- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Film "?" HB ternyata cuman nyadur gan


TS
Nyonya.....Kwee
Film "?" HB ternyata cuman nyadur gan
Udah nyadur eh malah dapet kecaman dari berbagai fihak, kasian jg entu sutradara Indonesia yg sangat berbakat
TS
Quote:
Lan Fang Sempat Kecewa kepada Hanung Bramantyo
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Surabaya Sebelum meninggal, novelis Lan Fang ternyata pernah menumpahkan curahan hatinya soal sutradara Hanung Bramantyo. Menurut Wina Bojonegoro, sahabat dekatnya, Lan Fang kecewa kepada Hanung karena menyadur novel Tanda Tanya karyanya dalam film berjudul ?.
Film Hanung ini bercerita tentang kemajemukan dengan latar belakang interaksi sosial dan cinta antara etnis Tionghoa dan Jawa di Semarang. Hanung mengangkat kisah Soleh, anggota semimiliter Barisan Ansor Serbaguna atau Banser Nahdlatul Ulama (NU). Soleh mengorbankan diri untuk menyelamatkan sebuah gereja dari serangan bom Natal.
Wina Bojonegoro menyatakan Lan Fang menuliskannya dalam jejaring sosial. Lan Fang menumpahkan kekecewaannya itu di facebook, kata Wina.
Lan Fang, 41 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Minggu, 25 Desember 2011 pukul 12.30. Seniman yang juga aktivis Tionghoa bernama lengkap Go Lan Fang itu berpulang setelah terserang kanker hati. Sebelum dibawa ke Singapura, Lan Fang sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit RKZ Surabaya.
Lan Fang menerbitkan beberapa novel, di antaranya Ciuman di Bawah Hujan, Perempuan Kembang Jepun, dan Tanda Tanya. Khusus karya yang terakhir, kata Wina, Lan Fang sempat kecewa dengan Hanung Bramantyo.
Wina mengenang Lan Fang sebagai penulis pluralis serta memiliki solidaritas tinggi terhadap kawan. Pada September lalu, misalnya, Lan Fang menggagas acara Parade Cerpen di Jawa Pos untuk membantu pengobatan seniman Sani B. Kuncoro yang terserang kanker hati. "Dia bolak-balik telepon, minta agar saya membantu penggalangan dana itu. Tapi saat itu sebenarnya Lan Fang sendiri sudah sakit, hanya tidak dirasakan," kata Wina.
Lan Fang juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Setiap diundang ke acara-acara non-profit di pondok pesantren ataupun di kampus, ia selalu hadir. Lan Fang, kata Wina, sering datang naik sepeda motor atau naik bus ke tempat acara. "Dia tak mengharap honor, tetap datang tepat waktu," ujar Wina yang juga seorang novelis ini.
KUKUH S WIBOWO
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Surabaya Sebelum meninggal, novelis Lan Fang ternyata pernah menumpahkan curahan hatinya soal sutradara Hanung Bramantyo. Menurut Wina Bojonegoro, sahabat dekatnya, Lan Fang kecewa kepada Hanung karena menyadur novel Tanda Tanya karyanya dalam film berjudul ?.
Film Hanung ini bercerita tentang kemajemukan dengan latar belakang interaksi sosial dan cinta antara etnis Tionghoa dan Jawa di Semarang. Hanung mengangkat kisah Soleh, anggota semimiliter Barisan Ansor Serbaguna atau Banser Nahdlatul Ulama (NU). Soleh mengorbankan diri untuk menyelamatkan sebuah gereja dari serangan bom Natal.
Wina Bojonegoro menyatakan Lan Fang menuliskannya dalam jejaring sosial. Lan Fang menumpahkan kekecewaannya itu di facebook, kata Wina.
Lan Fang, 41 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Minggu, 25 Desember 2011 pukul 12.30. Seniman yang juga aktivis Tionghoa bernama lengkap Go Lan Fang itu berpulang setelah terserang kanker hati. Sebelum dibawa ke Singapura, Lan Fang sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit RKZ Surabaya.
Lan Fang menerbitkan beberapa novel, di antaranya Ciuman di Bawah Hujan, Perempuan Kembang Jepun, dan Tanda Tanya. Khusus karya yang terakhir, kata Wina, Lan Fang sempat kecewa dengan Hanung Bramantyo.
Wina mengenang Lan Fang sebagai penulis pluralis serta memiliki solidaritas tinggi terhadap kawan. Pada September lalu, misalnya, Lan Fang menggagas acara Parade Cerpen di Jawa Pos untuk membantu pengobatan seniman Sani B. Kuncoro yang terserang kanker hati. "Dia bolak-balik telepon, minta agar saya membantu penggalangan dana itu. Tapi saat itu sebenarnya Lan Fang sendiri sudah sakit, hanya tidak dirasakan," kata Wina.
Lan Fang juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Setiap diundang ke acara-acara non-profit di pondok pesantren ataupun di kampus, ia selalu hadir. Lan Fang, kata Wina, sering datang naik sepeda motor atau naik bus ke tempat acara. "Dia tak mengharap honor, tetap datang tepat waktu," ujar Wina yang juga seorang novelis ini.
KUKUH S WIBOWO
TS
0
2.5K
Kutip
13
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan