walaupun sebenarnya ane telat kasih tau ke agan2 semua, tapi ga ad salahya kan gan ane kasih tau lagi buat agan2 yg blom tahu..
kali ini, ane mau share tentang beras gan,,,
tapi ni beras beda gan...
beras analog namanya gan...karya mahasiswa IPB
sebelumnya sorry kalo
Spoiler for "ini dia berasnya gan":
Spoiler for "Selengkapnya":
Beras analog adalah beras yang tidak mirip beras. Ungkapan ini diucapkan oleh Pak Slamet Budijanto selaku direktur Direktur F-Technopark Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Beras analog ini dibuat dari bahan-bahan sumber karbohidrat yang banyak kita jumpai di Indonesia seperti jagung, umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, Â dan lain-lain. Beras analog ini diciptakan oleh 3 mahasiswa IPB. Keberhasilan mereka menciptakan produk pangan yang baru ini dihadiahkan pergi keluar negeri oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Beras analog ini cukup awet, saat menanak tidak perlu di cuci dan dapat di masak persis sperti memasak beras. Cara memasak beras analog ini memliki sedikit perbedaan dengan memasak beras biasa yaitu pertama-tama air didihkan dulu, baru beras di masak. Perbandingan air dengan beras seperti memasak beras biasanya.
Beras analog memiliki warna yang berbeda-beda sesuai dengan bahan bakunya. Cuma untuk sekarang ini belum ada beras analog yang memiliki warna putih. Dalam membuat beras analog ini digunakan teknologi ekstrusi menggunakan tween screw extruder dengan dye yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya.
Kelemahan beras analog ini adalah warna dan aromanya yang masih belum sama dengan beras biasa. Kelemahan ini dapat berdampak negatif bagi pengembangannya, karena pada umumnya orang-orang mengenal bahwa beras itu berwarna putih. Slamet Budijanto mengungkapan bahwa target marketing beras analog ini untuk sementara adalah kalangan menengah ke atas, karena untuk kalangan bawah beras merupakan status sosial yang aritnya zaman dulu orang-orang makan ubi sebagai pengganti nasi, jadi jika sekarang masih makan ubi rasanya kita malah turun, ujar Slamet Budijanto.
Slamet menjelaskan bahwa beras analog tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal seperti sorgum, sagu, umbi-umbian dan bisa ditambahkan ingridient pangan seperti serat, antioksidan, dll yang diinginkan. Bagi wanita yang ingin tampak awet muda bisa mengkonsumsi beras yang terbuat dari bahan baku yang kaya dengan antioksidan contohnya seperti ubi ungu. Dan bagi penderita diabetes dapat mengkonsumsi beras dengan bahan baku yang memiliki kadar gula rendah.
Slamet Budijanto menambahkan nilai gizi yang terkandung dalam beras analog tersebut tidak akan menyusut. Nilai gizi beras analog tersebut bahkan melebihi nilai gizi beras yang asli. Rencananya beras analog akan diproduksi tahun ini dan mengenai harganya, beras ini dihargai sekitar Rp 9.000 - Rp 14.000. Harga yang cocok untuk beras yang memiliki nilai gizi lebih dan fungsional.
Beras analog diharapkan mampu memenuhi kebutuhan beras di Indonesia, sehingga pemerintah akan berhenti import beras dari berbagai Negara. Bahkan jika ada kesempatan kita bisa mengekspor beras keberbagai Negara demi tercapainya Indonesia yang mandiri.