- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Movies
[share] Film Menceritakan Pengorbanan / Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anaknya
TS
gojay90
[share] Film Menceritakan Pengorbanan / Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anaknya
Quote:
SEBELUMNYA DI RATE DULU YA GAN
Thread ini buat sharing aja Gan, bagi yang punya recomended film yang bertemakan Pengorbanan/Kasih sayang orang tua kepada anaknya....
Film yang di share tidak dibatasi dari negara tertentu.....
Asalkan Sesuai dengan TEMA bisa di jadikan recomended
Film yang di share tidak dibatasi dari negara tertentu.....
Asalkan Sesuai dengan TEMA bisa di jadikan recomended
Quote:
Spoiler for A Long Visit(My Mom):
Spoiler for Sinopsis:
film yang dirilis di Korea Selatan tanggal 22 April 2010 ini, bercerita tentang seorang ibu, bagaimana ia membesarkan anak putrinya sampai ia tumbuh dewasa, hingga akhirnya menikah dan mempunyai seorang anak.
Ibu Ji-suk (Kim Hae-Suk) adalah sosok ibu yang sangat ideal, yang menggambarkan karakter seorang ibu yang sangat khas. sedangkan putrinya Ji-suk (Park-Jin Hae) adalah gambaran bagaimana seorang anak bersikap pada ibunya. Ibu Ji-suk amat mencintai dan menyayangi Ji-suk ini terbukti dari sikapnya tiap kali Ji-suk diperlakukan tidak baik, misal ketika adiknya tidak menyisihkan makanan untuk Ji-suk, maka dengan segera Ibunya mengomeli adiknya. ketika Ji-suk remaja, masalah keluarga semakin rumit, karena sering kali ayahnya bersikap kasar pada Ibunya bahkan sering memukulinya, Ji-suk begitu takut dan hanya bisa menangis saat itu. tetapi ketika Ji-suk dewasa ia tidak tahan lagi dengan perbuatan ayahnya dan mengatakan pada ibunya untuk bercerai saja dan pindah ke Seoul. tetapi ibunya berkata barangkali seorang ibu harus berkorban demi anaknya, aku tidak bisa membiarkanmu berhenti bersekolah hanya karena aku tidak mau dipukul oleh ayahmu!
ketika Ji-suk dewasa ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas sastra di Seoul, dan itu artinya ia harus meninggalkan ibunya dan keluarganya di rumah. suatu kali Ji-suk hendak menikah dengan seorang pemuda dan pemuda itu menawarinya untuk datang bertemu dengan keluarganya. akhirnya Ji-suk datang bersama ibu dan bapaknya, tak disangka calon mertua Ji-suk rupanya menolak dengan kasar dan tidak mau pernikahan itu terjadi. dengan amat nelangsa ibu Ji-suk kembali ke rumah orang tua pemuda tersebut dan memohon dengan sangat agar putrinya boleh menikah dengan pemuda tersebut. dalam percakapan empat mata dengan ibu pemuda itu, ibu Ji-suk berkata mungkin aku memang bodoh, tapi tidak putriku. dia pintar dan aku tidak mau melihatnya menderita hanya karena orang tuanya bodoh dan tidak kaya
akhirnya Ji-suk menikah dan dikarunia seorang putri yang amat cantik dan manis. tetapi rupanya nasib berkata lain dia tervonis kanker pankreas stadium terakhir dan tentu saja itu tidak bisa disembuhkan. Ji-suk tidak mengatakannya pada ibunya, ibunya justru mengetahui berita mengejutkan itu dari suami Ji-suk. menjelang ending film, suasana film dipenuhi dengan kesedihan yang luar biasa. bagaimana tidak, seorang ibu tahu bahwa sebentar lagi anaknya akan meninggal padahal ia begitu mencintai dan menyayanginya.
Ibu Ji-suk (Kim Hae-Suk) adalah sosok ibu yang sangat ideal, yang menggambarkan karakter seorang ibu yang sangat khas. sedangkan putrinya Ji-suk (Park-Jin Hae) adalah gambaran bagaimana seorang anak bersikap pada ibunya. Ibu Ji-suk amat mencintai dan menyayangi Ji-suk ini terbukti dari sikapnya tiap kali Ji-suk diperlakukan tidak baik, misal ketika adiknya tidak menyisihkan makanan untuk Ji-suk, maka dengan segera Ibunya mengomeli adiknya. ketika Ji-suk remaja, masalah keluarga semakin rumit, karena sering kali ayahnya bersikap kasar pada Ibunya bahkan sering memukulinya, Ji-suk begitu takut dan hanya bisa menangis saat itu. tetapi ketika Ji-suk dewasa ia tidak tahan lagi dengan perbuatan ayahnya dan mengatakan pada ibunya untuk bercerai saja dan pindah ke Seoul. tetapi ibunya berkata barangkali seorang ibu harus berkorban demi anaknya, aku tidak bisa membiarkanmu berhenti bersekolah hanya karena aku tidak mau dipukul oleh ayahmu!
ketika Ji-suk dewasa ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas sastra di Seoul, dan itu artinya ia harus meninggalkan ibunya dan keluarganya di rumah. suatu kali Ji-suk hendak menikah dengan seorang pemuda dan pemuda itu menawarinya untuk datang bertemu dengan keluarganya. akhirnya Ji-suk datang bersama ibu dan bapaknya, tak disangka calon mertua Ji-suk rupanya menolak dengan kasar dan tidak mau pernikahan itu terjadi. dengan amat nelangsa ibu Ji-suk kembali ke rumah orang tua pemuda tersebut dan memohon dengan sangat agar putrinya boleh menikah dengan pemuda tersebut. dalam percakapan empat mata dengan ibu pemuda itu, ibu Ji-suk berkata mungkin aku memang bodoh, tapi tidak putriku. dia pintar dan aku tidak mau melihatnya menderita hanya karena orang tuanya bodoh dan tidak kaya
akhirnya Ji-suk menikah dan dikarunia seorang putri yang amat cantik dan manis. tetapi rupanya nasib berkata lain dia tervonis kanker pankreas stadium terakhir dan tentu saja itu tidak bisa disembuhkan. Ji-suk tidak mengatakannya pada ibunya, ibunya justru mengetahui berita mengejutkan itu dari suami Ji-suk. menjelang ending film, suasana film dipenuhi dengan kesedihan yang luar biasa. bagaimana tidak, seorang ibu tahu bahwa sebentar lagi anaknya akan meninggal padahal ia begitu mencintai dan menyayanginya.
Quote:
Spoiler for Wedding Dress:
Spoiler for Sinopsis:
Wedding Dress berkisah mengenai perjuangan seorang wanita muda membesarkan anak semata wayangnya setelah suaminya meninggal. Seo Go Eun berprofesi sebagai desainer busana pengantin. Setiap harinya, Seo Go Eun menghabiskan waktunya untuk bekerja hingga ia terkadang melalaikan tugasnya sebagai seorang Ibu, So Ra, anaknya sering dibawanya ke kantor. Tapi, semua berubah ketika ia divonis mengidap penyakit Kanker Lambung dan hidupnya tidak akan lama lagi.
So Ra, anak semata wayangnya ini adalah anak yang cerdas. Tapi ia sangat tertutup dan tidak bisa bergaul dengan baik. So Ra bahkan sering membolos les balet. Seo Go Eun menyembunyikan penyakitnya dari So Ra. Tapi karena kecerdasannya, So Ra mengetahui penyakit ibunya tersebut. Seo Go Eun memiliki keinginan terakhir sebelum ia meninggal. Ia ingin melihat So Ra memiliki banyak teman dan juga menari balet di atas panggung.
Setelah vonis itu keluar, Seo Go Eun yang tadinya penggila kerja, akhirnya ia memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya untuk selalu bersama So Ra. So Ra sedikit kaget dengan perubahan ibunya, ibunya selalu menanyakan apa yang diinginkannya dan kemudian mengabulkannya. Hingga kemudian, So Ra mengetahui perihal penyakit Ibunya dan ia berusaha keras untuk memenuhi semua permintaan Ibunya, tanpa ibunya tahu bahwa sebenarnya So Ra tahu penyakitnya. Pergi les balet, menyisir rambut sendiri dan berteman dengan orang lain So Ra lakukan demi Ibunya.
Ketika di rumah sakit, Seo Go Eun sudah semakin parah. So Ra terus mendampingi ibunya, ia naik ke atas ranjang rumah sakit dan tidur bersama Seo Go Eun. Saat So Ra sudah terlelap, seorang penyiar di radio membacakan sebuah surat yang ternyata itu adalah surat So Ra untuk ibunya, Seo Go Eun. Isinya : Ibu, engkau adalah orang yang paling aku cintai di dunia ini. Kenapa engkau sakit? Ibu sudah cukup menderita. Biarlah Sora saja yang sakit. Ibu harus sehat. Aku mencintaimu Ibu.
Saat mendengar itu, Seo Go Eun menangis dan malam itu adalah malam terakhir So Ra bersama ibunya di dunia.
Paginya, So ra bangun tidur di samping Ibunya yang sedang tertidur, " Hari ini aku tidak masuk sekolah ya, Aku ingin menemanimu seharian. Tidurlah, banyaklah istirahat". Sora turun dari ranjang dan berjalan menutup pintu kamar rumah sakit. di balik pintu, ia berusaha menahan tangis, ia tahu bahwa sebenarnya Ibunya telah meninggal. Saat itu juga, beberapa dokter datang dan terhenti di depan pintu Seo Go Eun. Mereka ingin mengecek keadaan Seo Go Eun, tapi SO Ra tidak membiarkan mereka masuk, "Ibuku sedang tidur, Ia sedang tidur. Jangan ganggu dia." kata Sora. Ia terus saja menhan para dokter itu untuk masuk ke kamar tempat ibunya, tapi dokter akhirnya bisa masuk dan tahu bahwa Seo Go Eun sudah meninggal. "Jangan ambil Ibuku, Jangan ambil Ibuku!". So Ra tidak berhenti berteriak.
Sebelum meninggal ibunya telah menyiapkan sebuah desain khusus wedding dress untuk So Ra. Di akhir film, So Ra telah tumbuh dewasa, ia mengenakan wedding dress yang telah dirancang Seo Go Eun untuk hari pernikahannya.
So Ra, anak semata wayangnya ini adalah anak yang cerdas. Tapi ia sangat tertutup dan tidak bisa bergaul dengan baik. So Ra bahkan sering membolos les balet. Seo Go Eun menyembunyikan penyakitnya dari So Ra. Tapi karena kecerdasannya, So Ra mengetahui penyakit ibunya tersebut. Seo Go Eun memiliki keinginan terakhir sebelum ia meninggal. Ia ingin melihat So Ra memiliki banyak teman dan juga menari balet di atas panggung.
Setelah vonis itu keluar, Seo Go Eun yang tadinya penggila kerja, akhirnya ia memilih untuk menghabiskan sisa hidupnya untuk selalu bersama So Ra. So Ra sedikit kaget dengan perubahan ibunya, ibunya selalu menanyakan apa yang diinginkannya dan kemudian mengabulkannya. Hingga kemudian, So Ra mengetahui perihal penyakit Ibunya dan ia berusaha keras untuk memenuhi semua permintaan Ibunya, tanpa ibunya tahu bahwa sebenarnya So Ra tahu penyakitnya. Pergi les balet, menyisir rambut sendiri dan berteman dengan orang lain So Ra lakukan demi Ibunya.
Ketika di rumah sakit, Seo Go Eun sudah semakin parah. So Ra terus mendampingi ibunya, ia naik ke atas ranjang rumah sakit dan tidur bersama Seo Go Eun. Saat So Ra sudah terlelap, seorang penyiar di radio membacakan sebuah surat yang ternyata itu adalah surat So Ra untuk ibunya, Seo Go Eun. Isinya : Ibu, engkau adalah orang yang paling aku cintai di dunia ini. Kenapa engkau sakit? Ibu sudah cukup menderita. Biarlah Sora saja yang sakit. Ibu harus sehat. Aku mencintaimu Ibu.
Saat mendengar itu, Seo Go Eun menangis dan malam itu adalah malam terakhir So Ra bersama ibunya di dunia.
Paginya, So ra bangun tidur di samping Ibunya yang sedang tertidur, " Hari ini aku tidak masuk sekolah ya, Aku ingin menemanimu seharian. Tidurlah, banyaklah istirahat". Sora turun dari ranjang dan berjalan menutup pintu kamar rumah sakit. di balik pintu, ia berusaha menahan tangis, ia tahu bahwa sebenarnya Ibunya telah meninggal. Saat itu juga, beberapa dokter datang dan terhenti di depan pintu Seo Go Eun. Mereka ingin mengecek keadaan Seo Go Eun, tapi SO Ra tidak membiarkan mereka masuk, "Ibuku sedang tidur, Ia sedang tidur. Jangan ganggu dia." kata Sora. Ia terus saja menhan para dokter itu untuk masuk ke kamar tempat ibunya, tapi dokter akhirnya bisa masuk dan tahu bahwa Seo Go Eun sudah meninggal. "Jangan ambil Ibuku, Jangan ambil Ibuku!". So Ra tidak berhenti berteriak.
Sebelum meninggal ibunya telah menyiapkan sebuah desain khusus wedding dress untuk So Ra. Di akhir film, So Ra telah tumbuh dewasa, ia mengenakan wedding dress yang telah dirancang Seo Go Eun untuk hari pernikahannya.
Quote:
Spoiler for The Pursuit of Happyness:
Spoiler for Sinopsis:
Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San Francisco, California. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. Chris adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.
UPDATE:
Quote:
Maaf kalo masih berantakan nih Thread sekaliyan maaf juga klo tambahan ga bisa di tampilin di pekiwan.....
Maklum aja masih jadi Thread pertama ane ......
kalo berkenan boleh kasih atau
nggak berharap ane kena timpuk ya gan..
sekaliyan maaf klo thread ane repost....repost
0
12.9K
Kutip
50
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan