JAKARTA - Bermukim di perumahan dekat bandara tidak ubahnya dengan menghuni rumah di dekat rel kereta api. Tentu saja tingkat kebisingan menjadi permasalahan bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Keadaan inilah yang menjadi menginspirasi Dosen Fakutas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro (Undip) Emi Setyowati melakukan penelitian guna mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Penelitian ini merupaka tiketnya untuk meraih gelar doktor.

Emi mengungkapkan, pertambahan penduduk berhubungan erat dengan pertambahan pemukiman. Bahkan, daerah sekitar bandara pun dijadikan lokasi perumahan meski tingkat kebisingan di wilayah itu sangat tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Emi menemukan cara menurunkan tingkat kebisingan bandara pada pemukiman di sekitarnya. Desain masterplan sebuah perumahan, lanjutnya, berpengaruh pada tingkat bunyi yang diterima.

"Pada umumnya, upaya penurunan kebisingan dilakukan dengan barier atau penghalang. Lewat penelitian ini, ternyata ada upaya lain yang patut dipertimbangkan, yaitu penataan orientasi dan konfigurasi bangunan dalam rencana masterplan perumahan di kawasan bandara," kata Emi seperti dikutip dari laman Undip, Selasa (13/12/2011).

Salah satu pola yang dapat diadaptasi pengembang, katanya, dengan menerapkan pola susunan blok deret berulang. "Untuk perumahan kawasan bandara, direkomendasikan menggunakan blok deret berulang untuk menggantikan pola susunan blok deret cermin. Hal ini dapat mengantisipasi dampak kebisingan lingkungan," tuturnya.

Dia menambahkan, regulasi pemerintah, yaitu Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 06/PRT/M/2007 tidak memuat karakteristik suatu kawasan.

"RTBL sebagai payung hukum peraturan di bawahnya, memang harus bersifat fleksibel. Namun, karakteristik kawasan perkotaan sangat beragam. Kawasan bandara memiliki karakter khusus yang berkaitan dengan sumber kebisingan, selain Keselamatan Operasional Penerbangan," ujarnya.

Sementara, untuk bangunan yang telah ada, pengurangan kebisingan tetap dapat dilakukan dengan menggunakan dinding reflektor. "Dinding reflektor mampu merefleksikan bunyi dan dapat dibangun double skin fasade pada tembok rumah," tuturnya.