- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
XXI putar Film Benyamin Suaeb


TS
yudhaaperdanaa
XXI putar Film Benyamin Suaeb
Ane punya kepengenan gan , buat muterin film Benyamin di XXI ,sambil nunggu film-film hollywood yg susah bener buat masuk sini 
Disamping itu juga dengan alesan film Indonesia yg diputer cuma sedikit doang yg bagus,klo ngga setan ya seksi,ky gini

Mending muter film yg kaya gini

Gimana gan, kira2 banyak yang setuju gak nih ?
Mohon dukungannya juga..
Nih sedikit biografi tentang Benyamin S yg ane ambil dari Bro Sisry

Disamping itu juga dengan alesan film Indonesia yg diputer cuma sedikit doang yg bagus,klo ngga setan ya seksi,ky gini
Spoiler for film horor:


Mending muter film yg kaya gini
Spoiler for Benyamin:





Gimana gan, kira2 banyak yang setuju gak nih ?
Mohon dukungannya juga..
Nih sedikit biografi tentang Benyamin S yg ane ambil dari Bro Sisry
Spoiler for biografi:
Benyamin.S lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939. Benyamin Sueb memang sosok panutan. Kesuksesan di dunia musik dan film membuat namanya semakin melambung. Lebih dari 75 album musik dan 53 judul film yang ia bintangi adalah bukti keseriusannya di bidang hiburan tersebut.
Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular.
Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karir musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.
Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.
Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.
Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).
Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, Bang Puase, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran.
Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.
Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Kusumawati dan berhasil merilis beberapa album, seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Palayan Toko.
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Baiduri serta Si Doel Anak Modern (1977) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya.
Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Gambang Kromong Al-Hajj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.
Benyamin meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.
Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular.
Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karir musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.
Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.
Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.
Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).
Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, Bang Puase, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran.
Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan.
Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Kusumawati dan berhasil merilis beberapa album, seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Palayan Toko.
Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Baiduri serta Si Doel Anak Modern (1977) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya.
Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Gambang Kromong Al-Hajj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.
Benyamin meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.
Spoiler for filmography:
1970
* Honey Money and Jakarta Fair
1971
* Dunia Belum Kiamat (Nya' Abbas Akup)
* Hostess Anita (Matnoor Tindaun)
* Brandal-brandal Metropolitan
* Banteng Betawi (Nawi Ismail)
1972
* Bing Slamet Setan Jalanan (Hasmanan)
* Angkara Murka (Chaidir Rachman)
* Intan Berduri (Turino Djunaidy)
* Biang Kerok (Nawi Ismail)
1973
* Si Doel Anak Betawi (Sjumandjaja)
* Akhir Sebuah Impian (Turino Djunaidy)
* Jimat Benyamin (Bay Isbahi)
* Biang Kerok Beruntung (Nawi Ismail)
* Percintaan (Pietrajaya Burnama)
* Cukong Bloon (C.C. Hardy)
* Ambisi (Nya' Abbas Acup)
* Benyamin Brengsek (Nawi Ismail)
* Si Rano (Motinggo Boesye)
* Bapak kimpoi Lagi (Lilik Sudjio)
1974
* Musuh Bebuyutan (Benyamin Sueb)
* Ratu Amplop (Nawi Ismail)
* Benyamin Si Abu Nawas (Fritz G. Schad)
* Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil)
* Tarzan Kota (Lilik Sudjio)
* Drakula Mantu (Nya' Abbas Acup)
1975
* Buaya Gile (Syamsul Fuad)
* Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail)
* Setan Kuburan (Daeng Harris)
* Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail)
* Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad)
* Traktor Benyamin (Lilik Sudjio)
* Samson Betawi (Nawi Ismail)
1976
* Zorro Kemayoran (Lilik Sudjio)
* Hipies Lokal (Benjamin Sueb)
* Si Doel Anak Modern (Sjumandjaja)
* Tiga Jango (Nawi Ismail)
* Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad)
* Tarzan Pensiunan (Lilik Sudjio)
* Pinangan
1977
* Sorga (Turino Djunaid])
* Raja Copet (Syamsul Fuad)
* Tuan, Nyonya dan Pelayan (Nawi Ismail)
* Selangit Mesra (Turino Djunaidy)
1978
* Duyung Ajaib (Benyamin Sueb)
* Dukun Kota (Syamsul Fuad)
* Betty Bencong Slebor (Benyamin Sueb)
* Bersemi Di Lembah Tidar (Franky Rorimpandey)
1981
* Musang Berjanggut (Pietrajaya Burnama)
1983
* Tante Girang
* Sama Gilanya (Nawi Ismail)
1984
* Dunia Makin Tua / Asal Tahu Saja
1988
* Koboi Insyaf / Komedi lawak '88 (Syamsul Fuad)
1992
* Kabayan Saba Kota
* Honey Money and Jakarta Fair
1971
* Dunia Belum Kiamat (Nya' Abbas Akup)
* Hostess Anita (Matnoor Tindaun)
* Brandal-brandal Metropolitan
* Banteng Betawi (Nawi Ismail)
1972
* Bing Slamet Setan Jalanan (Hasmanan)
* Angkara Murka (Chaidir Rachman)
* Intan Berduri (Turino Djunaidy)
* Biang Kerok (Nawi Ismail)
1973
* Si Doel Anak Betawi (Sjumandjaja)
* Akhir Sebuah Impian (Turino Djunaidy)
* Jimat Benyamin (Bay Isbahi)
* Biang Kerok Beruntung (Nawi Ismail)
* Percintaan (Pietrajaya Burnama)
* Cukong Bloon (C.C. Hardy)
* Ambisi (Nya' Abbas Acup)
* Benyamin Brengsek (Nawi Ismail)
* Si Rano (Motinggo Boesye)
* Bapak kimpoi Lagi (Lilik Sudjio)
1974
* Musuh Bebuyutan (Benyamin Sueb)
* Ratu Amplop (Nawi Ismail)
* Benyamin Si Abu Nawas (Fritz G. Schad)
* Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil)
* Tarzan Kota (Lilik Sudjio)
* Drakula Mantu (Nya' Abbas Acup)
1975
* Buaya Gile (Syamsul Fuad)
* Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail)
* Setan Kuburan (Daeng Harris)
* Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail)
* Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad)
* Traktor Benyamin (Lilik Sudjio)
* Samson Betawi (Nawi Ismail)
1976
* Zorro Kemayoran (Lilik Sudjio)
* Hipies Lokal (Benjamin Sueb)
* Si Doel Anak Modern (Sjumandjaja)
* Tiga Jango (Nawi Ismail)
* Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad)
* Tarzan Pensiunan (Lilik Sudjio)
* Pinangan
1977
* Sorga (Turino Djunaid])
* Raja Copet (Syamsul Fuad)
* Tuan, Nyonya dan Pelayan (Nawi Ismail)
* Selangit Mesra (Turino Djunaidy)
1978
* Duyung Ajaib (Benyamin Sueb)
* Dukun Kota (Syamsul Fuad)
* Betty Bencong Slebor (Benyamin Sueb)
* Bersemi Di Lembah Tidar (Franky Rorimpandey)
1981
* Musang Berjanggut (Pietrajaya Burnama)
1983
* Tante Girang
* Sama Gilanya (Nawi Ismail)
1984
* Dunia Makin Tua / Asal Tahu Saja
1988
* Koboi Insyaf / Komedi lawak '88 (Syamsul Fuad)
1992
* Kabayan Saba Kota
0
8.4K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan