Start pendakian dimulai dari parkiran papandayan. Dari Cisurupan (tempat berhenti angkot) ada dua 3 cara menuju parkiran : 1. colt bak 2. ojeg dan yg ke-3. jalan kaki selama 2 jam. Kami mengisi pendaftaran di basecamp dan uang sukarela


Rekan seperjalanan yang setipe (baca : ngesot series) cocok untuk jalan-jalan di gunung ini. karena gunungnya relatif singkat pendakiannya, jadi bisa berlama-lama di jalur sembari futu-futu


kawah adalah lanskap dominan di awal pendakian. jalur tidak begitu menanjak namun sayang bila harus cepat-cepat dilewati (alibi nih padahal ngesot ). ada jalur melipir ke kanan, ada juga jalur yang menyebrangi sungai belerang di sisi kiri tebing untuk melihat danau vulkanik. persiapan melewati jalur ini bagi yang asma atau tidak kuat asap belerang dengan membawa masker,tutup hidung dan sejenisnya (bisa dengan dibasahi air)..


Setelah melewati kawah, jika mengambil sisi kanan akan menuju patahan dan bekas jalur jeep yang menuju lawang angin. Ini ada persimpangan klo ke kiri menuju pondok sadala, lurus menuju pengalengan, dan ke kanan guberhut lalu tegal alun. Kami memilih camp di guberhut untuk melihat sunrise langsung dari depan tenda.





hutan mati bisa lewat 2 jalur, pertama dari ujung kawah menuju bukit di kiri dengan patokan pohon cantigi atau lewat pondok salada melintas jalur air.

dari hutan mati, kita tinggal melangkahkan kaki menuju punggungan di atas hutan mati, jalur jelas tidak curam, hanya 10 menit pakai gigi 1.