Heboh video Youtube penampakan mahluk putih yang diklaim sosok malaikat hasil rekaman kamera CCTV di Citos yang direkam pada tanggal (11/9/2011) malam hari dilihat dari data waktu video yang muncul pada detik 0.06 hingga 0.08 pada video berdurasi 55 detik itu, tak lebih dari olahan videografer miskin yang mencoba mengeksploitir kelatahan masyarakat pada semua yang berbau “Ghaib” dan tahyul.

Kalau videografer yang bermodal, pasti menggunakan properties yang layak dan masuk akal (bukan lembaran bulu bebek atau pecahan semen dilantai Citos), serta menggunakan ilusi optik dan mengetahui prinsip dasar lighting (pencahayaan) untuk memanipulasi mata penonton. Sebaliknya videografer Citos ini menggunakan ilusi software, dimana saat ini bisa ditemukan segudang efek cahaya dan partikel untuk menimbulkan kesan cahaya pada file video.

Kesalahan fatal pada video penampakan itu, terlihat pada tidak sinkronnya pantulan cahaya pada objek-objek tembok lokasi Citos dengan sumber cahayanya sendiri (mahluk malaikatnya), dan pantulan itu tidak terjadi serentak, artinya adanya perbedaan waktu tampilan pada pijaran pantulan dari tembok ke tembok. Pelanggaran hukum cahaya ini jelas tidak mungkin terjadi di alam semesta kita, namun cacad optik ini hanya bisa terjadi dalam software efek video editing.

Kesimpulannya, untuk memanipulasi visual effect sinematografi dalam lingkungan virtual (artifisial) software editan, tidak boleh mengabaikan hukum gelombang cahaya. video penampakan yang diunggah ke media youtube itu bisa disaksikan dibawah ini:

http://www.youtube.com/watch?v=9e9So...layer_embedded