- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
Pelangi dan Matahari, Sebuah Catper Pendakian Lawu Via Candi Cetho 26 - 28 Feb 12
TS
padangedelweiss
Pelangi dan Matahari, Sebuah Catper Pendakian Lawu Via Candi Cetho 26 - 28 Feb 12
berhubung link foto2nya udah rusak, foto2nya bs diliat di FB saia aja [URL="http://www.S E N S O Rt=a.3378298536864.163597.1251393727&type=3"][B]disini fotonya[/B][/URL]
Pelangi dan Matahari
Sebuah Catper Pendakian Lawu Via Candi Cetho 26 - 28 Feb 12
Minggu, 26 Februari 2012
Pelangi dan Matahari
Sebuah Catper Pendakian Lawu Via Candi Cetho 26 - 28 Feb 12
Spoiler for nyanyi dulu:
padang hijau di balik gunung yang tinggi
berhiaskan pelangi setelah hujan pergi
ku terdampar di tempat seindah ini
seperti hati sedang, sedang jatuh cinta
* ku bahagia merasakannya
andaikan aku bisa di sini selamanya
?tuk menikmatinya
sungai mengalir sebebas aku berpikir
hembusan angin dingin membawa aku berlari
mensyukuri semua yang telah kau beri
hati yang rapuh ini kau kuatkan lagi
~ BIP ~
berhiaskan pelangi setelah hujan pergi
ku terdampar di tempat seindah ini
seperti hati sedang, sedang jatuh cinta
* ku bahagia merasakannya
andaikan aku bisa di sini selamanya
?tuk menikmatinya
sungai mengalir sebebas aku berpikir
hembusan angin dingin membawa aku berlari
mensyukuri semua yang telah kau beri
hati yang rapuh ini kau kuatkan lagi
~ BIP ~
Quote:
Sisi lain dari gunung lawu ini memberikan pesona keindahan yang masih terlihat alami, hal ini dikarenakan memang jarang pendaki gunung lawu, terutama pendaki peziarah yang melawati jalur ini sehingga jalur yang kami lalui pun masih sangat rapat dengan semak-semak yang menutup jalur dan sampah yang tak sebanyak di jalur cemoro sewu.
Pendakian melalui jalur ini selain tantangan jalurnya, kita akan disuguhi warisan warisan budaya yang penuh makna. Sebelum memulai pendakian kita dapat menikmati objek wisata candi dengan berlatar belakang gunung lawu, dan di depan candi terlihat hamparan kebun teh yang hijau. Udara yang sejuk melengkapi suasana keidahan tersebut sehingga ketika hari libur banyak pengunjung yang berwisata di tempat ini.
Pendakian melalui jalur ini selain tantangan jalurnya, kita akan disuguhi warisan warisan budaya yang penuh makna. Sebelum memulai pendakian kita dapat menikmati objek wisata candi dengan berlatar belakang gunung lawu, dan di depan candi terlihat hamparan kebun teh yang hijau. Udara yang sejuk melengkapi suasana keidahan tersebut sehingga ketika hari libur banyak pengunjung yang berwisata di tempat ini.
Minggu, 26 Februari 2012
Quote:
Bersama seorang sahabat adik kelas semasa kuliah (arip), perjalanan kami mulai pukul 9.00 dari jogja menggunakan motor saya menuju terminal solo. Saya memutuskan untuk menitipkan motor di solo saja karena rencananya pendakian nanti akan berakhir di jalur cemoro sewu. Perjalan menggunakan motor selama dua jam ini lumayan membuat bokong terasa panas dan perut terasa lapar, sehingga begitu sampai terminal langsung mencari warung untuk mengisi perut dan sekaligus beli tambahan logistik.
Setelah memarkir motor, perjalanan kami berlanjut menuju terminal karangpandan menggunakan bus jurusan solo tawangmangu. Selama perjalanan ini pengamen silih berganti berusaha menghibur penumpang yang kepanasan dalam bus. Sekitar satu setengah jam perjalanan dari solo akhirnya sampai juga di terminal Karangpandan. Di sini kami beristirahat sebentar, sholat dan beli tambahan logistik lagi. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menggunakan bus kecil jurusan Kemuning. Awalnya kami sempat bingung karena bus disana tidak ada tulisan jurusannya. Namun jangan khawatir untuk bertanya karena kita akan dilayani dengan ramah oleh penduduk sekitar. Setelah menunggu sebentar bus akhirnya berangkat dan tak lama kemudian sampailah di terminal Kemuning. Dari sini perjalanan menuju candi cetho dilanjutkan menggunakan ojek. Begitu turun dari bus saya sedikit menyesal karena logistik yang baru dibeli tertinggal di bus.
Selama perjalanan menuju candi cetho kita sudah disuguhi keidahan hamparan luas kebun teh yang menurut saya lebih indah daripada jalur puncak bogor. Naik ojek pun kita sudah dibuat sport jantung, dengan jalan yang curam apalagi di tengah perjalanan hujan turun. Tapi Alhamdulillah akhirnya sampailah kami di parkiran candi cetho dengan hujan yang masih turun. Dengan merogoh kocek Rp.10.000 per orang kami diantarkan sampai parkiran.
Setelah memarkir motor, perjalanan kami berlanjut menuju terminal karangpandan menggunakan bus jurusan solo tawangmangu. Selama perjalanan ini pengamen silih berganti berusaha menghibur penumpang yang kepanasan dalam bus. Sekitar satu setengah jam perjalanan dari solo akhirnya sampai juga di terminal Karangpandan. Di sini kami beristirahat sebentar, sholat dan beli tambahan logistik lagi. Kemudian, perjalanan dilanjutkan menggunakan bus kecil jurusan Kemuning. Awalnya kami sempat bingung karena bus disana tidak ada tulisan jurusannya. Namun jangan khawatir untuk bertanya karena kita akan dilayani dengan ramah oleh penduduk sekitar. Setelah menunggu sebentar bus akhirnya berangkat dan tak lama kemudian sampailah di terminal Kemuning. Dari sini perjalanan menuju candi cetho dilanjutkan menggunakan ojek. Begitu turun dari bus saya sedikit menyesal karena logistik yang baru dibeli tertinggal di bus.
Selama perjalanan menuju candi cetho kita sudah disuguhi keidahan hamparan luas kebun teh yang menurut saya lebih indah daripada jalur puncak bogor. Naik ojek pun kita sudah dibuat sport jantung, dengan jalan yang curam apalagi di tengah perjalanan hujan turun. Tapi Alhamdulillah akhirnya sampailah kami di parkiran candi cetho dengan hujan yang masih turun. Dengan merogoh kocek Rp.10.000 per orang kami diantarkan sampai parkiran.
Spoiler for candi cetho:
Quote:
Jejak peninggalan Majapahit
Hujan yang hampir reda menggerakan kami untuk bergegas memulai pendakian ini. Kami berdua yang belum pernah mendaki gunung lawu lewat jalur ini bingung karena tidak ada basecamp pendakian. Kami pun langsung saja masuk ke komplek candi cetho, sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit. Dari sini pendakian kami mulai terhambat, keindahan pemandangan dari candi tak kuasa kami tahan untuk berfoto-foto ria. Sore itu candi cetho juga masih saja ramai pengunjung bahkan setelah hujan. Ada sepasang bule dengan dua anaknya, ada pula sedang foto prewedding.
Tak terasa kami berjalan naik menuju candi paling atas ternyata mentok, bingung jalur pendakian lewat mana. Saya mencoba tanya ke warung yang ada di samping kiri di bawah candi paling atas dan ternyata jalur pendakian lurus dari warung tersebut menuju candi kethek terlebih dahulu. Untuk menuju candi kethek pada awalnya kita melewati jalan bersemen kemudian jalan setapak dengan tanah yang licin. Jalur kemudian turun dan harus menyeberangi sungai yang lumayan deras airnya karena baru saja turun hujan. Setelah menyeberang jalan naik sedeikit kemudian sampailah di candi kethek.
Hujan yang hampir reda menggerakan kami untuk bergegas memulai pendakian ini. Kami berdua yang belum pernah mendaki gunung lawu lewat jalur ini bingung karena tidak ada basecamp pendakian. Kami pun langsung saja masuk ke komplek candi cetho, sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit. Dari sini pendakian kami mulai terhambat, keindahan pemandangan dari candi tak kuasa kami tahan untuk berfoto-foto ria. Sore itu candi cetho juga masih saja ramai pengunjung bahkan setelah hujan. Ada sepasang bule dengan dua anaknya, ada pula sedang foto prewedding.
Tak terasa kami berjalan naik menuju candi paling atas ternyata mentok, bingung jalur pendakian lewat mana. Saya mencoba tanya ke warung yang ada di samping kiri di bawah candi paling atas dan ternyata jalur pendakian lurus dari warung tersebut menuju candi kethek terlebih dahulu. Untuk menuju candi kethek pada awalnya kita melewati jalan bersemen kemudian jalan setapak dengan tanah yang licin. Jalur kemudian turun dan harus menyeberangi sungai yang lumayan deras airnya karena baru saja turun hujan. Setelah menyeberang jalan naik sedeikit kemudian sampailah di candi kethek.
Spoiler for candi kethek:
Spoiler for candi kethek:
Quote:
Menerjang semak belukar lawu
Dari candi kethek, jalur pendakian gunung lawu dimulai. Jalur menuju pos 1 melewati sisi kiri candi kethek menuju ladang penduduk. Berbeda dengan jalur lainnya, ladang penduduk yang dilewati tidak terlalu jauh, tak lama kemudian sudah sampai di batas hutan. Perjalanan awal treknya masih landai dengan semak belukar sedikit menutupi jalur. Pohon pinus terlihat tumbuh di area jalur tersebut.
Kami bertemu dengan pendaki dari Sragen sebelum sampai pos 1. Mereka berdua baru saja turun dan sedikit saya bertanya kondisi jalur dan letak sumber air. Sumber air ada di pos 3 dan sebelum pos 4, mereka juga menyarankan untuk camp di pos 4 karena lebih dekat, namun kami sudah merencanakan untuk camp di pos 3 walaupun menurut mereka itu masih separuh perjalanan. Ternyata 2 orang pendaki tersebut adalah orang terakhir yang kami temui pada hari pertama pendakian ini.
Setelah 45 menit perjalanan sampailah kami di pos 1. Di tempat ini terdapat tempat untuk berteduh dari bambu yang sudah tak terawat, kami melepas lelah sejenak di pos 1, perjalanan selanjutnya masih panjang.
Dari candi kethek, jalur pendakian gunung lawu dimulai. Jalur menuju pos 1 melewati sisi kiri candi kethek menuju ladang penduduk. Berbeda dengan jalur lainnya, ladang penduduk yang dilewati tidak terlalu jauh, tak lama kemudian sudah sampai di batas hutan. Perjalanan awal treknya masih landai dengan semak belukar sedikit menutupi jalur. Pohon pinus terlihat tumbuh di area jalur tersebut.
Kami bertemu dengan pendaki dari Sragen sebelum sampai pos 1. Mereka berdua baru saja turun dan sedikit saya bertanya kondisi jalur dan letak sumber air. Sumber air ada di pos 3 dan sebelum pos 4, mereka juga menyarankan untuk camp di pos 4 karena lebih dekat, namun kami sudah merencanakan untuk camp di pos 3 walaupun menurut mereka itu masih separuh perjalanan. Ternyata 2 orang pendaki tersebut adalah orang terakhir yang kami temui pada hari pertama pendakian ini.
Setelah 45 menit perjalanan sampailah kami di pos 1. Di tempat ini terdapat tempat untuk berteduh dari bambu yang sudah tak terawat, kami melepas lelah sejenak di pos 1, perjalanan selanjutnya masih panjang.
Spoiler for pos 1:
Quote:
Dari pos 1 terlihat seperti ada percabangan jalur, ke kiri dan ke kanan. Jalur ke kanan sepertinya yang menuju ke sungai yang kami seberangi tadi. Kami ambil jalur yang ke kiri, jalur yang terlihat aneh menurut saya karena rumput dan semak yang lebat sepanjang jalur.
Setapak demi setapak dilewati mulai agak menanjak dan semak belukar sepanjang jalur pun semakin rapat sehingga menyulitkan pergerakan kaki. Jalur menuju pos 2 sudah terasa suasana hutan alami gunung lawu, semak yang rapat, rumput liar, dan pohon-pohon besar berada sepanjang jalur menuju pos 2. Ketika sampai pos 2 hari sudah mulai gelap, semakin hening suasana karena mendung dan lebatnya hutan. Jam saya waktu itu menunjukkan pukul 17.30 ketika sampai pos 2.
Sampai di sini, fisik saya sudah mulai terasa terkuras, nafas terasa pendek sekali, mungkin ini akibat radang paru-paru yang saya derita masih dalam masa penyembuhan. Akibatnya, perjalanan selanjutnya jadi lebih lama karena harus melangkah pelan setapak demi setapak disesuaikan dengan irama nafas
Setapak demi setapak dilewati mulai agak menanjak dan semak belukar sepanjang jalur pun semakin rapat sehingga menyulitkan pergerakan kaki. Jalur menuju pos 2 sudah terasa suasana hutan alami gunung lawu, semak yang rapat, rumput liar, dan pohon-pohon besar berada sepanjang jalur menuju pos 2. Ketika sampai pos 2 hari sudah mulai gelap, semakin hening suasana karena mendung dan lebatnya hutan. Jam saya waktu itu menunjukkan pukul 17.30 ketika sampai pos 2.
Sampai di sini, fisik saya sudah mulai terasa terkuras, nafas terasa pendek sekali, mungkin ini akibat radang paru-paru yang saya derita masih dalam masa penyembuhan. Akibatnya, perjalanan selanjutnya jadi lebih lama karena harus melangkah pelan setapak demi setapak disesuaikan dengan irama nafas
Spoiler for pos 2:
gambarnya ngeblur
Quote:
Segera kami langkahkan kaki menuju pos 3 karena tidak ingin kemalaman. Satu jam perkiraan kami untuk sampai pos 3, ini saya perkirakan dari dari catper-catper sebelumnya (rendraagusta dan geilandri). Perjalanan menuju pos tiga melewati jalur yang semakin terjal. Vegetasi sepanjang jalur sudah tidak bisa terlihat dengan jelas karena semakin gelap. Jalur yang dilalui sejak awal juga licin, berupa tanah namun berlumut, hal ini mungkin dikarenakan jarang dilewati pendaki. Penggunaan trekking pole akan membantu untuk pendakian jalur ini sampai sabana agar tidak mudah terpeleset. Apalagi bila sudah gelap, tanah yang diinjak pun tidak terlihat dengan jelas karena tertutup oleh semak yang lebat.
Quote:
Sebelum pos 3 terdapat tempat datar cukup sempit, dan sempat terpikir untuk camp disini saja. Akan tetapi karena sudah jadi target untuk camp di pos 3 maka saya lanjut saja dengan memotivasi diri sendiri ah paling bentar lagi juga pos 3, pelan-pelan aja nanti juga sampai. Dan benar saja Arip yang jalan duluan akhirnya sampai juga di pos 3. Teriakannya tak membangkitkan tenaga yang sudah habis ini, saya tetap saja berjalan pelan menyusulnya.
Alhamdulillah target pendakian hari ini sudah tercapai, saatnya mendirikan rumah-rumahan, masak sebentar dan segera tidur, besok perjalanan masih cukup jauh.
Alhamdulillah target pendakian hari ini sudah tercapai, saatnya mendirikan rumah-rumahan, masak sebentar dan segera tidur, besok perjalanan masih cukup jauh.
nona212 memberi reputasi
1
15.3K
Kutip
162
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan