umm... hai semua
-Jakarta, Indonesia-
Apa yang akan kalian lakukan...
...Jika suatu hal yang telah kalian perbuat tidak sesuai dengan harapan?
"Oh tidak, ceramah ini lagi!" pikir Andika, saat ini dia sedang mendengar ceramah dosennya yang sudah dia dengar berkali-kali. Dia merasa dia sudah mendapatkan cukup ilmu untuk bisa mencapai impiannya.
"Pak dosen, saya ijin ke kamar mandi!" ujarnya, padahal niatnya sih pingin kabur...
Dosennya hanya bisa menarik napas dalam, "ya, silahkan" jawab sang dosen, sambil melanjutkan, "Oh iya! Bulan depan sudah ujuan akhir, bagi yang belum mengumpulkan tugas skripsi dilarang ikut ujian!" ujar dosen tersebut dengan tegas.
"Ah berisik" pikir Andika, dan kemudian keluar dari kelas. Dia pun menuju ke mobilnya di parkiran bawah dan pulang ke apartemen nya.
-Andika's apartement-
"Akhirnya... gue bisa nyentuh komputer juga!~" ujarnya dengan bahagia, sambil menyalakan komputernya untuk bermain Battlefield 3, setelah akhirnya bisa login ke komputernya. Dia baru sadar ada yang mengirim sebuah pesan offline di YM yang merupakan pesan dari Seika, dia adalah teman chatting Andika yang ditemuinya di sebuah game online.
"Hai Andika, apa kabar? xD Bentar lagi aku akan lulus SMA lho, jadi kita bisa main sepuasnya. Oh iya, katanya kamu mau ke Jepang kan 3 minggu lagi?" begitulah isi pesan tersebut
Andika baru teringat kalau dia sudah pernah memesan tiket pesawat untuk pergi ke Jepang, sedangkan ujian akhirnya tinggal sebulan lagi...
"Ah masa bodo, ngulang juga tidak apa-apa lah!" gumamnya, sambil lanjut chat sama Seika.
-Seika's house, at Kanagawa, Japan-
Disaat yang sama, Seika sedang chat bersama Andika, dan tiba-tiba pamannya berteriak
"Seika... Seika... kamu dimana? Ada tamu tuh!" ujar Pamannya yang lagi mandi dan mendengar bel rumah berbunyi.
"Uhh mengganggu banget sih" gumam Seika, dia pun mengetik "sori ya Andika, brb" dan diapun menuju ke pintu depan. Setelah dibukanya, terlihat seorang lelaki berambut putih berkacamata.
"umm... kamu siapa?" tanya Seika, lelaki itu pun langsung *facepalm*
"ya ampun... aku Rinnosuke Morichika, kita baru saja bertemu minggu lalu!" ujarnya
"ohh... oalah, kak Rin ya? Kamu sih, mukanya pasaran!" canda Seika. Mendengar itu Rinnosuke pun geram
"Sialan.... ya sudah, aku ingin bertemu pamanmu!" ujarnya dengan nada sedikit emosi.
"Oh okelah... karena paman sedang mandi, kakak ke ruang tamu saja ya. Aku mau lanjut ngobrol sama temanku ^^" kata Seika.
Tiba-tiba pamannya Seika muncul dibelakangnya. "Ooo tidak bisa... kamu harus menyiapkan teh..." ujarnya. Seika pun menggerutu, "ah mesti..."
"Oh halo pak Ryouji, saya mau membicarakan sesuatu..." ujar Rinnosuke
mendengarnya, Ryouji (nama pamannya Seika) langsung tercengang, "...soal "itu" lagi ya?"
"Kita bicarakan di ruang tamu saja, biar lebih nyaman" ujar Rinnosuke kepada pria paruh baya itu.
-Ruang tamu-
"Silahkan tehnya" ujar Seika, sambil menaruh seteko teh dan gelas di atas meja. "Aku keatas ya" ujarnya kepada pamannya.
"em... kamu bisa ambilkan camilan atau apalah?" kata Ryouji, "setelah itu kamu boleh keatas"
"Ah, mesti..." gerutu cewek 17 tahun itu, sambil kembali ke dapur.
"OkS E N S O R. jadi gimana keadaan toko mu sekarang?" tanya Ryouji, sambil meminum tehnya.
Rinnosuke hanya menjawab, "itu tidak penting... sekarang, bagaimana keadaan Marisa?"
Ryouji tiba2 memuntahkan tehnya kembali ke gelasnya, "umm.... Marisa Kirisame ya?"
Rinnosuke pun geram, "Lihat kan? Aku seharusnya tidak menyerahkannya kepada pria sepertimu!" ujarnya sambil menarik baju Ryouji
Ryouji mencoba menenangkannya, "sabar-sabar... Aku juga mengerti kondisimu..."
"Bagaimana bisa sabar!? Aku sudah menyerahkan Marisa kepadamu, berharap dia bisa pulih! Dan kenyataannya kau tidak bisa melakukan apa-apa!" bentak Rinnosuke kepada Ryouji, Seika juga kebetulan masuk ke ruang tamu untuk menaruh camilan.
Seika langsung memotong pembicaraan, "maaf kalau mencuri dengar... tapi tadi di sekolah, temanku si Sanae Kochiya menanyakan kondisi ibunya, Kanako Yasaka juga..."
Ryouji pun berusaha menenangkan situasi, "Ya sudah, bagaimana kalau kita minggu depan ke tempat rehabilitasi itu?"
"Hmm... baiklah" ujar Rinnosuke, yang sudah tenang
Seika pun berkata, "Aku boleh ikut?"
"Silahkan" ujar Ryouji, "Oh iya, kamu tidak membocorkan rahasia kita ini ke siapapun kan?"
"Tentu saja tidak" ujar Seika
"Baguslah" ujar paman Ryouji sambil mengelus dada.
"Tapi kenapa sih? Kan kalau tau juga tidak akan terjadi apa-apa..." tanya Seika.
"Kalau mereka menyebarkannya? Jangan sampai pemerintah tahu rencana kita..." ujar Ryouji
"Kamu masih berurusan dengan pemerintahan, pak Ryouji?"
Ryouji hanya bisa menghembuskan nafas, "iya, mereka tidak akan pernah mengerti, yang mereka pikirkan hanya "kesempuranaan", padahal mereka hanya menindas yang lemah..." ujar pria berumur 37 tahun itu.
"berarti kita harus cepat2 bertindak!" ujar Rinnosuke.