- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
5 WISATA ALAM TERINDAH DI YOGYAKARTA


TS
breaking182
5 WISATA ALAM TERINDAH DI YOGYAKARTA
Quote:
Quote:
Quote:
WELCOME TO MY THREAD GAN
Quote:
ANE MENGHARAPKAN
BAGI YANG BERKENAN

Quote:
1. Kaliurang "Kawasan wisata puncak Yogyakarta"
Kaliurang adalah objek wisata andalan Kabupaten Sleman yang berada di lereng selatan Merapi. Kawasan wisata ini terletak di selatan Provinsi DIY, 28 km dari Kota Yogyakarta. Tepatnya Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Jika dibandingkan dengan kawasan wisata yang serupa di luar DIY, Kaliurang mirip dengan kawasan Puncak di Bogor.
Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, para ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarga mereka. Ketika mereka sampai di Kaliurang, mereka terpesona dengan keindahan dan kesejukannya. Para geolog Belanda itu pun membangun bungalow-bungalow di Kaliurang.
Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhunya berkisar 20-25 derajat celcius. Dari Kaliurang, puncak Merapi nampak jelas walau terkadang diselimuti kabut. Di Kaliurang, pengunjung dapat bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Terlebih bagi yang membawa anak-anak, Taman Rekreasi Kaliurang bisa jadi tempat favorit bagi anak-anak. Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Di samping keindahan alam, Kaliurang juga menyimpan kekayaan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah.

Kaliurang adalah objek wisata andalan Kabupaten Sleman yang berada di lereng selatan Merapi. Kawasan wisata ini terletak di selatan Provinsi DIY, 28 km dari Kota Yogyakarta. Tepatnya Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman. Jika dibandingkan dengan kawasan wisata yang serupa di luar DIY, Kaliurang mirip dengan kawasan Puncak di Bogor.
Kawasan Kaliurang sudah dipandang sebagai tujuan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Pada abad 19, para ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarga mereka. Ketika mereka sampai di Kaliurang, mereka terpesona dengan keindahan dan kesejukannya. Para geolog Belanda itu pun membangun bungalow-bungalow di Kaliurang.
Berada 900 meter diatas permukaan laut membuat udara di Kaliurang sejuk dan segar. Suhunya berkisar 20-25 derajat celcius. Dari Kaliurang, puncak Merapi nampak jelas walau terkadang diselimuti kabut. Di Kaliurang, pengunjung dapat bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Terlebih bagi yang membawa anak-anak, Taman Rekreasi Kaliurang bisa jadi tempat favorit bagi anak-anak. Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Di samping keindahan alam, Kaliurang juga menyimpan kekayaan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah.
Spoiler for kaliurang:

Quote:
2. Cavetubing di Gua Pindul
Cavetubing merupakan aktivitas menyusuri gua dengan menggunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam. Gua pindul yang merupakan satu dari rangkaian tujuh gua yang dialiri sungai bawah tanah pada daerah Bejiharjo menjadi salah satu lokasi wisata yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan masyarakat setempat. Tentu saja cavetubing menjadi salah satu unggulan pada gua yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul ini.
Gua Pindul memiliki panjang sekitar 300 m, lebar 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5 m. Aliran sungai di dalam gua sangat tenang, sehingga cocok digunakan sebagai cavetubing dengan segala usia. Selain itu, pengunjung juga dapat memperoleh pengalaman sejarah Gua Pindul yang berasal dari kisah pengembaraan Joko Singlulung.
Untuk melakukan cavetubing di Gua Pindul tidak diperlukan latihan maupun keahlian khusus karena alirannya yang tenang. Akan tetapi untuk menelusuri gua tersebut pengunjung diharapkan menaati peraturan baik hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Salah satunya yaitu pengunjung diwajibkan menggunakan jaket pelampung, ban, dan sepatu yang telah disediakan oleh pengelola.
Gua ini memiliki 3 zona yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap abadi. Terdapat berbagai keindahan alam yang dapat kita temui didalamnya seperti stalaktit dan stalaknit yang menyatu sehingga tampak seakan sebuah pilar yang lebar dengan ukuran lima rentangan tangan orang dewasa. Pada tengah gua terdapat sebuah ruang yang agak besar dengan lubang diatasnya sehingga sinar matahari bisa masuk melalui lubang ini. Pada lubang tersebut juga biasa digunakan sebagai jalan masuk vertikal oleh anggota Tim SAR atau kelompok pecinta alam yang hendak melakukan latihan.
Cavetubing merupakan aktivitas menyusuri gua dengan menggunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam. Gua pindul yang merupakan satu dari rangkaian tujuh gua yang dialiri sungai bawah tanah pada daerah Bejiharjo menjadi salah satu lokasi wisata yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan masyarakat setempat. Tentu saja cavetubing menjadi salah satu unggulan pada gua yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul ini.
Gua Pindul memiliki panjang sekitar 300 m, lebar 5 m, jarak permukaan air dengan atap gua 4 m, dan kedalaman air sekitar 5 m. Aliran sungai di dalam gua sangat tenang, sehingga cocok digunakan sebagai cavetubing dengan segala usia. Selain itu, pengunjung juga dapat memperoleh pengalaman sejarah Gua Pindul yang berasal dari kisah pengembaraan Joko Singlulung.
Untuk melakukan cavetubing di Gua Pindul tidak diperlukan latihan maupun keahlian khusus karena alirannya yang tenang. Akan tetapi untuk menelusuri gua tersebut pengunjung diharapkan menaati peraturan baik hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Salah satunya yaitu pengunjung diwajibkan menggunakan jaket pelampung, ban, dan sepatu yang telah disediakan oleh pengelola.
Gua ini memiliki 3 zona yaitu zona terang, zona remang dan zona gelap abadi. Terdapat berbagai keindahan alam yang dapat kita temui didalamnya seperti stalaktit dan stalaknit yang menyatu sehingga tampak seakan sebuah pilar yang lebar dengan ukuran lima rentangan tangan orang dewasa. Pada tengah gua terdapat sebuah ruang yang agak besar dengan lubang diatasnya sehingga sinar matahari bisa masuk melalui lubang ini. Pada lubang tersebut juga biasa digunakan sebagai jalan masuk vertikal oleh anggota Tim SAR atau kelompok pecinta alam yang hendak melakukan latihan.
Spoiler for Goa Pindul:

Quote:
3. Gunung Nglanggeran
Kawasan Ekosistem Gunung Purba Nglanggeran atau yang biasa disebut Gunung Nglanggeran ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua, berbentuk gunung batu raksasa yang membentang sepanjang kurang lebih 800 meter dengan tinggi mencapai 300 meter. Gunung Nglanggeran dinyatakan sebagai gunung api purba dari hasil penelitian dan refrensi yang ada. Sekitar 60-70 juta tahun yang lalu Gunung tersebut merupakan gunung berapi aktif.
Kawasan tersebut dikelola secara mandiri oleh Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, Desa Nglanggeran. Aktivitas yang dapat dilakukan yaitu jelajah alam mulai dari tracking menyusuri jalan setapak melewati pedesaan dan persawahan yang ada di kaki Gunung Nglanggeran, panjat tebing, atau mendaki hingga puncak.
Terdapat dua puncak gunung yang dapat di daki pada Gunung Nglanggeran. Gunung yang pertama memiliki ketinggian sedang. Untuk mencapai puncak gunung ini pengunjung cukup berjalan kaki melewati rute yang terjal selama 30-45 menit dengan melewati celah diantara dua bukit batu yang sempit menggunakan tangga kayu. Jalur ini cukup pendek dan tidak memakan waktu yang lama.
Pada puncak kedua yaitu puncak Gunung Gede merupakan gunung tertinggi. Untuk mendaki gunung tersebut memakan waktu yang cukup lama karena medannya lebih sulit dan jarak yang lebih jauh. Akan tetapi, pemandangan yang disajikan pada puncak Gunung Gede sangat mempesona. Dari tempat tersebut dapat terlihat tenggelamnya matahari maupun munculnya bulan. Pada saat malam hari jika cuaca cerah akan terlihat cahaya bintang di langit. Selain itu, pada Gunung Nglanggeran pengunjung juga dapat melakukan rock climbing atau panjat tebing batu.
Kawasan Ekosistem Gunung Purba Nglanggeran atau yang biasa disebut Gunung Nglanggeran ini merupakan kawasan yang litologinya disusun oleh material vulkanik tua, berbentuk gunung batu raksasa yang membentang sepanjang kurang lebih 800 meter dengan tinggi mencapai 300 meter. Gunung Nglanggeran dinyatakan sebagai gunung api purba dari hasil penelitian dan refrensi yang ada. Sekitar 60-70 juta tahun yang lalu Gunung tersebut merupakan gunung berapi aktif.
Kawasan tersebut dikelola secara mandiri oleh Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, Desa Nglanggeran. Aktivitas yang dapat dilakukan yaitu jelajah alam mulai dari tracking menyusuri jalan setapak melewati pedesaan dan persawahan yang ada di kaki Gunung Nglanggeran, panjat tebing, atau mendaki hingga puncak.
Terdapat dua puncak gunung yang dapat di daki pada Gunung Nglanggeran. Gunung yang pertama memiliki ketinggian sedang. Untuk mencapai puncak gunung ini pengunjung cukup berjalan kaki melewati rute yang terjal selama 30-45 menit dengan melewati celah diantara dua bukit batu yang sempit menggunakan tangga kayu. Jalur ini cukup pendek dan tidak memakan waktu yang lama.
Pada puncak kedua yaitu puncak Gunung Gede merupakan gunung tertinggi. Untuk mendaki gunung tersebut memakan waktu yang cukup lama karena medannya lebih sulit dan jarak yang lebih jauh. Akan tetapi, pemandangan yang disajikan pada puncak Gunung Gede sangat mempesona. Dari tempat tersebut dapat terlihat tenggelamnya matahari maupun munculnya bulan. Pada saat malam hari jika cuaca cerah akan terlihat cahaya bintang di langit. Selain itu, pada Gunung Nglanggeran pengunjung juga dapat melakukan rock climbing atau panjat tebing batu.
Spoiler for Gunung Nglanggeran:

Quote:
4. Kawasan Karst Kali Suci
Kawasan Karst Kalisuci merupakan salah satu bagian dari Kawasan Karts Gunungsewu yang membentang hingga tiga kabupaten, yakni Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Gunungsewu termasuk Gua Kalisuci masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia pada tahun 1993. Pada 6 Desember 2004 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan kawasan ini sebagai kawasan eko karst.
Cavetubing merupakan aktivitas menyusuri gua dengan menggunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam. Kalisuci ini merupakan sungai yang memilliki air yang jernih dengan lebar bervariasi antara 5 sampai 10 meter. Sungai tersebut mengalir melewati gua-gua yang terdapat di Gunungkidul dan bermuara di laut selatan.
Terdapat lima gua yang terdapat dalam kegiatan cavetubing di Kalisuci yaitu Gua Suci, Gua Glatikan, Gua Gelung, Gua Gelung, Gua Buri Omah, dan Gua Brubug. Selama menelusuri gua-gua tersebut pengunjung akan menyaksikan berbagai ornamen gua yang indah beserta ekosistemnya. Juga terdapat tanaman perdu dan kelelawar yang bergelantungan pada atap gua yang akan menambah perjalanan menjadi semakin berkesan. Perlu sekitar dua jam untuk menelusuri gua tersebut dengan panjang 500 meter.
Selain untuk melakukan kegiatan cavetubing Kawasan Karst Kalisuci juga biasa digunakan sebagai kawasan wisata pendidikan. Seperti halnya Speologi atau ilmu tentang gua dan sekitarnya, Speleogenesis atau ilmu yang mempelajari tentang terbentuknya gua, dan morfologi kawasan batu kapur pada kawasan tersebut dapat dijadikan kawasan penelitian.
Kawasan Karst Kalisuci merupakan salah satu bagian dari Kawasan Karts Gunungsewu yang membentang hingga tiga kabupaten, yakni Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst Gunungsewu termasuk Gua Kalisuci masuk ke dalam salah satu warisan alam dunia pada tahun 1993. Pada 6 Desember 2004 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan kawasan ini sebagai kawasan eko karst.
Cavetubing merupakan aktivitas menyusuri gua dengan menggunakan alat bantu berupa perahu karet atau ban dalam. Kalisuci ini merupakan sungai yang memilliki air yang jernih dengan lebar bervariasi antara 5 sampai 10 meter. Sungai tersebut mengalir melewati gua-gua yang terdapat di Gunungkidul dan bermuara di laut selatan.
Terdapat lima gua yang terdapat dalam kegiatan cavetubing di Kalisuci yaitu Gua Suci, Gua Glatikan, Gua Gelung, Gua Gelung, Gua Buri Omah, dan Gua Brubug. Selama menelusuri gua-gua tersebut pengunjung akan menyaksikan berbagai ornamen gua yang indah beserta ekosistemnya. Juga terdapat tanaman perdu dan kelelawar yang bergelantungan pada atap gua yang akan menambah perjalanan menjadi semakin berkesan. Perlu sekitar dua jam untuk menelusuri gua tersebut dengan panjang 500 meter.
Selain untuk melakukan kegiatan cavetubing Kawasan Karst Kalisuci juga biasa digunakan sebagai kawasan wisata pendidikan. Seperti halnya Speologi atau ilmu tentang gua dan sekitarnya, Speleogenesis atau ilmu yang mempelajari tentang terbentuknya gua, dan morfologi kawasan batu kapur pada kawasan tersebut dapat dijadikan kawasan penelitian.
Spoiler for pesan:

Quote:
5. Caving Gua Cerme
Bagi anda yang gemar melakukan caving, Gua Cerme menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan. Gua ini terletak di Dusun Srunggo, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Konon katanya, gua ini pernah menjadi tempat yang digunakan walisongo untuk menentukan keputusan-keputusan yang penting.
Salah satunya adalah tentang rencana pendirian Masjid Agung Demak. Walisongo adalah para ulama yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ini membuat Gua Cerme juga memiliki peran penting dalam dakwah Islam di pulau Jawa. Dari namanya saja kita bisa melihat hal tersebut. Cerme berasal dari kata ceramah.
Dengan panjang antara pintu masuk dengan ujung keluarnya mencapai 1,3 km, gua ini menawarkan sensasi petualangan yang tak tertandingi. Lorong utama dari gua Cerme tembus ke Luweng Ploso sepanjang 950 meter, selebihnya ada beberapa percabangan, yakni di Gua Pandu, di bawah air terjun Grojogan Sewu, dan lorong buntu Air Suci.
Sebelum masuk ke mulut gua kita harus menaiki bukit yang jumlahnya hampir mencapai 800 anak tangga. Sedikit melelahkan, tapi pemandangan yang ada di samping kanan-kiri dijamin akan menghilangkan rasa lelah itu.
Setelah masuk ke dalam gua, kita bisa menikmati keindahan stalagtit dan stalagmit yang tersembunyi di dalamnya. Ini masih ditambah juga dengan aliran sungai yang mengalir di dalamnya. Sungainya tidak terlalu dalam, sekitar 1 -1, 5 meter. Bahkan di beberapa tempat, atap gua cukup rendah yang membuat pengunjung harus merangkak agar bisa melewatinya. Namun di ditulah terletak tantangannya.
Di dalamnya, anda bisa melihat banyak ruangan seperti panggung pertemuan, mustoko, air suci, watu kaji, pelungguhan/paseban, kahyangan, grojogan sewu, air penguripan, gamelan, batu gilang, dan lain sebagainya. Penasaran? Rasakan sendiri sensasinya
Spoiler for Caving Gua Cerme:

0
5.5K
Kutip
93
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan