- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Peryataan sekuler JOKOWI-AHOK. Pendapat agan gimana?


TS
yopieprasetyoo
Peryataan sekuler JOKOWI-AHOK. Pendapat agan gimana?
Bismillahirrohmanirrohim
Langsung aja baca beritanya dibawah ini gan..
Gimana gan? Padahal udah jelas di sila 1 kita "Ketuhanan yg maha esa".
Berarti tetap agama itu nomor satu, koonstitusi nomor 2. Pernyataannya menurut ane bener2 menyimpang gan.
Itu pendapat ane pribadi, tanpa ane ada maksud menjelek2an beliau. Ane tinggal di medan, jadi gak ada hubungannya sama sekali sama pilkada jakarta gan.

ane ngarep

di kasi ini juga boleh kok

becanda ane gan..


Langsung aja baca beritanya dibawah ini gan..
Spoiler for :
Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Tidak semua pihak mengecam pernyataan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama terkait dengan kitab suci, dimana harus lebih patuh pada ayat konstitusi daripada ayat suci. Beberapa pihak mendukung pernyataan tersebut.
Salah satu yang mendukung pernyataan Cagub dan Cawagub yang akrab disapa Jokowi dan Ahok itu adalah Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Muliadi. Dia mendukung pemikiran pasangan Cagub bernomor urut 3 itu, yang memisahkan kepentingan ayat suci dan konstitusi harus didukung. " Indonesia khususnya Jakarta butuh pemimpin yang berfikiran sekuler dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk dengan baik," ujarnya.
Dikatakan Jay, dengan adanya paham yang tegas dalam pemikiran pasangan Jokowi-Ahok bakal menguatkan nilai-nilai persatuan sehingga tidak lagi terjadi benturan dan konflik di masyarakat yang mengatasnamakan agama.
Hal senada juga diungkapkan Pujadi Aryo S, Pengurus Alumni ( PA) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ( GMNI) Jakarta Timur. Menurutnya, masyarakat Jakarta harus dididik dengan pemikiran-pemikiran yang bebas sehingga tidak lagi kaku dan terhegemoni oleh doktrin-doktrin yang salah.
Aryo berharap, kalau pasangan Jokowi Ahok maju tidak ada lagi pemikiran kerdil yang dalam beragama, sehingga harus dipisahkan antara urusan beragama dan bernegara. "Yah kita ingin nanti pasangan Jokowi-Ahok tetap konsisten dengan pemikirannya dan juga mereka tidak lagi memberikan bantuan hibah baik untuk mesjid maupun gereja," ujarnya.
Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet berpendapat apa yang dikatakan oleh Ahok soal kitab suci untuk kepentingan pribadi sudah tepat. "Dalam kontek apa yang diucapkan oleh Ahok itu benar. Dia tidak mengulas ayat. Dia hanya mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimakanai untuk kepentingan pribadi," kata Ratna.
Dia menilai pernyataan itu benar, dan merasa tidak perlu ada pihak yang marah terkait pernyataan tersebut . Namun, Ratna juga mengingatkan Ahok itu terlalu banyak bicara dan itu tidak menolong dia sebagai calon.
"Saat ini dia punya peluang untuk dipojokan orang. Ahok terlalu banyak bicara akan merugikan semua orang, perlu ditegur. Ini untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan dian tapi kita butuh pemimpin yang lebih baik kedepan. Karena mendukung sebagai ibukota, Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman," tegasnya.
Diketahui kepercayaan masyarakat Jakarta kepada Pasangan bernomer urut 3 ini semakin memudar ketika, Cawagub Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, yang melecehkan Kitab Suci. Dimana Ahok mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga.
Kata Ahok, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok. Pernyataan tersebut juga dapat dukungan dari Jokowi saat acara debat di Metro TV.(fq/inilah)
Salah satu yang mendukung pernyataan Cagub dan Cawagub yang akrab disapa Jokowi dan Ahok itu adalah Ketua Umum Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Muliadi. Dia mendukung pemikiran pasangan Cagub bernomor urut 3 itu, yang memisahkan kepentingan ayat suci dan konstitusi harus didukung. " Indonesia khususnya Jakarta butuh pemimpin yang berfikiran sekuler dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk dengan baik," ujarnya.
Dikatakan Jay, dengan adanya paham yang tegas dalam pemikiran pasangan Jokowi-Ahok bakal menguatkan nilai-nilai persatuan sehingga tidak lagi terjadi benturan dan konflik di masyarakat yang mengatasnamakan agama.
Hal senada juga diungkapkan Pujadi Aryo S, Pengurus Alumni ( PA) Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia ( GMNI) Jakarta Timur. Menurutnya, masyarakat Jakarta harus dididik dengan pemikiran-pemikiran yang bebas sehingga tidak lagi kaku dan terhegemoni oleh doktrin-doktrin yang salah.
Aryo berharap, kalau pasangan Jokowi Ahok maju tidak ada lagi pemikiran kerdil yang dalam beragama, sehingga harus dipisahkan antara urusan beragama dan bernegara. "Yah kita ingin nanti pasangan Jokowi-Ahok tetap konsisten dengan pemikirannya dan juga mereka tidak lagi memberikan bantuan hibah baik untuk mesjid maupun gereja," ujarnya.
Aktivis perempuan, Ratna Sarumpaet berpendapat apa yang dikatakan oleh Ahok soal kitab suci untuk kepentingan pribadi sudah tepat. "Dalam kontek apa yang diucapkan oleh Ahok itu benar. Dia tidak mengulas ayat. Dia hanya mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimakanai untuk kepentingan pribadi," kata Ratna.
Dia menilai pernyataan itu benar, dan merasa tidak perlu ada pihak yang marah terkait pernyataan tersebut . Namun, Ratna juga mengingatkan Ahok itu terlalu banyak bicara dan itu tidak menolong dia sebagai calon.
"Saat ini dia punya peluang untuk dipojokan orang. Ahok terlalu banyak bicara akan merugikan semua orang, perlu ditegur. Ini untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan dian tapi kita butuh pemimpin yang lebih baik kedepan. Karena mendukung sebagai ibukota, Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman," tegasnya.
Diketahui kepercayaan masyarakat Jakarta kepada Pasangan bernomer urut 3 ini semakin memudar ketika, Cawagub Jokowi, yaitu Basuki T Purnama alias Ahok, yang melecehkan Kitab Suci. Dimana Ahok mengkritik sikap pemeluk agama tertentu yang menjadikan dalil ayat suci yang digunakan sebagai dalil menolak Lady Gaga.
Kata Ahok, kitab suci hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga lebih tepat untuk patuh kepada kitab konstitusi. "Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," ujar Ahok. Pernyataan tersebut juga dapat dukungan dari Jokowi saat acara debat di Metro TV.(fq/inilah)
Spoiler for :
Pemikiran Sekuler Ahok Dibela Mahasiswa
JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Mulyadi mendukung pernyataan calon Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal pemisahan yang tegas antara ayat suci dengan ayat konstitusi. Menurutnya, pemikiran sekuler Ahok merupakan wacana yang sehat bagi Indonesia yang plural.
"Pemikiran Jokowi-Ahok seharusnya menjadi wacana yang bagus di negara yang pluralis seperti ini. Jakarta bukan hanya orang Betawi dan Jawa, tetapi juga ada dari Papua dan masyarakat internasional. Pemikiran sekuler yang memisahkan dengan tegas antara agama dan konstitusi itu tidak haram," ujar Jay saat diskusi di Galery Cafe TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/6).
Jay mengatakan kelompok yang mempermasalahkan ucapan Ahok tersebut adalah kelompok yang memiliki pemahaman ortodok dan tidak cerdas. Makanya ia meminta agar kelompok seperti ini lebih baik diam.
"Kalau membandingkan kehidupan manusia dari zaman Jahiliyah, memang berpegang pada ayat suci. Tetapi kalau kehidupan bernegara, tentu memakai ayat konstitusi. Pernyataan Ahok itu menyulut kontroversi akibat pemahaman yang dangkal, karena dipenggal kata-katanya," cetusnya.
Jay pun memberikan contoh soal kontorversi Lady Gaga belum lama ini. Menurutnya konstitusi memberikan ruang warga mendapatkan hiburan, namun tetap ada batasan-batasannya. Batasannya tersebut, kata Jay, diatur dalam Undang-undang Pornografi.
"Jakarta ini bukan hanya milik mayoritas tertentu, tetapi pluralis. Ini agama berpolitik atau politik beragama? Kalau agama berpolitik, hancurlah negara ini," ungkapnya.
Koordinator Relawan Masyarakat Jakarta (Remaja), Beben Rianto menyatakan isu sekulerisme sengaja dijadikan alat untuk menjatuhkan citra Jokowi-Ahok. "Disini ada aksi gosok menggosok bahasa agama. Kemudian diartikan untuk melecehkan agama tertentu. Ini masuk dalam jajahan politisasi untuk menyudutkan Jokowi-Ahok agar namanya tercoreng depan publik. Kedepannya, berpolitik secara fair, bertarung dengan cara laki-laki. Jakarta baru untuk semua," ucapnya.
Ahok menuai kontoversi setelah beberapa waktu lalu melontarkan pernyataan bahwa,"Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," di salah satu stasiun televisi swasta. Pernyataan ini disampaikan dalam acara debat dengan pasangan calon pemilihan gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. (awa/jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Pemuda Nusantara (Gema Nusantara), Jay Mulyadi mendukung pernyataan calon Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal pemisahan yang tegas antara ayat suci dengan ayat konstitusi. Menurutnya, pemikiran sekuler Ahok merupakan wacana yang sehat bagi Indonesia yang plural.
"Pemikiran Jokowi-Ahok seharusnya menjadi wacana yang bagus di negara yang pluralis seperti ini. Jakarta bukan hanya orang Betawi dan Jawa, tetapi juga ada dari Papua dan masyarakat internasional. Pemikiran sekuler yang memisahkan dengan tegas antara agama dan konstitusi itu tidak haram," ujar Jay saat diskusi di Galery Cafe TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/6).
Jay mengatakan kelompok yang mempermasalahkan ucapan Ahok tersebut adalah kelompok yang memiliki pemahaman ortodok dan tidak cerdas. Makanya ia meminta agar kelompok seperti ini lebih baik diam.
"Kalau membandingkan kehidupan manusia dari zaman Jahiliyah, memang berpegang pada ayat suci. Tetapi kalau kehidupan bernegara, tentu memakai ayat konstitusi. Pernyataan Ahok itu menyulut kontroversi akibat pemahaman yang dangkal, karena dipenggal kata-katanya," cetusnya.
Jay pun memberikan contoh soal kontorversi Lady Gaga belum lama ini. Menurutnya konstitusi memberikan ruang warga mendapatkan hiburan, namun tetap ada batasan-batasannya. Batasannya tersebut, kata Jay, diatur dalam Undang-undang Pornografi.
"Jakarta ini bukan hanya milik mayoritas tertentu, tetapi pluralis. Ini agama berpolitik atau politik beragama? Kalau agama berpolitik, hancurlah negara ini," ungkapnya.
Koordinator Relawan Masyarakat Jakarta (Remaja), Beben Rianto menyatakan isu sekulerisme sengaja dijadikan alat untuk menjatuhkan citra Jokowi-Ahok. "Disini ada aksi gosok menggosok bahasa agama. Kemudian diartikan untuk melecehkan agama tertentu. Ini masuk dalam jajahan politisasi untuk menyudutkan Jokowi-Ahok agar namanya tercoreng depan publik. Kedepannya, berpolitik secara fair, bertarung dengan cara laki-laki. Jakarta baru untuk semua," ucapnya.
Ahok menuai kontoversi setelah beberapa waktu lalu melontarkan pernyataan bahwa,"Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat pada ayat-ayat konstitusi," di salah satu stasiun televisi swasta. Pernyataan ini disampaikan dalam acara debat dengan pasangan calon pemilihan gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. (awa/jpnn)
Gimana gan? Padahal udah jelas di sila 1 kita "Ketuhanan yg maha esa".
Berarti tetap agama itu nomor satu, koonstitusi nomor 2. Pernyataannya menurut ane bener2 menyimpang gan.
Itu pendapat ane pribadi, tanpa ane ada maksud menjelek2an beliau. Ane tinggal di medan, jadi gak ada hubungannya sama sekali sama pilkada jakarta gan.

ane ngarep
Spoiler for :


di kasi ini juga boleh kok
Spoiler for :


becanda ane gan..


0
6.3K
Kutip
29
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan