Agak kurang sependapat dengan kalimat yang saya jadikan judul diatas. Mengapa? Pengalaman memang guru terbesar, namun menurut saya ada yang lebih besar dibanding sebuah pengalaman yang menjadi guru terbesar. Apa itu?

Jika seseorang sedang berjalan, dia tidak tahu ada jalan yang berlubang didepannya karena matanya terfokus pada benda yang sedang dipegangnya saat berjalan. Lalu orang itu terperosok masuk kedalam lubang.

Setelah kejadian tadi, dia tahu bahwa yang membuatnya terperosok itu adalah benda yang ada di tangannya itu. Seandainya dia menyimpannya terlebih dahulu saat sedang berjalan, pasti dia tidak akan terperosok kedalam lubang itu.

Hari kedua orang yang terperosok tadi lewat di jalan yang sama. Kali ini dia tahu bahwa dengan kesalahannya kemarin, maka hari ini dia berjalan tidak memegang bendanya yang menjadi fokus perhatian, tetapi berjalan fokus dengan melihat jalan.

Hasilnya dia tahu bahwa didepannya ada jalan yang berlubang, dan diapun bebas dari jalan berlubang itu. Pengalamannya itu dihasilkan karena kesalahan dia karena memegang benda sehingga menjadi fokus perhatian.

So, mana yang lebih besar? Pengalaman atau kesalahan?