bisa menikmati Jakarta lebih jelas.

Keluar toll bandara, taksi yang saya tumpangi segera dihadang kemacetan. Saat itulah sang sopir taksi membuka obrolan.

Sopir: Maaf Pak, apakah Bapak seorang muslim?

Saya: Ya

Sopir: Maaf Pak, saya non muslim. Tetapi bolehkah saya mengajukan pertanyaan pada Bapak?.

Saya: Silakan.

Sopir: Mengapa setiap bulan puasa umat Islam menginginkan agar warung-warung kopi, restoran, hingga tempat-tempat hiburan harus ditutup?

Saya: Bagi umat Islam Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan. Di bulan ini umat Islam wajib menjalankan puasa dengan khusuk. Untuk memuliakan bulan suci dan menghormati orang yang sedang berpuasa itulah semua aktivitas yang bisa mengurangi /menganggu kekhusukan ibasah harus dihentikan.

Sopir: Oh… Jadi ibadah puasa itu adalah ibadah untuk mencari penghormatan ya , Pak?

Mendapat pertanyaan itu saya kaget dan gelagapan, karena itu saya hanya bisa menjawabnya dengan senyum. Agar diskusi tidak berkepanjangan saya segera alihkan obrolan ke topik lain.

Meski saat itu saya berhasil menghentikan si sopir untuk bertanya, tetapi pertanyaan itu telah terlanjur mengendap di dalam diri saya.

Sepulang dari Jakarta, bahkan hingga hari ini dimana Ramadhan kembali menjelang, pertanyaan terakhir sopir taksi itu sudah kerap saya sampaikan kepada para ustadz atau orang-orang yang saya anggap paham agama di sekitar saya. Namun, seperti biasa jawaban beserta dalil-dalil yang saya dapati dari mereka malah membuat saya bingung.

Meskipun begitu saya mencoba merangkum jawaban-jawaban tersebut yang garis besarnya sebagai berikut :

• Puasa itu ibadah personal (hubungan langsung antara hamba dengan Allah SWT);
  
  
• Hakikat ibadah puasa adalah pengendalian diri;
  
• Tujuannya membentuk ketaqwaan;
  
• Kualitas ibadah (puasa) ditentukan oleh seberapa tangguh seseorang untuk bertahan terhadap godaan;
  
• Godaan terhadap orang berpuasa adalah keniscayaan;
  
• § Menginginkan lenyapnya godaan ketika berpuasa adalah kegagalan ibadah puasa itu sendiri.
  

Marhaban ya Ramadhan ..