- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Bintang Laga Indonesia Paling TOP


TS
gallerydisc
10 Bintang Laga Indonesia Paling TOP
Film aksi pernah begitu digemari pecinta film tanah air. Era 1980-an menandai masa keemasan genre ini. Di era itu lahir bintang-bintang laga yang kini sudah bisa disebut legend macam Barry Prima, Advent Bangun, maupun George Rudy. Sayang di kemudian hari, film esek-esek lebih mendominasi era 1990-an. Sedang era 2000-an lebih banyak dipenuhi film horor dan beberapa tahun terakhir muncul varian barunya: horor mesum.

Menyambut The Raid, Rasanya ini saat yang tepat untuk memberi penghormatan pada bintang-bintang laga tanah air yang pernah mengisi hari-hari kita di bioskop, layar tancap, maupun televisi dari era 1970-an, 1980-an, 1990-an hingga masa kini.
Oke, camera! Action! CIAAAATTTTT!!!!
10. Elly Ermawati

Elly Ermawati jadi satu-satunya perempuan yang masuk daftar jagoan paling top versi kami. Sebetulnya ada Cindy Rothrock yang main beberapa film nasional. Tapi bidadari berambut emas itu orang bule. Ia hanya direkrut produser untuk main film aksi bikinan tanah air. Elly di lain pihak semula dikenal sebagai pengisi suara tokoh Mantili di sandiwara radio era 1980-an, Saur Sepuh. Begitu sandiwara radionya hendak diangkat ke layar lebar, Elly kembali dipercaya sutradara Imam Tantowi untuk memerankan tokoh tersebut. Ini menandakan satu hal: Elly sudah demikian klop dengan tokoh Mantili. Suaranya khas. Selain itu, perawakan Elly rupanya dianggap pas untuk memerankan Mantili di versi film. Mantili, adik Brama Kumbara, adalah sosok yang mudah tersulut emosinya. Ia punya pedang setan dan pedang perak. Pedang setan akan mengeluarkan asap beracun sementara pedang perak mampu membutakan mata. Mantili mempunyai musuh bebuyutan Lasmini (Murti Sari Dewi), wanita jahat yang memendam cinta pada kakaknya.
9. Lamting

Nama lengkapnya Lamting Saputra. Aslinya ia atlet taekwondo nasional. Pada 1997, saat tabloid ini mewawancarainya, Lamting mengatakan memegang Dan IV Taekwondo. Di tahun 1980-an dan 1990-an, lazim sineas mengajak atlet beladiri main film laga. Apalagi bila dari sananya sang atlet sudah punya modal tampang gangteng. Lamting tak terkecuali yang diajak serta main film dan kemudian kepincut terus jadi aktor laga. Pada 1993, Lamting resmi berhenti jadi atlet dan fokus main film dan sinetron. Ia antara lain membintangi Saur Sepuh II (Pesanggrahan Keramat) tahun 1988 serta Tutur Tinular versi 1990-an berperan sebagai Lou Shi Shan. Lamting beruntung punya wajah oriental. Saat sebuah cerita film laga menuntut peran tokoh dari China, misalnya, daripada mengajak serta aktor asli Mandarin, Lamting yang diajak main.
8. Anto Wijaya

Nama aslinya Saptapara Ichtijanto. Nama beken: Anto Wijaya. Di penghujung 1990-an, badannya tegap. Tinggi/berat 181 cm/78 kg, sangat cocok menghidupkan peran Brama Kumbara di sinetron laga-kolosal Singgasana Brahma Kumbara. Anto kemudian dipercaya memerankan Arya Kamandanu di Tutur Tinular 1990-an serta jadi Sembara dalam Misteri Gunung Merapi. Sebetulnya, Anto tak punya latar belakang beladiri. Pria kelahiran Surabaya, 10 November 1969 ini mengawali kariernya sebagai model. Pada usia 19 tahun ia sudah bergabung dengan sebuah kelompok model di kota pahlawan. Akhirnya, Jakarta dirambahnya. Pada 1991, ia menang The Best Model Pageant. Sejak itu jalan jadi bintang film dan sinetron terbuka untuknya. Tampang jadulnyasebuah tampang yang mengesankan seorang raja/pendekar rimba persilatan yang penuh wibawarupanya sangat cocok bagi sinetron laga-kolosal. Padahal saya tidak bisa beladiri, akunya. Well, tak perlu jago silat ntuk jadi bintang laga. Yang penting jago akting dan tampang pas. Dua hal itu dimiliki Anto.
7. Dede Yusuf

Sekarang, orang mengenalnya sebagai politisi, orang nomor dua di provinsi Jawa Barat. Tapi, Dede Yusuf, atawa nama aslinya Yusuf Macan Effendi, mengawali semuanya sebagai atlet taekwondo. Dede, nama kecilnya, sejak duduk di bangku SMP sudah menekuni beladiri itu. Sebagai atlet, Dede, kelahiran 14 September 1966, kerap mengikuti kejuaraan nasional. Mulanya, Dede menekuni olahraga itu untuk menghalau kegalauan hatinya. Orangtuanya (Tammy Efendi dan Rahayu Effendi) bercerai. Dede kecil memberontak. Untung pelampiasan masalah itu dilarikannya ke hal positif, beladiri taekwondo. Jalan jadi bintang film mulai terbuka tahun 1984 saat Dede terjun sebagai model. Wajah Dede kerap muncul di majalah-majalah remaja. Dua tahun kemudian, Dede ditawari main film. Di antaranya jadi sahabat Onky Alexander di film Catatan Si Boy. Walau perannya sebagai pendukung, tapi karena film Catatan Si Boy yang dibintanginya sukses, pamor Dede ikut naik. Apalagi setelah peran Jojo, pemuda baik hati yang jago berkelahi demi membela kebenaran di serial drama TVRI Jendela Rumah Kita mempir padanya tahun 1988. Sejak itu, seperti pernah dikatakannya, Jojo itu Dede, Dede itu Jojo. Menginjak awal 1990-an, setelah main beberapa film layar lebar, Dede menggarap sinetron laga Jalan Membara dan dilanjutkan Jalan Makin Membara.
6. Ratno Timoer

Ratno Timoer atau Ahmad Suratno tak sekadar aktor yang rutin main film. Ia layak disebut sebagai tokoh perfilman nasional. Namanya populer di tahun 1970-an dan pernah pula mejabat Ketua Umum PARFI (selama 3 periode), yang di masa Orde Baru Soeharto sangat terhormat dan strategiskarena berarti langsung jadi anggota MPR. Namun bukan kiprahnya sebagai tokoh perfilman yang hendak dikenang di sini, melainkan perannya sebagai Barda Mandrawata, pendekar buta yang mengelana dengan tongkatnya, dari komik Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH. Ratno beruntung mendapat peran legendaris itu saat versi filmnya dibuat tahun 1970. Untuk perannya, Ratno tak membutuhkan banyak adegan laga yang rumit. Walau tak banyak adegan laga yang dilakukannya, Ratno dianggap sangat pas memerankan pendekar buta itu. Hingga sekuelnya dibuat beberapa kali, Ratno terus yang memerankannya. Ia meninggal di usia 60 tahun pada 22 Desember 2002 karena serangan jantung dan stroke, setelah 9 hari dirawat di rumah sakit.
To Be Continued...

Menyambut The Raid, Rasanya ini saat yang tepat untuk memberi penghormatan pada bintang-bintang laga tanah air yang pernah mengisi hari-hari kita di bioskop, layar tancap, maupun televisi dari era 1970-an, 1980-an, 1990-an hingga masa kini.
Oke, camera! Action! CIAAAATTTTT!!!!
10. Elly Ermawati

Elly Ermawati jadi satu-satunya perempuan yang masuk daftar jagoan paling top versi kami. Sebetulnya ada Cindy Rothrock yang main beberapa film nasional. Tapi bidadari berambut emas itu orang bule. Ia hanya direkrut produser untuk main film aksi bikinan tanah air. Elly di lain pihak semula dikenal sebagai pengisi suara tokoh Mantili di sandiwara radio era 1980-an, Saur Sepuh. Begitu sandiwara radionya hendak diangkat ke layar lebar, Elly kembali dipercaya sutradara Imam Tantowi untuk memerankan tokoh tersebut. Ini menandakan satu hal: Elly sudah demikian klop dengan tokoh Mantili. Suaranya khas. Selain itu, perawakan Elly rupanya dianggap pas untuk memerankan Mantili di versi film. Mantili, adik Brama Kumbara, adalah sosok yang mudah tersulut emosinya. Ia punya pedang setan dan pedang perak. Pedang setan akan mengeluarkan asap beracun sementara pedang perak mampu membutakan mata. Mantili mempunyai musuh bebuyutan Lasmini (Murti Sari Dewi), wanita jahat yang memendam cinta pada kakaknya.
9. Lamting

Nama lengkapnya Lamting Saputra. Aslinya ia atlet taekwondo nasional. Pada 1997, saat tabloid ini mewawancarainya, Lamting mengatakan memegang Dan IV Taekwondo. Di tahun 1980-an dan 1990-an, lazim sineas mengajak atlet beladiri main film laga. Apalagi bila dari sananya sang atlet sudah punya modal tampang gangteng. Lamting tak terkecuali yang diajak serta main film dan kemudian kepincut terus jadi aktor laga. Pada 1993, Lamting resmi berhenti jadi atlet dan fokus main film dan sinetron. Ia antara lain membintangi Saur Sepuh II (Pesanggrahan Keramat) tahun 1988 serta Tutur Tinular versi 1990-an berperan sebagai Lou Shi Shan. Lamting beruntung punya wajah oriental. Saat sebuah cerita film laga menuntut peran tokoh dari China, misalnya, daripada mengajak serta aktor asli Mandarin, Lamting yang diajak main.
8. Anto Wijaya

Nama aslinya Saptapara Ichtijanto. Nama beken: Anto Wijaya. Di penghujung 1990-an, badannya tegap. Tinggi/berat 181 cm/78 kg, sangat cocok menghidupkan peran Brama Kumbara di sinetron laga-kolosal Singgasana Brahma Kumbara. Anto kemudian dipercaya memerankan Arya Kamandanu di Tutur Tinular 1990-an serta jadi Sembara dalam Misteri Gunung Merapi. Sebetulnya, Anto tak punya latar belakang beladiri. Pria kelahiran Surabaya, 10 November 1969 ini mengawali kariernya sebagai model. Pada usia 19 tahun ia sudah bergabung dengan sebuah kelompok model di kota pahlawan. Akhirnya, Jakarta dirambahnya. Pada 1991, ia menang The Best Model Pageant. Sejak itu jalan jadi bintang film dan sinetron terbuka untuknya. Tampang jadulnyasebuah tampang yang mengesankan seorang raja/pendekar rimba persilatan yang penuh wibawarupanya sangat cocok bagi sinetron laga-kolosal. Padahal saya tidak bisa beladiri, akunya. Well, tak perlu jago silat ntuk jadi bintang laga. Yang penting jago akting dan tampang pas. Dua hal itu dimiliki Anto.
7. Dede Yusuf

Sekarang, orang mengenalnya sebagai politisi, orang nomor dua di provinsi Jawa Barat. Tapi, Dede Yusuf, atawa nama aslinya Yusuf Macan Effendi, mengawali semuanya sebagai atlet taekwondo. Dede, nama kecilnya, sejak duduk di bangku SMP sudah menekuni beladiri itu. Sebagai atlet, Dede, kelahiran 14 September 1966, kerap mengikuti kejuaraan nasional. Mulanya, Dede menekuni olahraga itu untuk menghalau kegalauan hatinya. Orangtuanya (Tammy Efendi dan Rahayu Effendi) bercerai. Dede kecil memberontak. Untung pelampiasan masalah itu dilarikannya ke hal positif, beladiri taekwondo. Jalan jadi bintang film mulai terbuka tahun 1984 saat Dede terjun sebagai model. Wajah Dede kerap muncul di majalah-majalah remaja. Dua tahun kemudian, Dede ditawari main film. Di antaranya jadi sahabat Onky Alexander di film Catatan Si Boy. Walau perannya sebagai pendukung, tapi karena film Catatan Si Boy yang dibintanginya sukses, pamor Dede ikut naik. Apalagi setelah peran Jojo, pemuda baik hati yang jago berkelahi demi membela kebenaran di serial drama TVRI Jendela Rumah Kita mempir padanya tahun 1988. Sejak itu, seperti pernah dikatakannya, Jojo itu Dede, Dede itu Jojo. Menginjak awal 1990-an, setelah main beberapa film layar lebar, Dede menggarap sinetron laga Jalan Membara dan dilanjutkan Jalan Makin Membara.
6. Ratno Timoer

Ratno Timoer atau Ahmad Suratno tak sekadar aktor yang rutin main film. Ia layak disebut sebagai tokoh perfilman nasional. Namanya populer di tahun 1970-an dan pernah pula mejabat Ketua Umum PARFI (selama 3 periode), yang di masa Orde Baru Soeharto sangat terhormat dan strategiskarena berarti langsung jadi anggota MPR. Namun bukan kiprahnya sebagai tokoh perfilman yang hendak dikenang di sini, melainkan perannya sebagai Barda Mandrawata, pendekar buta yang mengelana dengan tongkatnya, dari komik Si Buta dari Gua Hantu karya Ganes TH. Ratno beruntung mendapat peran legendaris itu saat versi filmnya dibuat tahun 1970. Untuk perannya, Ratno tak membutuhkan banyak adegan laga yang rumit. Walau tak banyak adegan laga yang dilakukannya, Ratno dianggap sangat pas memerankan pendekar buta itu. Hingga sekuelnya dibuat beberapa kali, Ratno terus yang memerankannya. Ia meninggal di usia 60 tahun pada 22 Desember 2002 karena serangan jantung dan stroke, setelah 9 hari dirawat di rumah sakit.
To Be Continued...
0
7.5K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan