- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
cerita seram


TS
paladin676
cerita seram
Quote:
1. Jalan menikung di Desa Bandar Baru, Deli Serdang, Sumatera Utara tak ubahnya seperti tikungan-tikungan lainnya di sepanjang Jalan Medan-Berastagi. Lokasinya terletak dekat deretan bungalow. Di siang hari, jalan ini banyak dilalui warga sekitar maupun para pelancong dari daerah lain.
Lewat azan magrib, situasi di tikungan berubah 180 derajat, banyak bermunculan cerita-cerita seram. Sosok hantu perempuan kabarnya sering menampakkan diri ke sejumlah pengendara yang melintas di jalur ini.
Dari sejumlah kesaksian, makhluk halus itu tidak pernah mencelakai pengendara yang melintas. Tidak hanya menampakkan diri, mesin kendaraan milik warga juga ikut mati tanpa diketahui penyebabnya.
Bahkan, ada beberapa orang yang mengaku hantu perempuan masuk ke dalam mobilnya dengan wujud yang menyeramkan. Alhasil, kehadirannya itu membuat pengemudi ketakutan dan tidak jarang meninggalkan kendaraannya.
Dari cerita yang beredar, sebelum ada pemunculan hantu-hantu ini, terdapat sebuah peristiwa mengenaskan di tahun 1970-an. Ketika itu, terjadi kecelakaan fatal di tikungan ini akibat kendaraan yang dibawa gadis-gadis Tionghoa ini jatuh ke Jurang. Akibatnya beberapa penumpangnya tewas di lokasi kejadian.
Usai kejadian, banyak warga yang mengaku melihat penampakan para korban di tikungan ini. Sejak itu, warga setempat mulai menamakannya Tikungan Amoy karena hantu yang muncul berpakaian ala gadis China.
Sebelum terjadi kecelakaan, tikungan itu disebut Tikungan Manis. Penampakan perempuan itu kabarnya berpakaian macam vampir. Pengendara juga sempat mengalami kejadian aneh ketika melintas. Kendaraan tiba-tiba saja mati saat berada di Tikungan Amoy.
Ada kisah dimana pengendara sempat melihat sekumpulan wanita duduk di kursi belakang mobilnya. Namun dalam waktu sekejap wanita yang dilihatnya itu menghilang dan kendaraannya kembali nyala seperti sebelumnya.
Percaya atau tidak, itu merupakan cerita mistis yang banyak dialami pengendara saat melintas di Tikungan Amoy. Cerita ini dengan cepat menyebar dan sempat dialami oleh mereka yang melintas.
Lewat azan magrib, situasi di tikungan berubah 180 derajat, banyak bermunculan cerita-cerita seram. Sosok hantu perempuan kabarnya sering menampakkan diri ke sejumlah pengendara yang melintas di jalur ini.
Dari sejumlah kesaksian, makhluk halus itu tidak pernah mencelakai pengendara yang melintas. Tidak hanya menampakkan diri, mesin kendaraan milik warga juga ikut mati tanpa diketahui penyebabnya.
Bahkan, ada beberapa orang yang mengaku hantu perempuan masuk ke dalam mobilnya dengan wujud yang menyeramkan. Alhasil, kehadirannya itu membuat pengemudi ketakutan dan tidak jarang meninggalkan kendaraannya.
Dari cerita yang beredar, sebelum ada pemunculan hantu-hantu ini, terdapat sebuah peristiwa mengenaskan di tahun 1970-an. Ketika itu, terjadi kecelakaan fatal di tikungan ini akibat kendaraan yang dibawa gadis-gadis Tionghoa ini jatuh ke Jurang. Akibatnya beberapa penumpangnya tewas di lokasi kejadian.
Usai kejadian, banyak warga yang mengaku melihat penampakan para korban di tikungan ini. Sejak itu, warga setempat mulai menamakannya Tikungan Amoy karena hantu yang muncul berpakaian ala gadis China.
Sebelum terjadi kecelakaan, tikungan itu disebut Tikungan Manis. Penampakan perempuan itu kabarnya berpakaian macam vampir. Pengendara juga sempat mengalami kejadian aneh ketika melintas. Kendaraan tiba-tiba saja mati saat berada di Tikungan Amoy.
Ada kisah dimana pengendara sempat melihat sekumpulan wanita duduk di kursi belakang mobilnya. Namun dalam waktu sekejap wanita yang dilihatnya itu menghilang dan kendaraannya kembali nyala seperti sebelumnya.
Percaya atau tidak, itu merupakan cerita mistis yang banyak dialami pengendara saat melintas di Tikungan Amoy. Cerita ini dengan cepat menyebar dan sempat dialami oleh mereka yang melintas.
Quote:
2. Cerita misteri soal Alas Roban sudah terdengar sejak dulu. Alas Roban terletak di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Daerah ini sejak dulu terkenal angker.
Setiap pengendara yang ingin melintas jalan raya Alas Roban selalu merinding. Tidak hanya jalannya yang berkelok, tapi cerita-cerita mistis sudah kuat membekas.
Kawasan hutan jati di Plelen, Gringsing itu pernah dikenal sebagai tempat pembuangan mayat pada tahun 1980-an. Mayat-mayat itu adalah korban dari penembak misterius (Petrus). Semua korbannya dibuang ke Alas Roban.
Tidak hanya itu, daerah tersebut sudah sering terjadi puluhan kecelakaan lalu lintas. Sudah banyak yang meninggal di sana akibat kecelakaan. Lalu, muncul cerita-cerita mistis beredar di masyarakat. Ada yang pernah melihat kuntilanak, pocong sampai genderuwo.
Dulu, jika malam hari, sepanjang jalur Alas Roban memang gelap. Masih dikelilingi pohon-pohon jati. Jalannya pun tidak lurus, ada yang berkelok dan menanjak curam. Wajar, jika setiap pengendara melintasi jalan tersebut selalu was-was.
Jika menengok ke belakang, jalan raya Alas Roban hanya ada satu, yaitu jalan raya Poncowati. Jalan itu dibuat pada era pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Belanda ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 hingga 1811.
Sekarang, cerita itu sudah berubah. Sekarang sudah dibangun jalan baru. Ada jalur alternatif jika pengendara ingin menuju Semarang atau sebaliknya menuju Jakarta. Ada dua jalan tembus yang dibangun tahun 1990-an dan 2000-an.
Tidak hanya cerita angker saja, jalan raya Alas Roban pernah dikenal rawan tindak kejahatan. Jalur yang berliku dan panjang membuat pengendara takut melewati jalan tersebut sendiri jika malam hari.
Banyak penjahat mulai dari begal sampai bajing loncat. Saking rawannya, kendaraan yang melintas malam hari tidak berani. Untuk kendaraan yang datang dari arah timur Semarang berhenti di depan Pasar Plelen. Sementara dari arah barat Jakarta, istirahat di Banyuputih.
Mereka baru berani melintasi jalan Alas Roban ketika pukul 05.00 WIB. Kalau pun ada yang berani melintas malam hari, harus menunggu kendaraan lainnya. Minimal enam kendaraan.
Sekarang cerita angker dan rawan kejahatan secara perlahan mulai hilang di benak masyarakat. Jalan raya Alas Roban lambat laun mulai ramai baik mobil atau motor. Dan, di sekitar pinggir jalan kini juga sudah banyak orang menjajakan makanan.
Setiap pengendara yang ingin melintas jalan raya Alas Roban selalu merinding. Tidak hanya jalannya yang berkelok, tapi cerita-cerita mistis sudah kuat membekas.
Kawasan hutan jati di Plelen, Gringsing itu pernah dikenal sebagai tempat pembuangan mayat pada tahun 1980-an. Mayat-mayat itu adalah korban dari penembak misterius (Petrus). Semua korbannya dibuang ke Alas Roban.
Tidak hanya itu, daerah tersebut sudah sering terjadi puluhan kecelakaan lalu lintas. Sudah banyak yang meninggal di sana akibat kecelakaan. Lalu, muncul cerita-cerita mistis beredar di masyarakat. Ada yang pernah melihat kuntilanak, pocong sampai genderuwo.
Dulu, jika malam hari, sepanjang jalur Alas Roban memang gelap. Masih dikelilingi pohon-pohon jati. Jalannya pun tidak lurus, ada yang berkelok dan menanjak curam. Wajar, jika setiap pengendara melintasi jalan tersebut selalu was-was.
Jika menengok ke belakang, jalan raya Alas Roban hanya ada satu, yaitu jalan raya Poncowati. Jalan itu dibuat pada era pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, Gubernur Jendral Hindia Belanda ke-36. Dia memerintah antara tahun 1808 hingga 1811.
Sekarang, cerita itu sudah berubah. Sekarang sudah dibangun jalan baru. Ada jalur alternatif jika pengendara ingin menuju Semarang atau sebaliknya menuju Jakarta. Ada dua jalan tembus yang dibangun tahun 1990-an dan 2000-an.
Tidak hanya cerita angker saja, jalan raya Alas Roban pernah dikenal rawan tindak kejahatan. Jalur yang berliku dan panjang membuat pengendara takut melewati jalan tersebut sendiri jika malam hari.
Banyak penjahat mulai dari begal sampai bajing loncat. Saking rawannya, kendaraan yang melintas malam hari tidak berani. Untuk kendaraan yang datang dari arah timur Semarang berhenti di depan Pasar Plelen. Sementara dari arah barat Jakarta, istirahat di Banyuputih.
Mereka baru berani melintasi jalan Alas Roban ketika pukul 05.00 WIB. Kalau pun ada yang berani melintas malam hari, harus menunggu kendaraan lainnya. Minimal enam kendaraan.
Sekarang cerita angker dan rawan kejahatan secara perlahan mulai hilang di benak masyarakat. Jalan raya Alas Roban lambat laun mulai ramai baik mobil atau motor. Dan, di sekitar pinggir jalan kini juga sudah banyak orang menjajakan makanan.
gan harap komeng ya sekalian bagi



Quote:



0
10.3K
Kutip
30
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan