Membaca artikel yang dibuat oleh Mas Iwet Ramadahn di Yahoo She membuka pikiran gue bahwa sebenarnya yang namanya batik itu tidak hanya berupa sehelai kain dengan gambar2 dan motif batik saja. Tetapi lebih dari sekedar hasil cetakan mesin, ada makna - makna dan curahan hati si seniman batik di atas sehelai kain batik yang dibuat dengan menggunakan canting ( alat pembuat batik ). Kalau difikir2 batik itu sebuah hasil karya seni yang sama seperti sebuah lagu ataupun puisi. Ada jiwa , aura, dan batik itu sebenarnya berbicara tentang banyak hal .... Batik yang saya masud di sini adalah batik dari hasil mbatik dengan menggunakan canting yang dikerjakan oleh para seniman - seniman batik, bukan kain batik yang dicetak menggunakan mesin.
Gue rasa, pemerintah dan kita semua harus melestarikan budaya mbatik ..... Dan cobalah membeli kain batik yang memang hasil kerja taangan para seniman - seniman batik . Agar mereka bisa tetap eksis dan ada di atas bumi pertiwi ini.
Quote:
Batik dan Motif Batik, Apa Bedanya?
Tulisan ini terinspirasi oleh obrolan seorang teman dengan maestro kain Indonesia Josephine "Obin" Komara.
Teman saya ini, seorang brand manager sebuah produk FMCG, ingin menempelkan batik pada promosi produknya yang sangat Indonesia. Maka bertemulah dia dengan Ibu Obin untuk menyampaikan maksudnya itu. Di luar dugaan, pertanyaan pertama Ibu Obin kepada teman saya adalah, "Jadi, kamu mau saya membuat batik atau motif batik?"
#kemudianHening
Mari saya coba tanyakan pertanyaan ini kepada Anda.. Apa perbedaan antara batik dan motif batik? Bisakah Anda menjawabnya?
#kemudianHening
Batik dan motif batik tentu saja sangat berbeda. Tetapi apa bedanya? Kenapa hal seperti ini harus dipermasalahkan?
Jelas saja penting, karena ini menyangkut proses kerja, hasil pemikiran, ungkapan perasaan hati dan teknik halus tingkat tinggi, serta sebuah pekerjaan tangan yang sangat rumit.
Batik adalah teknik
Motif batik adalah gambar-gambar yang bisa kita temukan pada kain-kain batik. Kalau kita membuat gambar Barack Obama dengan menggunakan malam yang dituliskan dengan canting kemudian dicelup kedalam cairan pewarna, bisakah dia disebut batik? Bisa!
Tetapi motif parang yang disablon di atas bahan kaos, bisakah dia disebut batik? Tidak bisa!
Jangan sampai dilupakan, batik adalah sebuah teknik merintang atau menahan warna di atas kain dengan menggunakan malam atau lilin yang dialirkan dengan menggunakan canting. Lewat canting inilah kemudian tercipta motif-motif indah sarat makna dengan jumlah yang amat banyak.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa sedikit memberikan gambaran mengenai warisan budaya yang diberikan nenek moyang kepada kita.
Terkesan memang remeh dan tidak penting, akan tetapi pengetahuan remeh ini bisa membuat kecintaan kita terhadap batik menjadi cinta yang beresensi, bukan sekedar cinta kosong yang penuh sensasi.
Oleh Iwet Ramadhan | Yahoo She Kam, 12 Apr 2012 18:28 WIB
sumber
Quote:
Kenapa Harus Batik Tulis Atau Cap?
Setiap berbagi #ceritaBatik saya tidak pernah bosan menyampaikan pesan untuk tidak menggunakan batik print. Terkadang, pesan itu saya sampaikan dengan gaya keras agak sedikit pedas.
Bukan apa-apa. Ada banyak kekhawatiran di balik pesan keras yang agak pedas itu.
Kain batik berbeda dengan kain bermotif batik. Kain batik dibuat dengan menggunakan teknik batik, yaitu teknik menahan warna dengan cairan malam lewat medium canting. Sedangkan kain bermotif batik adalah kain tekstil dengan motif batik yang dicetak dengan menggunakan mesin.
Perbedaan yang paling terasa adalah tentu saja harganya. Yang buatan tangan manusia dan menggunakan hati jauh lebih mahal dari kain yang dibuat oleh mesin yang tidak berperasaan.
Kekhawatiran saya berawal dari harga kain bermotif batik ini. Karena jauh lebih murah, tentu saja lebih banyak masyarakat yang berminat dengan kain bermotif batik.
Karena lebih murah, lalu orang lebih memilih kain bermotif batik. Akibatnya kain batik tulis atau cap kemudian menjadi tidak laku. Kalau kain-kain ini tidak laku, lalu para perajinnya akan berhenti membatik karena tidak ada lagi pemasukan buat mereka.
Yang lebih menyeramkan, akan semakin banyak generasi muda keturunan para pembatik ini yang tidak ingin melanjutkan membatik lagi karena profesi ini dianggap tidak menjanjikan.
Saya tahu, memang masih banyak hal-hal yang lebih penting. Masalah membeli kain batik tulis atau cap sepertinya masuk dalam daftar ke sekian puluh ribu dari daftar kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, yang miris adalah, orang-orang yang sanggup membeli gadget terbaru tetap membeli kain bermotif batik. Bukan kain batik tulis atau cap.
Kalau diibaratkan, kebiasaan membeli batik print itu seperti menggunakan mobil mewah tapi bahan bakar yang digunakan adalah bahan bakar bersubsidi.
Mau tahu fakta yang lebih menyedihkan? Beberapa kain bermotif batik yang beredar di Indonesia tidak sedikit yang diproduksi di Cina.
Nah. Sudahlah kita mematikan industri budaya masyarakat Indonesia, dengan membeli kain bermotif batik ini artinya kita memajukan negara lain bukan negara sendiri.
Ah, saya rasa cukup. Mudah-mudahan tulisan ini cukup menjelaskan.
Kembali lagi, pilihan bukan di tangan saya. Alasan sudah saya berikan, tinggal Anda yang memutuskan.
Oleh Iwet Ramadhan | Yahoo She Kam, 12 Apr 2012 18:30 WIB
sumber