- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Anak Pedalaman Papua berpeluang jadi juara Olimpiade Matematika


TS
maulanaGB
Anak Pedalaman Papua berpeluang jadi juara Olimpiade Matematika
Spoiler for mohon permisi:
sebelumnya ane minta maaf kalo trit ane kurang membuat para agan dan sista tidak tertarik, ane cuma maksud memberi informasi
Spoiler for menerima:
Quote:
menerima





insya Allah ini pertamax gan
Spoiler for papua:
Quote:
mungkin papualah daerah yang paling tertinggal di Indonesia , namun itu semua tak menyurutkan semangat anak-anak papua untuk belajar...
Spoiler for anak papua:
Quote:
Berada di wilayah tertinggal dan jauh dari perkotaan menjadi salah satu kendala bagi anak-anak untuk dapat mengakses pendidikan, apalagi untuk menjuarai Olimpiade Fisika dan Matimatika. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik, khususnya bagi anak-anak di wilayah tertinggal, Surya Institute (SI) membangun Gedung Surya Research and Education Center (SREC) yang akan dibangun seluas 10.000 m2 (termasuk asrama) di atas tanah seluas 1 hektar di daerah Gading Serpong, Tangerang.
Peletakkan batu pertama dilakukan pada tanggal 22 Pebruari 2010 dan dihadiri oleh seluruh staff Surya Institute, perwakilan Bank Papua, perwakilan World Vision Indonesia. Lewat fasilitas yang dibangun dengan kemudahan kredit dari Bank Papua ini, memberi peluang kepada anak-anak di desa tertinggal, khususnya mereka yang tinggal di pedalaman Papua, untuk meraih prestasi tertinggi dibidang Fisika dan matematika.
Grace Hukom, selaku Transformational Development Director World Vision Indonesia yang hadir dalam peletakan batu pertama menyatakan dukungan terhadap pembangunan Gedung SREC ini. World Vision melihat pembangunan Gedung SREC ini sebagai salah satu langkah strategis dalam upaya mendukung terobosan bagi peningkatan dan pendekatan metode pendidikan di bidang Matematika dan Science. Tempat ini akan menjadi pusat pembelajaran bagi guru-guru dan siswa di kedua bidang ini. Apalagi di tahap pertama ini akan didedikasikan bagi pendidik dan siswa dari wilayah pedalaman di Papua. Jangan sampai karena terbatasnya fasilitas pendidikan anak-anak di wilayah tertinggal menjadi sulit untuk mengakses pendidikan. Mari kita ciptakan harapan bagi anak-anak di wilayah tertinggal sehingga mereka dapat menjadi bagian dari pembangunan bangsa.
Sejak 15 tahun yang lalu Prof. Yohanes Surya Ph.D memimpikan anak-anak Indonesia dapat belajar Fisika dan Matematika secara mudah. Sambil melatih Tim Olimpiade Fisika Indonesia, Prof. Yohanes Surya Ph.D terus-menerus mengembangkan suatu sistem pembelajaran yang membuat para siswa dapat belajar Fisika dan matematika dengan sangat mudah. Pembelajaran Fisika dan Matematika yang dinamakan pembelajaran GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan) ini sekarang sudah mulai disebarkan di berbagai daerah sambil terus disempurnakan.
Lewat lembaga Surya Institute yang didirikan tahun 2006, Prof. Yohanes Ph.D telah melatih lebih dari 5000 guru tentang bagaimana mengajar Fisika dan Matematika GASING. Hampir semua guru yang dilatih merasakan kurangnya waktu pelatihan yang hanya 5 hari. Mereka meminta pelatihan yang lebih lama dan lebih intensif untuk menguasai metode-metode GASING.
Desakan luar biasa dari berbagai pihak yang menginginkan perbaikan kualitas pendidikan khususnya dalam bidang sains dan matematika ini, mendorong Prof. Yohanes Surya Ph.D untuk membangun Surya Research and Education (SREC). Bangunan yang terletak di komplek Scientia Square Gading Serpong, Tangerang ini akan digunakan untuk melatih metode GASING pada ribuan guru. Dilengkapi dengan laboratorium-laboratorium, perpustakaan ruang-ruang kelas berkapasitas 600-700 orang, SREC akan menjadi pusat pengembangan dan penyebarluasan metode GASING, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Program awal SREC difokuskan untuk melatih guru-guru dari daerah-daerah pedalaman di Indonesia. Di daerah-daerah ini kualitas pendidikan sangat rendah. Siswa SMA kelas 2 tidak mampu menghitung penjumlahan dua digit, perkalian sederhana, terlebih lagi pecahan. Kondisinya sangat-sangat menyedihkan. Mereka butuh bantuan. SREC diharapkan dapat memberikan secercah harapan pada daerah-daerah tertinggal ini untuk bangkit sejajar dengan daerah lain di Indonesia dalam sains dan matematika.
World Vision dan Surya Institute juga telah menggalang kerjasama untuk memberikan pendampingan intensif kepada guru-guru di Pedalaman Papua. Mantan anak santun World Vision yang mendapatkan pendampingan dari Surya Institute berhasil menjadi juara 2 Olimpiade Fisika tingkat nasional tahun 2008 dan menjadi wakil dalam Olimpiade Kimia tingkat Dunia di Kore Selatan pada tahun 2008. Selain itu World Vision juga menginisiasi pendampingan yang dilakukan SI di Gading Serpong Tangerang dan Bank Papua terinspirasi oleh keberhasilan 5 anak di Tolikara-Papua,dampingan ADP Karubaga World Vision yang mendapat pelatihan dari Surya Institute dan telah menunjukkan perubahan besar di bidang matematika. Saat ini kelima anak tersebut juga tengah dipersiapkan untuk menghadapi Olimpiade Science tingkat propinsi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Pusat pada bulan Juni/Juli. Diharapkan melalui pembangunan Gedung SERC ini, semakin banyak anak-anak Indonesia yang menjadi duta Indonesia di bidang Matematika dan Science di tingkat dunia.
Surya Institute(SI) didirikan pada tahun 2006 oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D dengan misi upaya mereformasi pendidikan sains dan matematika di Indonesia. Upaya SI adalah mengarahkan metoda pembelajaran sains dan matematika yang asyik, gampang dan menyenangkan, sehingga apa yang dipelajari oleh para siswa akan merupakan bekal yang mempersiapkan mereka untuk berprestasi di dunia kerja kelak. SI juga percaya bahwa dengan kemajuan pendidikan sains dan matematika, hasil karya penelitian anak bangsa akan semakin berkembang, meningkatkan hubungan dunia ilmuwan dengan industri, sehingga pada saat yang bersamaan, Indonesia akan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang akan memberikan sumbangsih sebesar-besarnya pada masyarakat, baik secara local maupun internasional.
Sementara, World Vision Indonesia adalah lembaga kemanusiaan Kristen internasional yang bekerja untuk menciptakan perubahan pada kehidupan anak-anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. World Vision melayani semua orang tanpa membedakan agama, ras, suku atau jender. Dalam skala global, World Vision melayani di 98 negara dan mendukung lebih dari 100 juta orang dan 3,4 juta anak dampingan.
Usia pelayanan World Vision di Indonesia telah mencapai 50 tahun, mencakup 700 desa yang terbentang mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke Papua. Saat ini, lebih dari 90,000 anak mendapat dukungan dari program-program yang dilaksanakan.
Sekitar 6000 anak didukung oleh masyarakat Indonesia, melalui mitra lokal Wahana Visi Indonesia. Kehadiran World Vision di Indonesia melalui kerjasama dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementrian Sosial.
Peletakkan batu pertama dilakukan pada tanggal 22 Pebruari 2010 dan dihadiri oleh seluruh staff Surya Institute, perwakilan Bank Papua, perwakilan World Vision Indonesia. Lewat fasilitas yang dibangun dengan kemudahan kredit dari Bank Papua ini, memberi peluang kepada anak-anak di desa tertinggal, khususnya mereka yang tinggal di pedalaman Papua, untuk meraih prestasi tertinggi dibidang Fisika dan matematika.
Grace Hukom, selaku Transformational Development Director World Vision Indonesia yang hadir dalam peletakan batu pertama menyatakan dukungan terhadap pembangunan Gedung SREC ini. World Vision melihat pembangunan Gedung SREC ini sebagai salah satu langkah strategis dalam upaya mendukung terobosan bagi peningkatan dan pendekatan metode pendidikan di bidang Matematika dan Science. Tempat ini akan menjadi pusat pembelajaran bagi guru-guru dan siswa di kedua bidang ini. Apalagi di tahap pertama ini akan didedikasikan bagi pendidik dan siswa dari wilayah pedalaman di Papua. Jangan sampai karena terbatasnya fasilitas pendidikan anak-anak di wilayah tertinggal menjadi sulit untuk mengakses pendidikan. Mari kita ciptakan harapan bagi anak-anak di wilayah tertinggal sehingga mereka dapat menjadi bagian dari pembangunan bangsa.
Sejak 15 tahun yang lalu Prof. Yohanes Surya Ph.D memimpikan anak-anak Indonesia dapat belajar Fisika dan Matematika secara mudah. Sambil melatih Tim Olimpiade Fisika Indonesia, Prof. Yohanes Surya Ph.D terus-menerus mengembangkan suatu sistem pembelajaran yang membuat para siswa dapat belajar Fisika dan matematika dengan sangat mudah. Pembelajaran Fisika dan Matematika yang dinamakan pembelajaran GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan) ini sekarang sudah mulai disebarkan di berbagai daerah sambil terus disempurnakan.
Lewat lembaga Surya Institute yang didirikan tahun 2006, Prof. Yohanes Ph.D telah melatih lebih dari 5000 guru tentang bagaimana mengajar Fisika dan Matematika GASING. Hampir semua guru yang dilatih merasakan kurangnya waktu pelatihan yang hanya 5 hari. Mereka meminta pelatihan yang lebih lama dan lebih intensif untuk menguasai metode-metode GASING.
Desakan luar biasa dari berbagai pihak yang menginginkan perbaikan kualitas pendidikan khususnya dalam bidang sains dan matematika ini, mendorong Prof. Yohanes Surya Ph.D untuk membangun Surya Research and Education (SREC). Bangunan yang terletak di komplek Scientia Square Gading Serpong, Tangerang ini akan digunakan untuk melatih metode GASING pada ribuan guru. Dilengkapi dengan laboratorium-laboratorium, perpustakaan ruang-ruang kelas berkapasitas 600-700 orang, SREC akan menjadi pusat pengembangan dan penyebarluasan metode GASING, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Program awal SREC difokuskan untuk melatih guru-guru dari daerah-daerah pedalaman di Indonesia. Di daerah-daerah ini kualitas pendidikan sangat rendah. Siswa SMA kelas 2 tidak mampu menghitung penjumlahan dua digit, perkalian sederhana, terlebih lagi pecahan. Kondisinya sangat-sangat menyedihkan. Mereka butuh bantuan. SREC diharapkan dapat memberikan secercah harapan pada daerah-daerah tertinggal ini untuk bangkit sejajar dengan daerah lain di Indonesia dalam sains dan matematika.
World Vision dan Surya Institute juga telah menggalang kerjasama untuk memberikan pendampingan intensif kepada guru-guru di Pedalaman Papua. Mantan anak santun World Vision yang mendapatkan pendampingan dari Surya Institute berhasil menjadi juara 2 Olimpiade Fisika tingkat nasional tahun 2008 dan menjadi wakil dalam Olimpiade Kimia tingkat Dunia di Kore Selatan pada tahun 2008. Selain itu World Vision juga menginisiasi pendampingan yang dilakukan SI di Gading Serpong Tangerang dan Bank Papua terinspirasi oleh keberhasilan 5 anak di Tolikara-Papua,dampingan ADP Karubaga World Vision yang mendapat pelatihan dari Surya Institute dan telah menunjukkan perubahan besar di bidang matematika. Saat ini kelima anak tersebut juga tengah dipersiapkan untuk menghadapi Olimpiade Science tingkat propinsi yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Pusat pada bulan Juni/Juli. Diharapkan melalui pembangunan Gedung SERC ini, semakin banyak anak-anak Indonesia yang menjadi duta Indonesia di bidang Matematika dan Science di tingkat dunia.
Surya Institute(SI) didirikan pada tahun 2006 oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D dengan misi upaya mereformasi pendidikan sains dan matematika di Indonesia. Upaya SI adalah mengarahkan metoda pembelajaran sains dan matematika yang asyik, gampang dan menyenangkan, sehingga apa yang dipelajari oleh para siswa akan merupakan bekal yang mempersiapkan mereka untuk berprestasi di dunia kerja kelak. SI juga percaya bahwa dengan kemajuan pendidikan sains dan matematika, hasil karya penelitian anak bangsa akan semakin berkembang, meningkatkan hubungan dunia ilmuwan dengan industri, sehingga pada saat yang bersamaan, Indonesia akan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang akan memberikan sumbangsih sebesar-besarnya pada masyarakat, baik secara local maupun internasional.
Sementara, World Vision Indonesia adalah lembaga kemanusiaan Kristen internasional yang bekerja untuk menciptakan perubahan pada kehidupan anak-anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. World Vision melayani semua orang tanpa membedakan agama, ras, suku atau jender. Dalam skala global, World Vision melayani di 98 negara dan mendukung lebih dari 100 juta orang dan 3,4 juta anak dampingan.
Usia pelayanan World Vision di Indonesia telah mencapai 50 tahun, mencakup 700 desa yang terbentang mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke Papua. Saat ini, lebih dari 90,000 anak mendapat dukungan dari program-program yang dilaksanakan.
Sekitar 6000 anak didukung oleh masyarakat Indonesia, melalui mitra lokal Wahana Visi Indonesia. Kehadiran World Vision di Indonesia melalui kerjasama dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementrian Sosial.
Spoiler for maaf:
maaf agan kalo trit ini kurang menarik agan, tapi yakinlah dimanapun kita berada , mau dikota ato didesa kalo smangat kita buat belajar besar kita pasti akan sukses....






0
2K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan