Dr Tinah Tan
Code:
[FONT="Comic Sans MS"][SIZE="3"]Nama lengkap
Dr Tinah Tan, B.Med, B.AppSc, B.Chiro Sc, FICC
Tempat dan tanggal lahir
Jakarta, 25 Maret 1973
Status
Menikah dengan Daud Pranoto, dikarunia 3 orang anak
Riwayat pendidikan
-Sarjana Fakultas Kedokteran Univ.Atmajaya
-Dokter Chiropractic Royal Melbourne Institute of
Technology (RMIT), Melbourne, Australia
-Paediatric Chiropractic RMIT Melbourne
-Spinecor Training for Scoliosis RMIT Melbourne
Tempat praktek
Citylife Chiropractic Clinic
Apartement Mediterinia Tower C Rk 45B
Kelapa Gading Jakarta[/SIZE][/FONT]
Quote:
Dokter chiropractic mungkin masih terdengar asing untuk Anda karena memang jumlah dokter chiropractic atau yang lebih dikenal dengan chiropractor belum banyak di Indonesia. Dari jumlahnya yang masih sedikit itu, Dr Tinah Tan, B.Med, B.AppSc, B.Chiro Sc, FICC adalah salah satunya. Ia bahkan merupakan chiropractor wanita pertama di Indonesia.
Diambil dari kata yunani, yaitu 'chiro' yang berarti oleh tangan dan 'practic' yang artinya praktik, chiropractic merupakan ilmu pengobatan alternatif ilmiah yang dapat memperbaiki susunan tulang belakang yang salah, yang dapat menyebabkan iritasi atau gangguan pada sistem saraf.
Kenapa tulang belakang? Karena di tulang belakanglah semua saraf-saraf berkumpul. Terdapat ratusan saraf yang ada di tulang belakang dan setiap saraf terhubung dengan sistem regulasi tubuh dan mengontrol semuanya.
Berbekal dengan ilmu kedokteran yang sudah diperolehnya dari Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta, Dr Tinah harus menempuh pendidikan chiropractic selama 3 tahun di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Melbourne, Australia, karena memang pendidikan tersebut belum ada di Indonesia bahkan hingga saat ini.
Quote:
"Sejujurnya saya kenal chiropractic juga waktu di Australia, tadinya saya tidak tahu ada ilmu ini. Waktu itu tunangan saya sedang sakit pinggang, saya pikir okelah saya belajar. Dan waktu itu di Indonesia belum ada, jadi very good kalau saya bisa belajar lalu saya bawa ilmunya. Jadi itu cerita di tahun 1996," ujar Dr Tinah Tan, B.Med, B.AppSc, B.Chiro Sc, FICC, saat ditemui di Kidzania Pacific Place Mall, Jakarta, seperti ditulis Senin (27/2/2012).
Awalnya ilmu chiropractic ditemukan oleh seorang yang berasal dari Kanada, bernama D.D. Palmer pada tahun 1865. Pengobatan ini sering dianggap tradisional karena tidak menggunakan obat-obatan maupun tindakan operasi. Prinsip dasar terapi ini adalah penyembuhan dengan tangan, tanpa obat atau operasi. Namun menurut Dr Tinah, chiropractic tidak lagi disebut pengobatan tradisional melainkan complementary health medicine.
"Kita bisa memberikan suplemen, bukan obat. Kenapa? Kita bukannya anti dengan obat. Kalau anak atau orang dewasa tidak butuh obat, kita tidak perlu kasih obat, kecuali kalau dia misalnya sakit tifus kalau kita tunggu sembuh sendiri ya bakalan lama. Pemberian suplemennya itu kita cek dulu. Contoh, ini anak kok terlalu lentur ya, ini kekurangan zinc, saya tambahkanlah suplemen zinc. Tapi kalau anaknya kaku disuruh nekuk nggak bisa, berarti kebanyakan kalsium maka kalsiumnya jangan ditambahin lagi," jelas Dr Tinah.
Kebanyakan pasien yang datang ke klinik chiropractic umumnya mengeluh sakit pinggang, punggung, leher dan kepala. Namun masalah-masalah lain seperti sakit perut, migrain, asma, hiperaktif bahkan lemah syahwat dan sulit hamil pun bisa diatasi.
"Chiropractic aman karena kita mempelajarinya in detail dan kita punya observasinya. Jadi tidak seperti tukang urut yang main langsung tarik saja," lanjut dokter kelahiran 25 Maret 1973 ini.
Quote:
Di Indonesia sendiri, menurut Dr Tinah, chiropractic baru ada sejak tahun 2009. Kini, bagi dokter yang berminat menjadi seorang chiropractor atau juga bisa disebut 'dokter tulang belakang', sudah ada biomechanical course yang disediakan untuk dokter indonesia dan sudah dilengkapi dengan kurikulum.
Chiropractic belum bisa disamakan dengan dokter spesialis, karena pendidikannya harus ditempuh dari dokter umum yang kemudian ditraining selama 3 semester atau 18 bulan untuk bisa menjadi seorang chiropractor.
"Di Indonesia lebih aman dokter dulu karena kasus di sini cukup kompleks. Kalau di Australia bisa bukan dari dokter, tapi belajarnya 5 tahun untuk jadi dokter chiropractic, kalau di sini kan mereka sudah dokter dulu baru tambah 3 semester atau 18 bulan," jelas Dr Tinah.
Saat ini, pendidikan chiropractic sedang diusahakan agar bisa dimasukkan ke dalam kurikulum di kampus-kampus Indonesia. Salah satunya adalah pendekatan yang sedang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta.
"Mudah-mudahan kita lagi approach Atmajaya, itu kita masukkan ilmu complementary medicine. Kita lagi coba masuk, mudah-mudahan tahun ini happening, kita sudah recess dari tahun 2009 belum keterima-terima karena tenaganya belum ada. Mudah-mudahan tahun ini," harap ibu 3 anak ini.
[URL="http://health.detik..com/read/2012/02/27/080214/1852045/1201/dr-tinah-tan-dokter-chiropractic-wanita-pertama-indonesia"]sumber[/URL]