Tipe Pesawat penumpang regional
Produsen Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association
Perancang Sukhoi Civil Aircraft (UAC)
Terbang perdana 19 May 2008
Diperkenalkan 21 April 2011 dengan Armavia
Pengguna Aeroflot
Tahun produksi 2007sekarang
Jumlah produksi 6 prototypes + 6 serial (Dec 2011)
Biaya program US$1.4 miliar
Harga satuan $23-25 juta
Varian .
Quote:
Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) merupakan pesawat komersial terbaru buatan Rusia. Pesawat
yang didukung mesin SaM146 turbofan baru dan dikembangkan oleh PowerJet ini merupakan satu-satunya jenis pesawat komersil yang dibuat oleh Sukhoi.
Dari segi kapasitas, pesawat ini dibagi menjadi dua jenis, yakni kapasitas, 70 orang dan 98 orang. Jarak tempuh yang dapat dicapai Sukhoi Superjet 100 kapasitas 98 kursi adalah 3.279 kilometer dan 4.620 kilometer untuk versi Superjet 100-95LR.
Kecepatan maksimal pesawat yang diproduksi perdana pada 2007 itu adalah 0,81 mach (992,29 kilometer per jam) dengan ketinggian terbang maksimum 12,5 kilometer. Sedangkan berat maksimum yang dapat ditahan ketika 'take-off' 38.8 ton, 35 ton ketika mendarat, dan berat kosong 9,13 ton.
SSJ100 sangat krusial bagi harapan Rusia untuk menjadi pemimpin dalam industri penerbangan modern dan mengubah penilaian publik terhadap hasil industri penerbangan Rusia yang selama ini selalu terkait dengan sejumlah kecelakaan. Pesawat dengan jarak tempuh menengah ini merupakan rival dari produsen pesawat terbang sejenis seperti Embraer (Brasil) dan Bombardier (Kanada).
Sukhoi terbaru ini melakukan terbang perdana pada 19 Mei 2008 itu memilki dimensi panjang 26,44 meter, tinggi 10,283 meter, dan lebar sayap 27,80 meter. Pesawat itu dikendalikan oleh dua pilot itu membutuhkan landasan dengan lebar 1,803 kilometer untuk terbang.
Di sisi interior, kabin pesawat superjet 100 kelas bisnis terdiri dari empat kursi dalam satu baris dan kelas ekonomi terdiri dari lima kursi dalam satu baris. Dimensi lebar kabin pesawat 127,48 inci (3,22 meter), ketinggian kabin 2,12 meter, dan jarak lebar antar kursi 18,31 inci (0,47 meter).
Sukhoi Superjet 100 memiliki fitur sistem kontrol elektronik 'fly-by-wire' yang dapat menambah dan mengurangi gigi untuk pendaratan, selain sistem rem sebagai kestablilan pesawat ketika mehanan berat.
Penerbangan komersial pertama dengan pesawat ini dilakukan pada April 2011 oleh Armavia dan menyusul Aeroflot di tahun yang sama. Proyek Superjet 100 merupakan kerjasama antara Sukhoi dengan Alenia Aeronautica, sebuah perusahaan penerbangan Italia yang merupakan anak perusahaan raksasa industri penerbangan dan pertahanan, Finmeccanica.
Sukhoi Superjet 100 (Bahasa Rusia: ????? ????????? 100) merupakan sebuah pesawat yang dibuat dan dikembangkan oleh Sukhoi. Pesawat ini merupakan salah satu pesawat terbaru di Rusia dan merupakan pesawat penumpang Rusia pertama yang dikembangkan pasca bubarnya Uni Soviet[4] . Pesawat ini ditujukan untuk menggantikan Tupolev Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 peninggalan Soviet yang sudah tua dan sering mengalami kecelakaan. Di pasar global, Superjet 100 berkompetisi dengan seri pesawat regional Bombardier CRJ dan Embraer E-Jets serta Antonov An-148. Proyek Superjet 100 didukung sepenuhnya oleh pemerintah Rusia dan dikatakan sebagai salah satu proyek nasional terpenting[5][6]. Sukhoi Superjet 100 pertama kali mengudara pada 2011. Pengguna pertamanya adalah maskapai penerbangan nasional Armenia, Armavia, yang membeli sebanyak 4 unit. Aeroflot, maskapai penerbangan nasional Rusia memesan sebanyak 50 unit, tiga diantaranya sudah masuk dinas. Di Indonesia, pesawat ini telah dipesan Kartika Airlines sebanyak 15 unit, dan Sky Aviation, juga sebanyak 15 unit.
Mesin SaM146, dikembangkan oleh Powerjet, sebuah joint venture antara NPO Saturn Rusia dan Snecma Perancis.
Pesawat ini mulai diproduksi pada tahun 2007. Hingga saat ini jumlah produksinya adalah 6. Perancangannya dimulai mulai tahun 2000 oleh Sukhoi dengan dukungan perusahaan kedirgantaraan Barat seperti Boeing sebagai konsultan proyek, Alenia Aeronautica sebagai partner strategis. Snecma sebagai risk-sharing partner, dan berbagai perusahaan lainnya seperti Thales sebagai penyedia paket avionik. Pesawat ini telah disertifikasi laik terbang oleh Komite Penerbangan Antarnegara[7] pada 3 Februari 2011 dan diharapkan sertifikasi Uni Eropa segera menyusul.
Pada Rabu, 9 Mei 2012, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang melakukan joyflight berangkat dari Lapangan Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, hilang dan diduga jatuh di daerah sekitar Cidahu, area Gunung Salak.
Bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 akhirnya ditemukan. Penemuan pesawat sendiri pertama kali saat helikopter 3214 milik Lapangan Udara Atang Sanjaya melakukan pantauan udara.
Lokasi pesawat sendiri berada pada ketinggian 5.500 meter di atas permukaan laut dan berada di pinggir tebing Gunung Salak.
"Informasinya melihat sinyal pesawat ada di pinggir tebing, informasi yang kita terima posisinya di pinggir tebing," ujar Kepala Dinas Penerangan Lanud Atang Sanjaya, Mayor Ali Umri Lubis saat diwawancara Metro TV, Kamis(10/5/2012).
Belum diketahui seperti apa kondisi pesawat Sukhoi, namun yang jelas tim pencari sudah bergerak dan menembus wilayah tersebut.
"Evakuasi yang jelas Tim SAR darat dan udara sudah berbuat, tapi kita akan berusaha dari darat ke posisi yang ditentukan tadi,"pungkasnya. sumber