Menguak misteri dibalik kecelakan sukhoi dari sisi spritual
TS
aciltapai
Menguak misteri dibalik kecelakan sukhoi dari sisi spritual
Assalamualaikum agan2, dan sista kaskuser yang baik hati...
agan2 masih inget kejadian jatuhnya pesawat sukhoi superjet 100 yang terjadi tanggal 09 mei 2012 di wilayah gunung salak?..tentu masih ingat kan
Begitu menyedihkan peristiwa itu sehingga hampir setiap hari kita liat di tv berita tentang kecelakaan itu tidak ada habisnya.
Ane mencoba mencari tau dari sudut spritual tentang apa penyebab kecelakaan itu karena dari informasi yang ane tau sudah begitu sering terjadi kecelakaan udara di area yang sering disebut orang itu area"neraka"nya jalur penerbangan.
Spoiler for gunung salak:
setelah ane mencoba dengan izin Tuhan ane sedikit bisa menggali informasi tentang misteri di balik kecelakaan itu dari sudut pandang spritual, masalah percaya atau engga mohon agan2 bisa menyikapinya dengan bijaksana
sumber informasi yang ane dapet bernama "eyang santri"..
Spoiler for hasil dialog ane dengan eyang santri:
ane: Assalamualaikum
Eyang santri: Waalaikum salam wr wb.
ane: Sugeng siang, Rahayu Eyang Mohon perkenaan eyang saya ingin menghadap untuk mohon wejangan dan pitutur.
Eyang Santri: ya le silahkan .
ane: Eyang adalah guru para sesepuh kebatinan tanah Jawa, apa yang sesungguhnya terjadi dalam musibah jatuhya pesawat Sukhoi?
Eyang Santri: Kesombongan di hati pilot dan manusia umumnya. Merasa hebat dengan ilmu-ilmu dunya sehingga mendapatkan celaka karena melanggar hukum alam, jadi alam yang mengingatkan mereka
ane: Apakah itu berarti ada yang dilanggar saat pesawat melintas diatas Gunung Salak?
eyang santri: Pasti le.. pilot harusnya mengucapkan salam kepada semua penghuni gaib diwilayah ini dan itu tidak dilakukan. Di hati Pilot ada kesombongan dirinya punya banyak pengalaman dan di atas gunung yang kujaga ini malah ingin mempertunjukkan kesombongannya.
ane: lalu apa yang terjadi eyang?
Eyang Santri: Sebenarnya sudah ada penghuni gaib masuk ke batin pilot untuk mengingatkan dan menyarankan agar pilot mengucapkan salam takzim kepada penghuni goib disemua wilayah bumi khususnya di wilayah gunung salak saat melintas di atasnya. Namun di batin pilot menolak memberi salam, awalnya perang batin terjadi pada diri pilot itu.
ane: selanjutnya?
Eyang Santri: Pilot malah ingin mempertontonkan kepintarannya menyetir pesawat, ia turunkan pesawat dari ketinggian dan akhirnya menabrak gunung yang kami jaga ini. Kesombongan pilot membuat penghuni goib disini tersinggung dan mengganjarnya dengan musibah. Tamu harus tahu sopan santun.
ane: Astaghfirullahaladzim korban telah jatuh eyang
Eyang santri: Semoga Gusti Allah memberi tempat terbaik sesuai dengan amal perbuatan mereka. Bagi keluarga yang ditinggalkan, sabar dan tabah karena ini sudah takdir.
ane: Apa yang bisa kita ambil hikmah dan manfaat dari kejadian ini, eyang?
Eyang Santri: sehebat apapun ilmu dunya, tak akan mampu mengalahkan kekuatan alam dan kekuatan batin bangsa kita. Kita ini bangsa yang unggul karena disinilah kawah candradimuka dan sebagai pendidikan kekuatan batin manusia. Maka kalau ingin selamat dunia akhirat, pelajari dan kemudian olah batinmu dengan laku tirakat agar menjadi tajam akan tanda-tanda kekuasaan Gusti Allah. Gusti Kang Murbeng Dumadi, Sang Pencipta Alam semesta. Hargai dan hormati alam ciptaan Allah baik yang nyata maupun yang goib, jangan sekali kali merusak dan menunjukkan kesombongan karena nanti ada hukum karma sebab dan akibat.
ane: Terima kasih Eyang, petuah dan wejangan eyang ini akan bermanfaat bagi kami. Sungkem saya untuk semua sesepuh penghuni goib yang ada di sana.
Eyang Santri: ya le semoga yang membaca tulisanmu mendapatkan pelajaran kejadian ini.
ane: Assalamualaikum
Eyang Santri: Waalaikumsalam wr wb
Spoiler for Siapa itu Eyang Santri?...:
Eyang Santri sesungguhnya adalah Pangeran Djojokusumo, kerabat dekat Trah Mangkunegaran, cucu kandung Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I dan anak kandung dari putera Sambernyowo yaitu Pangeran Prabuamidjojo. di masa lalu Keraton Mangkunegaran hubungannya amat dekat dengan Trah Bangsawan-Bangsawan Madura terutama Pamekasan, karena bantuan mereka pada konflik Mataram sebelum Giyanti 1755. Pernikahan ini kerap kali dijodohkan, Pangeran Prabuamidjojo dijodohkan oleh Pangeran Sambernyowo ayahnya, yang juga Mangkunegoro I dengan Puteri Ayu Trikusumo, puteri Pangeran Cakraningrat penguasa Pamekasan, Madura. Dari pernikahan inilah lahir Pangeran Djojokusumo yang sejak lahir memiliki kekuatan daya pikir dan daya batin yang linuwih.
Pangeran Djojokusumo lahir pada tahun 1770, di masa remajanya ia banyak berguru dengan banyak ulama, bahkan ia sampai belajar mengaji dan mendalami ilmu agama di Pasiriyan, Jawa Timur. Semasa muda ia bersahabat dengan Pangeran Sosroningrat dan Pangeran Jungut Mandurareja yang juga merupakan kakak dari Raden Mas Sugandi yang kelak menjadi Pakubuwono V. Adanya hubungan saudara antara Pangeran Djojokusumo dengan Pangeran-Pangeran dari Kasunanan Solo membuat dia semangkin akrab dan bersama-sama belajar sastra Jawa. Raden Mas Sugandi diangkat menjadi Putera Mahkota Pakubuwono sekitar tahun 1811 dan bergelar Adipati Anom Amangku Negoro III. Di masa inilah Pakubuwono IV memberikan latihan bagi Adipati Anom untuk mempelajari seluruh aspek kehidupan masyarakat, susastra dan segala permasalahan social agar kelak menjadi raja ia siap. Adipati Anom dibantu oleh Pangeran Jungut Mandurareja dan Pangeran Sosroningrat menyusun dasar-dasar pemerintahan, selain itu Pangeran Djojokusumo diminta bantuannya dalam nasihat-nasihat kepada Putera Mahkota.
Pada tahun 1814 Adipati Anom mencetuskan ide agar dibuat sebuah serat yang mempelajari seluk beluk masyarakat Jawa. Serat ini kemudian diperintahkan kepada satu tim yang terdiri dari : Raden Ronggosutresno yang telah berkeliling Jawa bagian Timur, Raden Ngabehi Yosodipuro II yang amat mengerti Jawa Bagian Barat serta Kyai Muhammad Ilhar yang tau masalah seluk beluk agama, disini kemudian semua fasilitas dibantu oleh Pangeran Jungut Mandurareja yang menguasai Perdikan Ngawonggo dan penguasa Klaten saat itu. Disini juga perlu dicatat tambahan-tambahan pihak yang membantu terselesaikannya serat centhini termasuk Pangeran Djojokusumo, masa serat centhini ini semasa dengan terbitnya sastra Serat Suryaraja yang berisi ramalan akan datang masanya Keraton Yogyakarta mengalahkan Keraton Surakarta dan menyatukan kerajaan Mataram ke dalam bentuknya yang semula.
Setelah selesainya Serat Centhini, Pangeran Djojokusumo tertarik dengan cerita-cerita yang diuraikan oleh Raden Ronggosutresno dan Sostrodipuro tentang keindahan Pulau Jawa, akhirnya Pangeran Djojokusumo memutuskan untuk berkeliling Jawa.
Dalam keliling Jawa itu ia menikmati keindahan Pulau Jawa yang ia catat Sebuah Pulau yang teramat indah. Ia kunjungi seluruh makam-makam keramat, ia kunjungi ulama dan ahli kebatinan dan ngangsu ilmu. Kemampuan ilmu-nya luar biasa tinggi. Pada tahun 1823 Pakubuwono V sahabatnya itu wafat dia dipanggil pulang ke Solo untuk menjadi penasihat Pakubuwono VI saat itu Pangeran Djojokusumo sedang berada di Sumedang, . Sesampainya di Solo ia merasakan akan ada perubahan besar di bumi Jawa, ia akhirnya bertapa sebentar di sebuah danau bernama Cengklik di pinggiran Kota Solo. Di danau itu ia mendapatkan wangsit bahwa Jawa akan masuk ke pinggir jurangnya, tapi kelak Jawa akan bersinar cerah secerah matahari pagi. Masa suram inilah yang membuat Pangeran Djojokusumo akhirnya sadar bahwa perang akan diiringi dengan kelaparan hebat