- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tiduri Aku Ibu !!!(Kisah Nyata?)


TS
green8556
Tiduri Aku Ibu !!!(Kisah Nyata?)
Pasti agan agan yg melihat judul ini pikiran udah mulai negatif nih
malu
Cerita ini sebenarnya bukan cerita BB++ gan melainkan ya liat ajah deh ntar
Moga ajah ya gan ga

lanjutannya ada di Bawah ya gan ^_^

Cerita ini sebenarnya bukan cerita BB++ gan melainkan ya liat ajah deh ntar

Moga ajah ya gan ga


Spoiler for Ceritanya:
.
Tersentak hati Bu Dina mendengar permintaan anaknya. Anak laki-lakinya ingin ditiduri, ingin diberi kehangatan darinya
.kehangatan seorang wanita. Kehangatan
hmm
Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.
Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.
Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu maskot pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai rising star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja fitnah dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.
ah paling dengan keseksiannya kata mereka yang tidak suka.
oooOooo
Ibu mau kemana .? tanya Fitri, puteri bungsunya
Ibu mau berangkat ke kantor nak jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya
Kok masih gelap bu .bareng ayah gak bu ? tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel
Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya
Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.
Aku tidak boleh terlambat aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang.. pikir Dina dalam hati
Bu, aku masih mau tidur . kata Fitri
Iyya nak .
.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, Nanti sekolah sama si Mbok ya .sarapan disekolah juga gak apa-apa kok Ibu harus berangkat pagi-pagi
Ah, Ibu kemarin sudah pegi pagi kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya
Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit ..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan jawab Dina pelan
Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok sekolah juga sama si Mbok . keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.
Fitri, Ibu mau berangkat ..kamu berangkat sama si Mbok ya ! seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.
Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.
Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan rona merahnya. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya
Huh Fitri selalu membuat aku marah .Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.
Ah sudah pk. 04.45 aku bisa terlambat
Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya .Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya
Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah
oooOooo
Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.
Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat .Akhirnya aku berhasil .
Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya .
Dina selamat ya .tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan .. kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.
Jabatan tangan yang terasa lain. Terasa ada getaran hangat yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya kacau, hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa
Dina, kerja kamu luar biasa ..masih muda, cantik, jenius .tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tsb .. kata seorang Komisaris
Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb
Terima kasih Pak..terima kasih semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak
Berapa usiamu sekarang adakah 40 ? tanya Komisaris itu lagi
Dina tersipu malu ..rona merah kembali menghiasi wajahnya .
Saya baru 34 . Pak jawab Dina sambil tertunduk malu
Wow Surprise kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi semoga kamu sukses ya .
Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi .? ah, gak mungkin aku salah dengar .
oooOooo
Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.
Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.
Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu maskot pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai rising star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja fitnah dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.
ah paling dengan keseksiannya kata mereka yang tidak suka.
oooOooo
Ibu mau kemana .? tanya Fitri, puteri bungsunya
Ibu mau berangkat ke kantor nak jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya
Kok masih gelap bu .bareng ayah gak bu ? tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel
Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya
Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.
Aku tidak boleh terlambat aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang.. pikir Dina dalam hati
Bu, aku masih mau tidur . kata Fitri
Iyya nak .
.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, Nanti sekolah sama si Mbok ya .sarapan disekolah juga gak apa-apa kok Ibu harus berangkat pagi-pagi
Ah, Ibu kemarin sudah pegi pagi kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya
Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit ..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan jawab Dina pelan
Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok sekolah juga sama si Mbok . keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.
Fitri, Ibu mau berangkat ..kamu berangkat sama si Mbok ya ! seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.
Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.
Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan rona merahnya. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya
Huh Fitri selalu membuat aku marah .Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.
Ah sudah pk. 04.45 aku bisa terlambat
Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya .Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya
Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah
oooOooo
Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.
Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat .Akhirnya aku berhasil .
Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya .
Dina selamat ya .tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan .. kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.
Jabatan tangan yang terasa lain. Terasa ada getaran hangat yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya kacau, hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa
Dina, kerja kamu luar biasa ..masih muda, cantik, jenius .tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tsb .. kata seorang Komisaris
Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb
Terima kasih Pak..terima kasih semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak
Berapa usiamu sekarang adakah 40 ? tanya Komisaris itu lagi
Dina tersipu malu ..rona merah kembali menghiasi wajahnya .
Saya baru 34 . Pak jawab Dina sambil tertunduk malu
Wow Surprise kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi semoga kamu sukses ya .
Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi .? ah, gak mungkin aku salah dengar .
oooOooo
lanjutannya ada di Bawah ya gan ^_^


ridwan890 memberi reputasi
1
4.2K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan