- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Catatan Perjalanan OANC
Catper Gunung Buthak, 30/9 2/10 2011 via Sirahkencong Wlingi Ds Princi Dau


TS
mubee
Catper Gunung Buthak, 30/9 2/10 2011 via Sirahkencong Wlingi Ds Princi Dau
Bismillahirrahmanirrahim..
Dalam rangka iseng jalan-jalan & refreshing atas rutinitas kerja saya berniat kembali mendaki butak dengan asumsi gunung ini yang paling deket dengan rumah, sehingga bisa ngirit waktu & dompet, hehehe
Setelah jadwalnya sempat maju mundur akhirnya saya putuskan fix berangkat tanggal 30 malem, karena kalo mundur minggu berikutnya rawan bakal jadi korban tusboynya juragan tempe yang minta dianter ke butak juga 
Mulailah saya tebar tawaran sana sini, tapi ternyata susye juga nyari yang bisa diajak kencan bareng. Yang awalnya pada siap berangkat mendekati hari H pada mundur satu per satu, ada yang beralasan karena lagi masa training kerja, lagi gak fit, lagi jadi panitia acara hajatan di kampung, ada juga yang lagi dikerangkeng nyonyanya gara2 kebanyakan ngelayap
Saya sudah nekat bersiap solo trip kalo2 sampe hari H tetep ga dapet temen, walopun kebayang juga kalo2 pas tidur malem tiba-tiba tenda diketok mbak kunti yang lagi kedinginan di luar & mau numpang tidur biar angetan dikit
, ato setan sugus yang loncat-loncat tengah malem nari moonwalk di depan tenda 
Untung saja mendekati hari H putra dari salah satu bapak di tempat kerja saya jadi ikut. Bagus namanya, seorang pemuda yang punya semangat 45 buat mencicipi bagaimana rasanya mendaki gunung..
:
Jumat, 30 September 2011
Sore sekitar jam 5 Bagus sudah mengabari saya mulai berangkat dari malang menuju wlingi, sementara saya karena kesibukan sampe sore itu belum juga packing
akhirnya saya bergegas segera mencatat list peralatan yang harus dibawa, belanja dadakan, kemudian packing dengan lumayan buru-buru. Belum juga packing selesai Bagus sudah mengabari kalo dia sampai di wlingi, whaladalah,, akhirnya saya suruh nunggu sebentar (aslinya lama banget) buat saya merampungkan packing sebelum meluncur.
Selesai packing segera saya meluncur ke wlingi dengan sepeda motor kemudian membonceng Bagus yang sudah menunggu di depan warung bakso
kemudian meluncur lagi menuju desa Semen, karena di sana sudah ada teman saya yang sedari tadi menunggu saya sambil ngumpat2 karena kelamaan ga dateng2, I Ketut Gede Alit
yang saya mintai tolong buat mengurus motor saya selama saya tinggal naik
Sampai di desa Semen langsung mengisi perut dulu plus shalat isya.
Selanjutnya Ketut membonceng kami berdua menyusuri jalan sampai batas aspal habis di ujung desa Semen. Malam itu saya mengajak Bagus untuk berjalan dari desa Semen menuju Sirahkencong buat iseng2an pemanasan, hehehe.. Walopun besok paginya jam 3 petang ada truk yang mengangkut pemetik teh & kami bisa numpang, tapi saya pribadi memilih jalan kaki karena ingin menikmati memori saat2 SMP dulu di mana sering jalan2 Semen-Sirahkencong saat liburan
Berjalan sekitar satu jam kami sampai di perkebunan kopi Kawisari.. entah ingatan saya yang salah atau apa, karena seingat saya dulu jalan kaki Semen-Kawisari memakan waktu sekitar 2 jam..
Kemudian perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju Sirahkencong. Terus berjalan membelah gelapnya malam diiringi dengan pertanyaan dari Bagus yang lumayan sering terucap masih jauh mas?
akhirnya pukul 22.50 kami sampai juga di warung lesehan Sirahkencong dengan melewati jalur alternatif tanpa melintas di depan pos jaga karena saya gak bawa surat ijin pendakian dari Polsek Wlingi, selanjutnya kami bebersih kemudian tidur.. zzz..
Sabtu, 1 Oktober 2011
Pagi2 buta azan subuh masjid persis di sebelah lesehan membangunkan saya, segera bangun untuk kemudian ikut jamaah subuh, habis itu saya pesan makanan ke pemilik warung yang juga ikut jamaah, pak mukhlis nama beliau. Tak disangka makanan yang biasanya matang agak siangan pagi itu belum genap jam 5 sudah dihidangkan
Daripada keburu dingin ya sudahlah, kami makan di pagi2 buta kemudian lajut tidur lagi 
Setelah hari agak terang kami mulai bersiap packing, tiba2 petugas pos jaga yang melihat kami berlari mendekat kemudian menanyakan kelengkapan surat ijin kami
karena gak bawa surat ijin dari Polsek Wlingi kami dilarang untuk mendaki ke puncak & hanya boleh jalan2 di kawasan kebun teh, iyakan saja lah pokoknya
Habis itu kami pamitan ke ibu pemilik warung & bilang kalo akan muncak & turun lewat jalur malang yang kemudian dibalas dengan sebuah pesan agar hati2 selama perjalanan 
Tepat pukul setengah tujuh pagi kami berjalan meninggalkan warung untuk berjalan menuju puncak. Belum jalan berapa lama Bagus yang memang baru pertama merasakan pengalaman mendaki mulai tertinggal, saya ikut memperlambat jalan buat menemani (sok kuat aja jalan duluan
)
Berjalan sekitar satu jam sampai juga kami di wukir negara, perbatasan antara kebun teh & hutan yang dulu merupakan tempat favorit para pendaki lokal karena tempatnya yang teduh berpadu dengan view kebun teh yang ajib. Tapi sekarang teh di sekitar wukir sudah menjulang setinggi cemara karena tak terawat..
Sempat menuntaskan hajat kebeles beot sebentar di sini perjalanan kemudian berlanjut menuju pos 1. Perjalanan dari wukir ke pos 1 didominasi trek landai dengan sesekali diselingi tanjakan rada afgan. Jalan sekitar satu jam pukul 8.32 kami sampai di pos 1 yang masih berupa hutan basah yang rapat. Jalur wukir pos 1 yang biasanya menjadi sarang pacet kali ini tidak kami temui, mungkin karena lama gak hujan jadi pacetnya lagi pada demo ke dinas perairan
Istirahat sebentar kemudian perjalanan dilanjutkan, di depan pos 1 sudah tersaji tanjakan afgan yang harus dilewati, selepas itu kemudian jalan lumayan landai agak panjang, setelah itu jalur full tanjakan tanpa didapati lagi bonus jalur landai
Mulai memperbanyak jadwal istirahat di jalur
pukul 9.42 sampai juga kami di pos 2 dengan medan yang mulai terbuka.
Istirahat lagi di sini untuk menenangkan dengkul yang mulai panas, setelah itu berjalan lagi melahap tanjakan demi tanjakan dengan rentang waktu istirahat yang semakin banyak saja. Pukul 11.17 sampai di pos 3, kemudian tepat pukul 12 siang sampai di pos 4
Trek dari pos 4 ke pos 5 merupakan yang paling melelahkan menurut saya, karena selain panjang & menanjak juga berpadu dengan tenaga kami yang sudah mulai habis sehingga berkali2 harus istirahat, makan snack & roti, hingga tertidur di jalur saking lelahnya,,
kalo gak salah sepanjang perjalanan dari pos 4 menuju pos 5 saya 3 kali tertidur di jalur 
Setelah melewati penantian yang melelahkan dengan langkah yang tambah gontai kami sampai juga di pos 5 yang berada di kawasan hutan lumut saat jam menunjuk angka 14.22, eh 02.22 pm (gitu tulisannya di jam tangan saya
)
Istirahat sampai cukup tenaga kami berjalan lagi melewati tanjakan demi tanjakan untuk sampai ke puncak yang sudah tak begitu jauh.. Berjalan sekitar setengah jam kami hampir sampai di puncak saat saya dari kejauhan melihat ada yang aneh, dedaunan pohon di sekitar puncak pada berwarna merah kekuningan, padahal seingat saya pohon2 di puncak rata2 berdaun hijau.... dan ternyata
gunung butak terbakar...
karena kemarau panjang kawasan puncak & sendang yang didominasi perdu & sabana menjadi kering sehingga rawan terbakar, entah karena gesekan antar perdu, tersambar petir, atau ulah pendaki tidak bertanggung jawab,, yang saya tau saat kemarau panjang gunung ini memang biasa terbakar
kemudian berjalan sedikit ke tenggara untuk ke puncak utama dengan jalan landai sekitar 10 menit, ternyata di sana kami ada serombongan penduduk lereng kawi dari daerah malang yang sedang bermalam,, lumayanlah jadi ada temen
Setelah mendirikan tenda pukul setengah 5 kami segera turun ke sendang untuk mencari air, kemudian kembali naik & saat sampai kembali di atas benar2 tepat saat sunset!
Dalam rangka iseng jalan-jalan & refreshing atas rutinitas kerja saya berniat kembali mendaki butak dengan asumsi gunung ini yang paling deket dengan rumah, sehingga bisa ngirit waktu & dompet, hehehe


Mulailah saya tebar tawaran sana sini, tapi ternyata susye juga nyari yang bisa diajak kencan bareng. Yang awalnya pada siap berangkat mendekati hari H pada mundur satu per satu, ada yang beralasan karena lagi masa training kerja, lagi gak fit, lagi jadi panitia acara hajatan di kampung, ada juga yang lagi dikerangkeng nyonyanya gara2 kebanyakan ngelayap

Saya sudah nekat bersiap solo trip kalo2 sampe hari H tetep ga dapet temen, walopun kebayang juga kalo2 pas tidur malem tiba-tiba tenda diketok mbak kunti yang lagi kedinginan di luar & mau numpang tidur biar angetan dikit


Untung saja mendekati hari H putra dari salah satu bapak di tempat kerja saya jadi ikut. Bagus namanya, seorang pemuda yang punya semangat 45 buat mencicipi bagaimana rasanya mendaki gunung..

Jumat, 30 September 2011
Sore sekitar jam 5 Bagus sudah mengabari saya mulai berangkat dari malang menuju wlingi, sementara saya karena kesibukan sampe sore itu belum juga packing

Selesai packing segera saya meluncur ke wlingi dengan sepeda motor kemudian membonceng Bagus yang sudah menunggu di depan warung bakso



Selanjutnya Ketut membonceng kami berdua menyusuri jalan sampai batas aspal habis di ujung desa Semen. Malam itu saya mengajak Bagus untuk berjalan dari desa Semen menuju Sirahkencong buat iseng2an pemanasan, hehehe.. Walopun besok paginya jam 3 petang ada truk yang mengangkut pemetik teh & kami bisa numpang, tapi saya pribadi memilih jalan kaki karena ingin menikmati memori saat2 SMP dulu di mana sering jalan2 Semen-Sirahkencong saat liburan

Berjalan sekitar satu jam kami sampai di perkebunan kopi Kawisari.. entah ingatan saya yang salah atau apa, karena seingat saya dulu jalan kaki Semen-Kawisari memakan waktu sekitar 2 jam..

Spoiler for sampai di kawisari:
Kemudian perjalanan kami lanjutkan kembali untuk menuju Sirahkencong. Terus berjalan membelah gelapnya malam diiringi dengan pertanyaan dari Bagus yang lumayan sering terucap masih jauh mas?

Sabtu, 1 Oktober 2011
Pagi2 buta azan subuh masjid persis di sebelah lesehan membangunkan saya, segera bangun untuk kemudian ikut jamaah subuh, habis itu saya pesan makanan ke pemilik warung yang juga ikut jamaah, pak mukhlis nama beliau. Tak disangka makanan yang biasanya matang agak siangan pagi itu belum genap jam 5 sudah dihidangkan


Setelah hari agak terang kami mulai bersiap packing, tiba2 petugas pos jaga yang melihat kami berlari mendekat kemudian menanyakan kelengkapan surat ijin kami



Tepat pukul setengah tujuh pagi kami berjalan meninggalkan warung untuk berjalan menuju puncak. Belum jalan berapa lama Bagus yang memang baru pertama merasakan pengalaman mendaki mulai tertinggal, saya ikut memperlambat jalan buat menemani (sok kuat aja jalan duluan

Spoiler for kantor PTPN Sirahkencong:
Spoiler for udah ngos2an di kebun teh :
Berjalan sekitar satu jam sampai juga kami di wukir negara, perbatasan antara kebun teh & hutan yang dulu merupakan tempat favorit para pendaki lokal karena tempatnya yang teduh berpadu dengan view kebun teh yang ajib. Tapi sekarang teh di sekitar wukir sudah menjulang setinggi cemara karena tak terawat..

Spoiler for camp wukir negara/perbatasan kebun the-hutan:
Sempat menuntaskan hajat kebeles beot sebentar di sini perjalanan kemudian berlanjut menuju pos 1. Perjalanan dari wukir ke pos 1 didominasi trek landai dengan sesekali diselingi tanjakan rada afgan. Jalan sekitar satu jam pukul 8.32 kami sampai di pos 1 yang masih berupa hutan basah yang rapat. Jalur wukir pos 1 yang biasanya menjadi sarang pacet kali ini tidak kami temui, mungkin karena lama gak hujan jadi pacetnya lagi pada demo ke dinas perairan

Istirahat sebentar kemudian perjalanan dilanjutkan, di depan pos 1 sudah tersaji tanjakan afgan yang harus dilewati, selepas itu kemudian jalan lumayan landai agak panjang, setelah itu jalur full tanjakan tanpa didapati lagi bonus jalur landai


Istirahat lagi di sini untuk menenangkan dengkul yang mulai panas, setelah itu berjalan lagi melahap tanjakan demi tanjakan dengan rentang waktu istirahat yang semakin banyak saja. Pukul 11.17 sampai di pos 3, kemudian tepat pukul 12 siang sampai di pos 4
Spoiler for tanjakan buthak yang asoy geboy:
Spoiler for mentari di perjalanan:
Trek dari pos 4 ke pos 5 merupakan yang paling melelahkan menurut saya, karena selain panjang & menanjak juga berpadu dengan tenaga kami yang sudah mulai habis sehingga berkali2 harus istirahat, makan snack & roti, hingga tertidur di jalur saking lelahnya,,


Setelah melewati penantian yang melelahkan dengan langkah yang tambah gontai kami sampai juga di pos 5 yang berada di kawasan hutan lumut saat jam menunjuk angka 14.22, eh 02.22 pm (gitu tulisannya di jam tangan saya

Istirahat sampai cukup tenaga kami berjalan lagi melewati tanjakan demi tanjakan untuk sampai ke puncak yang sudah tak begitu jauh.. Berjalan sekitar setengah jam kami hampir sampai di puncak saat saya dari kejauhan melihat ada yang aneh, dedaunan pohon di sekitar puncak pada berwarna merah kekuningan, padahal seingat saya pohon2 di puncak rata2 berdaun hijau.... dan ternyata
Spoiler for sampai di kawasan puncak >>>gosong :
Spoiler for gosong lagi:
gunung butak terbakar...

karena kemarau panjang kawasan puncak & sendang yang didominasi perdu & sabana menjadi kering sehingga rawan terbakar, entah karena gesekan antar perdu, tersambar petir, atau ulah pendaki tidak bertanggung jawab,, yang saya tau saat kemarau panjang gunung ini memang biasa terbakar

kemudian berjalan sedikit ke tenggara untuk ke puncak utama dengan jalan landai sekitar 10 menit, ternyata di sana kami ada serombongan penduduk lereng kawi dari daerah malang yang sedang bermalam,, lumayanlah jadi ada temen

Setelah mendirikan tenda pukul setengah 5 kami segera turun ke sendang untuk mencari air, kemudian kembali naik & saat sampai kembali di atas benar2 tepat saat sunset!
Spoiler for maksudnya sih foto sunset, hehehe:
0
13.6K
144


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan