- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apa perlu Ormas di Jakarta ? Kalau situasinya ky begini terus !?


TS
selamatkanindo
Apa perlu Ormas di Jakarta ? Kalau situasinya ky begini terus !?
Sebelumnya TS mohon maaf memakain ID klonengan tuk menghindari hal yg tidak diinginkan 
Sumber :http://organisasi.org/fbr-forum-beta...u-jelek?page=1
Berikut kutipan2 korban :
Untuk melihat daerah kekuasannya lihat : http://betawirempug.com/
Kenapa hari ke hari situasi semakin kacau di Jakarta, bukan hanya disini tapi pasti akan merambat ke daerah lainnya.
Hari ke hari tingkat pembunuhan, bunuh diri, pemerkosaan, dan pemerasan makin meningkat. Bahkan orang kecil saja diperas !? jaman memang sudah edan...
Apakah anak anda nanti akan mengalami hal yang sama seperti ini ? >>>
Jadi pilihan kita sekarang cuma 2, yaitu Pindah ke luar negeri atau Selamatkan Indonesia


Sumber :http://organisasi.org/fbr-forum-beta...u-jelek?page=1
Berikut kutipan2 korban :
Quote:
saya ibu rumah tangga yang punya anak 3 tahun. ada sekelompok anak muda yang beberapa hari ini nongkrong didepan rumah saya. salah satunya menggunakan kaos dan topi bertuliskan fbr.
saya tegur baik2 karena saya merasa sudah sangat mengganggu karena mengamat-amati rumah saya.
mereka tidak terima malah nantangin saya. tentu saya marah karena merasa lebih tua dan seorang ibu kok ditantang anak2 abg seperti itu. saya tegur dimana sopan santunnya. tetap aja mereka menjawab dengan nada dan mata menantang. malah yang pake topi dan kaos bertuliskan fbr ngomong "saya tidak takut sama tante ataupun orang kompleks. saya orang kampung dan jangan menyesal saya datangkan orang2 saya". itu jawaban anak yang mungkin usianya 20tahunan. mungkin dia merasa ada backingan dari ormas tertentu.
wah saya berfikir, orangtuanya cara mendidik anaknya bagaimana ya? apakah sama juga?
saya tegur baik2 karena saya merasa sudah sangat mengganggu karena mengamat-amati rumah saya.
mereka tidak terima malah nantangin saya. tentu saya marah karena merasa lebih tua dan seorang ibu kok ditantang anak2 abg seperti itu. saya tegur dimana sopan santunnya. tetap aja mereka menjawab dengan nada dan mata menantang. malah yang pake topi dan kaos bertuliskan fbr ngomong "saya tidak takut sama tante ataupun orang kompleks. saya orang kampung dan jangan menyesal saya datangkan orang2 saya". itu jawaban anak yang mungkin usianya 20tahunan. mungkin dia merasa ada backingan dari ormas tertentu.
wah saya berfikir, orangtuanya cara mendidik anaknya bagaimana ya? apakah sama juga?
Quote:
Salam sejahtera bagi kita warga negara Indonesia yg rindu akan rasa aman, damai,& kekeluargaan.
Saya adalah pegawai kecil di perusahaan yg baru saja berdiri, sebagai 'pengawas proyek' bidang jaringan telekomunikasi (pemberi kerja yg merupakan instansi pemerintah).
Seperti info2 yang sebelumnya, memeng benar seringkali kami yang bekerja di lapangan (wil. JABODETABEK) mendapatkan 'intimidasi' dan 'tekanan2' yg akhirnya berbuntut pada "PEMERASAN SECARA PAKSA", padahal kami telah mendapatkan ijin secara resmi dari instansi pemerintah yang terkait.
Tapi saudara2 kita yg berasal dari "ORMAS" tsb. tetap mengatakan harus ada biaya koordinasi setiap melewati pos2 mereka, padahal yg jaraknya antar pos k.l. cuma 100 mtr-an / masih berada pada 1 jalan yg sama, pada suatu waktu saya pernah mengalami hal yg sy rasa merupakan pemerasan, yaitu saat sy mengawasi tukang yg sedang bekerja di jalan raya / untuk penambahan kabel optik pada pit atau lobang kontrol yg memeng telah tersedia.
Sy katakan bhw kami hanyalah pegawai kecil yg hanya mengharapkan penghasilan bagi keluarga yg di rumah alias pas2-an, tapi orang yg datang bertiga mengatakan harus ada setoran, sy katakan kami tidak punya dana utk itu, sy coba kasih uang yg dari kantong sendiri (50 ribu) tapi ditolak secara lantang, yg akhirnya sy meminjam dari uang makan tukang, jadi akhirnya sy memberi 200 ribu, sy sedih kenapa tukang saja masih bisa kasihan, tetapi orang yg mengaku dari "ORMAS2" tidak ada rasa toleransi, sesudah itu bbrp jam kemudian petugas polisi yg patroli jg minta uang rokok: 50 ribu, keesokan harinya kami hendak bekerja / masih berada di jalan yg sama, didatangi kembali oleh orang2 yg berbeda tetapi masih dari ormas yg sama, alasannya mereka berasal dari pos atau gardu yg berbeda, sy akhirnya dipaksa harus ikut dengan mereka / boncengan (ada 3 motor) utk menemui ketua pos mereka.
Setelah bertemu, sang ketua pos / gardu membuat surat yg menggunakan kop ormas tersebut (sang ketua sambil mengasah2 sebilah 'clurit'
, bahwa harus ada setor biaya (alasannya utk 'pembinaan pemuda'
jika tidak maka proyek telekomunikasi kami akan diberhentikan secara paksa dan mereka akan mendatangkan anggotanya secara bergerombol. Wilayah yg kebetulan sy lalui adlh: Pdk. Aren-Tangsel; BINTARO; Jombang; Cileduk; Ponok Cabe; Pamulang; Cengkareng; Ciputat; dan daerah2 lainnya / jabodetabek yg juga dirasakan oleh teman2 dari mitra lainnya yg juga bekerja di bid. jaringan telekomunikasi.
Sy rindu akan masa2 kepemimpinan "Alm. Bpk. SOEHARTO"/manan Presiden kita, dimana orang masih pikir2 utk berbuai onar, terlebih pekerjaan yg dimiliki oleh instansi pemesintah maupun swasta terkait. Mohon pemerintah bertindak tegas, agar anak negeri dapat membangun negaranya tanpa merasa asing di negaranya sendiri.
Terima kasih, Salam Sejahtera bagi kita semua.
Saya adalah pegawai kecil di perusahaan yg baru saja berdiri, sebagai 'pengawas proyek' bidang jaringan telekomunikasi (pemberi kerja yg merupakan instansi pemerintah).
Seperti info2 yang sebelumnya, memeng benar seringkali kami yang bekerja di lapangan (wil. JABODETABEK) mendapatkan 'intimidasi' dan 'tekanan2' yg akhirnya berbuntut pada "PEMERASAN SECARA PAKSA", padahal kami telah mendapatkan ijin secara resmi dari instansi pemerintah yang terkait.
Tapi saudara2 kita yg berasal dari "ORMAS" tsb. tetap mengatakan harus ada biaya koordinasi setiap melewati pos2 mereka, padahal yg jaraknya antar pos k.l. cuma 100 mtr-an / masih berada pada 1 jalan yg sama, pada suatu waktu saya pernah mengalami hal yg sy rasa merupakan pemerasan, yaitu saat sy mengawasi tukang yg sedang bekerja di jalan raya / untuk penambahan kabel optik pada pit atau lobang kontrol yg memeng telah tersedia.
Sy katakan bhw kami hanyalah pegawai kecil yg hanya mengharapkan penghasilan bagi keluarga yg di rumah alias pas2-an, tapi orang yg datang bertiga mengatakan harus ada setoran, sy katakan kami tidak punya dana utk itu, sy coba kasih uang yg dari kantong sendiri (50 ribu) tapi ditolak secara lantang, yg akhirnya sy meminjam dari uang makan tukang, jadi akhirnya sy memberi 200 ribu, sy sedih kenapa tukang saja masih bisa kasihan, tetapi orang yg mengaku dari "ORMAS2" tidak ada rasa toleransi, sesudah itu bbrp jam kemudian petugas polisi yg patroli jg minta uang rokok: 50 ribu, keesokan harinya kami hendak bekerja / masih berada di jalan yg sama, didatangi kembali oleh orang2 yg berbeda tetapi masih dari ormas yg sama, alasannya mereka berasal dari pos atau gardu yg berbeda, sy akhirnya dipaksa harus ikut dengan mereka / boncengan (ada 3 motor) utk menemui ketua pos mereka.
Setelah bertemu, sang ketua pos / gardu membuat surat yg menggunakan kop ormas tersebut (sang ketua sambil mengasah2 sebilah 'clurit'


Sy rindu akan masa2 kepemimpinan "Alm. Bpk. SOEHARTO"/manan Presiden kita, dimana orang masih pikir2 utk berbuai onar, terlebih pekerjaan yg dimiliki oleh instansi pemesintah maupun swasta terkait. Mohon pemerintah bertindak tegas, agar anak negeri dapat membangun negaranya tanpa merasa asing di negaranya sendiri.
Terima kasih, Salam Sejahtera bagi kita semua.
Quote:
Baru saja lihat FB punya FBR ada sedikit mencemooh orang papua, katanya di Papua tidak maju karena kebanyakan miras padahal anggaran pertahun 30 trilyun dengan jumlah penduduk sedikit, namanya betawi nonempati tidak mengerti daerah diluar Jakarta asal ceplas-ceplos saja, memangnya harga-2 kebutuhan pokok sama dengan Jakarta, Di Jayapura saja harga semen Rp 250.000/sak bahkan daerah seperti Boven Digoel, Merauke, Nabire harga semen mencapai Rp 900.000/sak
Jadi jangan dianggap bangun sekolahan seharga 10 milyar akan menghasilkan bangunan yang sangat bagus dan mewah, buat kaum betawi yang tidak empati mendingan keluar Jakarta deh lihat-2 bahwa Indonesia bukan hanya jakarta saja
Jadi jangan dianggap bangun sekolahan seharga 10 milyar akan menghasilkan bangunan yang sangat bagus dan mewah, buat kaum betawi yang tidak empati mendingan keluar Jakarta deh lihat-2 bahwa Indonesia bukan hanya jakarta saja
Quote:
bukan cuma fbr ,sekarang sudah banyak ormas ormas yang menyatakan dirinya orang betawi tapi nyatanya tidak semua orang betawi masuk fbr.. sekarang ada forkabi.anak betawi dan masih banyak lagi dimana tujuan organisasi masyarakat tersebut hanyalah karena masalah uang dan kekuasaan semata,dan juga gengsi kelompoknya . saya sebagai warga indonesia juga merasa sedih kenapa warga betawi yang mengatas namakan sebuah ormas masyarakat seperti fbr dan forkabi menjadi sampah masyarakat,pada hal kita sudah tahu sebagai tuan rumah di jakarta seharusnya warga betawi juga harus bisa menghargai dan menghormati anak perantauan yang tinggal di jakarta.. sampai kita tahu fbr dan forkabi saling memperebutkan ladang parkir di jakarta selatan dan juga perbutan sampah ataulimbah pabrik di kerawang jawa barat.... huft... kayaknya gak ada habisnya nih kalau kita bahas masalah sepak terjang forum betawi ini.... kalau saya boleh usul... "bubarkan Ormas ormas masyarakat yang berbau haluan keras" mereka bukan melndungi tetapi mereka menjajah bangsa nya sendiri karena mereka bagaikan preman di negaranya sendiri.
Quote:
saya memang pendatang dan tinggal di kampung penuh betawi tapi sangat bagus lingkungannya... dan sayangnya hampir semua tetangga betawi disini sangat muak dengan FBR dan FORKABI.... mereka bilang betawi bukan seperti itu.....
Salah seorang teman juga betawi, setelah lulus SMA jadi satpam di sekolah SD, tapi lanjut kuliah di PERBANAS.... luar biasa.. sekarang di terima di DEPTAN... nah kan..... betawi asli ya gak kayak FBR ini....
coba anda jalan jalan dipinggir jalan yang banyak pedagang kaki lima nya.. lalu lihat ada posko FBR.... setelah itu tanya kepada pedagang kaki lima mereka bayar berapa.. ternyata mereka dipalak mulai 200 ribu sampai 1 juta perbulan oleh FBR...... silahkan anda cek di sepanjang jalan raya lenteng agung menuju depok.... apalagi pas didepan stasiun lenteng agung.....
lalu uang itu masuk kemana?? padahal pedagang kaki limanya ratusan jumlahnya
Salah seorang teman juga betawi, setelah lulus SMA jadi satpam di sekolah SD, tapi lanjut kuliah di PERBANAS.... luar biasa.. sekarang di terima di DEPTAN... nah kan..... betawi asli ya gak kayak FBR ini....
coba anda jalan jalan dipinggir jalan yang banyak pedagang kaki lima nya.. lalu lihat ada posko FBR.... setelah itu tanya kepada pedagang kaki lima mereka bayar berapa.. ternyata mereka dipalak mulai 200 ribu sampai 1 juta perbulan oleh FBR...... silahkan anda cek di sepanjang jalan raya lenteng agung menuju depok.... apalagi pas didepan stasiun lenteng agung.....
lalu uang itu masuk kemana?? padahal pedagang kaki limanya ratusan jumlahnya
Untuk melihat daerah kekuasannya lihat : http://betawirempug.com/
Kenapa hari ke hari situasi semakin kacau di Jakarta, bukan hanya disini tapi pasti akan merambat ke daerah lainnya.
Hari ke hari tingkat pembunuhan, bunuh diri, pemerkosaan, dan pemerasan makin meningkat. Bahkan orang kecil saja diperas !? jaman memang sudah edan...
Apakah anak anda nanti akan mengalami hal yang sama seperti ini ? >>>
Quote:
Juara Olympiade Matematika Di Bunuh
Dec 7, 2011.
Nasib Malang dialami oleh seorang anak bangsa yang sempat mengharumkan Bangsa ini, dengan meraih juara Olimpiade Sains Nasional. Dia dibunuh orang tak di kenal, apa motif pembunuhan terhadap anak tersebut belum diketahui.
Dia adalah Christopher (16) ditemukan tewas di depan SDN 01 Pagi Pluit, Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12/2011) sore. Siswa peraih juara Olimpiade Sains Nasional pada 2009.
Saat itu Christoper masih duduk di bangku SMP. Informasi yang diperoleh Tribunnnews.com dari situs Kemendiknas, Christoper meraih medali perak untuk bidang Matematika.Dalam situs tersebut tertulis Christoper mewakili SMP IPEKA Pluit, Jakarta Utara.
Seperti diberitakan Christoper tewas setelah ditusuk orang tidak dikenal di pinggir jalan dekat selter.Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00.
Dec 7, 2011.
Nasib Malang dialami oleh seorang anak bangsa yang sempat mengharumkan Bangsa ini, dengan meraih juara Olimpiade Sains Nasional. Dia dibunuh orang tak di kenal, apa motif pembunuhan terhadap anak tersebut belum diketahui.
Dia adalah Christopher (16) ditemukan tewas di depan SDN 01 Pagi Pluit, Jalan Pluit Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/12/2011) sore. Siswa peraih juara Olimpiade Sains Nasional pada 2009.
Saat itu Christoper masih duduk di bangku SMP. Informasi yang diperoleh Tribunnnews.com dari situs Kemendiknas, Christoper meraih medali perak untuk bidang Matematika.Dalam situs tersebut tertulis Christoper mewakili SMP IPEKA Pluit, Jakarta Utara.
Seperti diberitakan Christoper tewas setelah ditusuk orang tidak dikenal di pinggir jalan dekat selter.Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00.
Jadi pilihan kita sekarang cuma 2, yaitu Pindah ke luar negeri atau Selamatkan Indonesia

Polling
Poll ini sudah ditutup. - 16 suara
Pilih mana ?
Pindah ke Luar Negeri
69%Selamatkan Indonesia
31%0
4K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan