- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah Persabahatan Dua Spesies Yang Berbeda


TS
idkaskusadd
Kisah Persabahatan Dua Spesies Yang Berbeda
Quote:
WELCOME TO MY THREAD
Mohon mangap kalo berbau
tapi ane jamin ga deh 


Spoiler for Bukti NO REPSOL:

Quote:
Owen adalah seekor bayi kudanil yang terpisah dari kedua induknya setelah bencana dahsyat tsunami pada tahun 2004 yang lalu. Ia diberi nama Owen yang diambil dari nama seseorang yang menyelamatkannya. Adalah menarik untuk disimak, tentang kisah persahabatan yang terjalin antara dua spesies hewan yang berbeda, yakni Owen sang kudanil, dan Mzee, seekor kura-kura Aldabran. Berikut adalah kisah mereka:

Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat.
Saat itulah Owen Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu. Ia melihat bayi kudanil yang masih berusia 1 tahun itu meringkuk lemas di batu karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.
Setelah dirawat, kudanil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat Mombasa, sebuah taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems East African firm, pada 27 Desember 2006. Di suaka margasatwa Haller Park inilah kisah persahabatan unik itu dimulai. Bayi kudanil itu kemudian diberinama Owen, sesuai nama penyelamatnya.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kudanil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kudanil lain yang tak mengenalnya. Karena kudanil sangat agresif dan fanatik pada kawanannya, bila ada kudanil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Mzee, adalah spesies kura-kura Aldabran usia 130 tahun seberat 700 pound (320 kg). Mzee yang dalam bahasa Swahili (Afrika) berarti wise old man (si tua bijaksana), merupakan penghuni lama area yang dilengkapi dengan kolam asri dan hutan buatan itu.

Penjelasan Singkat Mengenai Kudanil dan Kura-Kura Aldabra :
Kudanil
Penamaan kudanil atau dalam bahasa latinnya Hippopotamus amphibius berasal dari bahasa Yunani yang berarti kuda sungai. Hewan bertubuh tambun ini memang suka mendiami kawaan perairan sungai di wilayah Afrika. Termasuk keluarga hippopotamidae dari kelompok mamalia.
Karnivora semi akuatik ini bisa ditemukan di habitat aslinya di sungai dan danau wilayah sub-Sahara Afrika. Mereka suka menyantap rerumputan yang banyak tumbuh di dekat perairan tawar. Biasanya hidup dalam kelompok-kawanan yang bisa berjumlah 15-40 ekor setiap kawanan. Mereka suka menghabiskan waktu dengan berendam di dalam air dan akan turun ke darat untuk menyantap makanan.
Bobot tubuh kudanil memang luar biasa. Jantan dewasa bisa tumbuh sampai seberat 3.200 kg (3,2 ton), sementara betina dewasa mencapai 3.636 kg (3,6 ton). Masa hidupnya rata-rata 40-50 tahun di alam bebas.
Kura-Kura Aldabra
Kura-kura Aldabra (Geochelone gigantea), berasal dari Kepulauan Atol Aldabra di Seychelles (kepulauan di timur Afrika, di utara Madagaskar). Merupakan kura-kura kedua terbesar di dunia. Ia hampir menyamai kura-kura Galapagos dari segi ukuran, dengan dimensi panjang karapas (tempurungnya) sekitar 120 cm.
Kura-kura Aldabra jantan rata-rata bisa tumbuh seberat 250 kg, walau ada juga yang mencapai 360 kg. Sementara kura-kura betina berukuran lebih kecil dengan bobot 150 kg dan karapasanya 90 cm.
Hewan dari keluarga tertudinidae dari kelompok reptilia ini ada yang hidup menyendiri dan ada yang berkelompok. Rata-rata usia mereka di atas seratus tahun, namun bisa juga mencapai usia 256 tahun di alam liar.
------------------------------------------------------------------------------------
Awalnya, Owen langsung beranjak mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kudanil muda itu.
Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai orangtua asuh bagi Owen. Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi dan senang bermain dengan Mzee.
Ikatan persahabatan mereka mengental bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari satu spesies yang sama.
Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling area taman bersama-sama pula.

Setahun berlalu, namun kedua hewan beda spesies itu semakin lengket. Keduanya sudah tak terpisahkan lagi. Fenomena ini sungguh mengejutkan sejumlah besar ilmuwan.
Bukannya saja karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi, tetapi di antara mereka juga sudah mengembangkan bahasa mereka sendiri sebagai sistem komunikasi di antara keduanya. Bahasa komunikasi lewat suara yang sama sekali belum pernah ditemukan dalam kelompok kudanil atau pun kura-kura Adabran.
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat.
Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia.
Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka. Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.


Sehari setelah tragedi tsunami dahsyat Samudera Hindia yang menghantam Asia dan Afrika, puluhan penduduk desa tepi Pantai Malindi di Kenya melakukan tugas penyelamatan bersama aparat setempat.
Saat itulah Owen Saubion melihat pemandangan ganjil di kawasan tepi pantai itu. Ia melihat bayi kudanil yang masih berusia 1 tahun itu meringkuk lemas di batu karang. Kondisinya sangat memprihatinkan. Ia terjebak di antara gelombang laut dan derasnya air dari muara Sabaki River.
Setelah dirawat, kudanil itu pun akhirnya dibawa ke Haller Park dekat Mombasa, sebuah taman suaka margasatwa milik Lafarge Eco Systems East African firm, pada 27 Desember 2006. Di suaka margasatwa Haller Park inilah kisah persahabatan unik itu dimulai. Bayi kudanil itu kemudian diberinama Owen, sesuai nama penyelamatnya.
Petugas suaka menempatkannya di sebuah area untuk hewan-hewan kecil. Langkah ini dilakukan karena Owen masih tergolong bayi. Sementara jika di tempatkan di lokasi untuk kawanan kudanil, petugas perawat hewan khawatir ia akan diserangan kawanan kudanil lain yang tak mengenalnya. Karena kudanil sangat agresif dan fanatik pada kawanannya, bila ada kudanil asing mereka bisa saja membunuhnya.
Ketika Owen dilepas, ia masih bingung. Mungkin karena harus menempati lingkungan baru. Namun setelah ia merasa sedikit nyaman, Owen langsung menatap dan tertarik pada seekor kura-kura bernama Mzee.
Mzee, adalah spesies kura-kura Aldabran usia 130 tahun seberat 700 pound (320 kg). Mzee yang dalam bahasa Swahili (Afrika) berarti wise old man (si tua bijaksana), merupakan penghuni lama area yang dilengkapi dengan kolam asri dan hutan buatan itu.

Penjelasan Singkat Mengenai Kudanil dan Kura-Kura Aldabra :
Kudanil
Penamaan kudanil atau dalam bahasa latinnya Hippopotamus amphibius berasal dari bahasa Yunani yang berarti kuda sungai. Hewan bertubuh tambun ini memang suka mendiami kawaan perairan sungai di wilayah Afrika. Termasuk keluarga hippopotamidae dari kelompok mamalia.
Karnivora semi akuatik ini bisa ditemukan di habitat aslinya di sungai dan danau wilayah sub-Sahara Afrika. Mereka suka menyantap rerumputan yang banyak tumbuh di dekat perairan tawar. Biasanya hidup dalam kelompok-kawanan yang bisa berjumlah 15-40 ekor setiap kawanan. Mereka suka menghabiskan waktu dengan berendam di dalam air dan akan turun ke darat untuk menyantap makanan.
Bobot tubuh kudanil memang luar biasa. Jantan dewasa bisa tumbuh sampai seberat 3.200 kg (3,2 ton), sementara betina dewasa mencapai 3.636 kg (3,6 ton). Masa hidupnya rata-rata 40-50 tahun di alam bebas.
Kura-Kura Aldabra
Kura-kura Aldabra (Geochelone gigantea), berasal dari Kepulauan Atol Aldabra di Seychelles (kepulauan di timur Afrika, di utara Madagaskar). Merupakan kura-kura kedua terbesar di dunia. Ia hampir menyamai kura-kura Galapagos dari segi ukuran, dengan dimensi panjang karapas (tempurungnya) sekitar 120 cm.
Kura-kura Aldabra jantan rata-rata bisa tumbuh seberat 250 kg, walau ada juga yang mencapai 360 kg. Sementara kura-kura betina berukuran lebih kecil dengan bobot 150 kg dan karapasanya 90 cm.
Hewan dari keluarga tertudinidae dari kelompok reptilia ini ada yang hidup menyendiri dan ada yang berkelompok. Rata-rata usia mereka di atas seratus tahun, namun bisa juga mencapai usia 256 tahun di alam liar.
------------------------------------------------------------------------------------
Awalnya, Owen langsung beranjak mendekati Mzee. Namun Mzee sama sekali tak peduli padanya. Hari demi hari Owen selalu mengikuti Mzee ke mana pun ia pergi. Agaknya Owen berupaya mengambil hati Mzee. Seiring waktu dan kegigihan Owen mendekatinya, Mzee akhirnya menerima kehadiran kudanil muda itu.
Berminggu-minggu kemudian keduanya sudah tampak begitu akrab. Mzee layaknya dianggap sebagai induk oleh Owen, sementara Mzee merasa sebagai orangtua asuh bagi Owen. Bukan hanya dalam kiasan, pada kenyataannya Mzee selalu menjaga Owen dengan kelembutan. Owen juga selalu mematuhi dan senang bermain dengan Mzee.
Ikatan persahabatan mereka mengental bagai sebuah keluarga. Para perawat hewan di Haller Park bingung dengan tingkah dua hewan beda spesies ini. Mereka bagaikan induk dan anak dari satu spesies yang sama.
Apa yang disantap Mzee juga disantap Owen, di mana Owen tidur di situ pasti ada Mazee. Mereka selalu bermain air di kolam bersama, makan bersama, tidur bersama dan berjalan-jalan keliling area taman bersama-sama pula.

Setahun berlalu, namun kedua hewan beda spesies itu semakin lengket. Keduanya sudah tak terpisahkan lagi. Fenomena ini sungguh mengejutkan sejumlah besar ilmuwan.
Bukannya saja karena peristiwa seperti ini belum pernah terjadi, tetapi di antara mereka juga sudah mengembangkan bahasa mereka sendiri sebagai sistem komunikasi di antara keduanya. Bahasa komunikasi lewat suara yang sama sekali belum pernah ditemukan dalam kelompok kudanil atau pun kura-kura Adabran.
Suara dalam nada tertentu dari Mzee akan direspons oleh Owen secara tepat. Begitu pula sebaliknya, suara dalam nada tertentu dari Owen direspons Mzee pula secara tepat.
Selain itu, keduanya juga mengembangkan bahasa tubuh yang hanya mereka berdua pahami, seperti gigitan lembut, sentuhan, dorongan dan belaian yang masing-masing direspons sebagai suatu kode untuk melakukan sesuatu atau ungkapan kasih sayang di antara keduanya.
Keunikan persahabatan Owen dan Mzee pun menjadi fenomena mendunia. Tingkah laku dan komunikasi unik yang sama sekali baru dalam dunia zoologi (ilmu tentang hewan) itu membuat mereka menjadi selebriti dunia.
Sejumlah besar foto, film, dokumentasi, bahkan buku dan artikel mengulas soal teka-teki besar persahabatan mereka. Owen dan Mzee pun menjadi lambang cinta dan persahabatan yang tidak mengenal batasan fisik, ras, spesies dan teritori.

LANJUTAN NYA ADA DI BAWAH GAN
0
2.3K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan