- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Masih inget Group Band ini gan??
TS
Feded
Masih inget Group Band ini gan??
Quote:
Quote:
selamat sore agan / sista smoga dlm keadaan sehat wal'afiat amiiin..
sebelumnya ts minta maaf klo di trit ts ini terjadi kesalahan baik itu dlm tulisan ataupun dngn trit yg lain
sebelumnya ts minta maaf klo di trit ts ini terjadi kesalahan baik itu dlm tulisan ataupun dngn trit yg lain
Quote:
Nubi izin sharing gan, biar yg gak tau jd tau, yg udh tau jd tambah tau
klo berkenan di hati juragan sudilah kiranya untuk merangsumke kulkas ts ato di jg gak apa asal jgn di ya gan
Spoiler for buka dolo:
kaskuser yg bijak selalu meninggalkan jejak rate & komentarnya
Agan2 mgkn kenal atau masih inget dengan Group qasidah NASIDA RIA?
Quote:
Spoiler for penampakan:
Nasida Ria Qasidah Legendaris
Remaja sekarang, barangkali sering menyanyikan lagu Perdamaian yang dipopulerkan group musik GIGI dan lagu Kota Santri yang ditembangkan Krisdayanti. Dua lagu tersebut, merupakan rujukan dari lagu-lagu Kasidah Modern Nasida Ria Semarang yang hingga kini masih melegendaris.
Musik kasidah, awalnya muncul tahun 60-an ditandai dengan lahirnya grup musik Assabab dari Semarang. Juwariyah adalah penyanyi andalannya. Assabab yang dipimpin M. Zain ini senantiasa membawakan lagu-lagu Arab padang pasir. Grup ini tersohor dari pulau Jawa hingga Kalimantan.
Tahun 70-an, perkembangan grup musik sealiran kasidah semakin bermunculan, diantaranya di Sumatra muncul Grup Musik Kasidah Rebana dengan penyanyi yang sekaligus pimpinannya, Hj. Nur Asiyah Jamil. Di Jakarta juga lahir Kasidah Rebana pimpinan H. Muhamad Dong dan Grup Al Fatah pimpinan A. Rahmat. Sedangkan di Jawa Timur, tepatnya di Gresik muncul Grup Rebana Giri Nada milik Pemkab Gresik.
Cikal bakal Nasida Ria, juga berawal dari grup-grup rebana. Namun berkat inovasi dan kreasi dari M Zain, grup ini memiliki genre tersendiri. Ia memiliki ciri khas berupa artis dan musisi pendukung yang terdiri dari wanita berjilbab. Kalau Kasidah Rebana lebih dominan menyanyikan lagu-lagu irama padang pasir, Nasida Ria berkreasi dengan syair dan lagu berbahasa Indonesia.
General Manager Nasida Ria H Choliq Zain, menceritakan, Nasida Ria yang lahir 1975 merupakan musik kasidah modern pertama di Indonesia. Ditengah merebaknya musik Pop, Dangdut dan aliran Barat, Nasida Ria hingga kini masih bertahan. Nasida Ria juga menguasai lagu-lagu berirama dangdut sebagai selingan show, ujar Choliq kepada NU Online Selasa (22/7) di Semarang.
Dalam perjalanan Shownya, sudah beribu-ribu tempat disambanginya, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Diantaranya, setiap tahun mengisi Paket Acara Hari Raya Idhul Fitri di TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Jakarta. Tour Show Silaturokhmi Djarum 76 di 16 Kota Jateng tahun 2001, 2002 dan 2004. Juga tampil dalam Islamic Art and Cultural Perfomance di Batam Kepulauan Riau 2004 dan Isro Miroj di Tanjung Pinang, Kepri (2006) serta berbagai tempat di seluruh pelosok tanah air baik dalam
rangka undangan hajatan maupun acara resmi lembaga pemerintah/swasta/yayasan.
Di Luar Negeri, Nasida Ria juga cukup dikenal. Pasalnya grup ini telah melanglang buana diantaranya memenuhi undangan kerajaan Malaysia untuk tampil dalam peringatan 1 Muharam tahun 1988. Selanjutnya, Nasida Ria tampil show di Berlin, Maret 1994 atas undangan Haus de Kulturen derWelt (Lembaga Kebudayaan Jerman) dalam paket Die Garten des Islam (Pameran Kesenian Islam Dunia).
Masih di Jerman, pada Juli 1996 delapan kali pentas dalam rangka festifal HEIMATKLANGE 96 Sinbad Travels. Kota yang disinggahi diantaranya Berlin, Reclinghousen, Dusseldof. Lawatan kali ini atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Musik Festival, ungkap Choliq.
Tidak heran kalau kemudian Nasida Ria kerap mendapatkan penghargaan atas prestasi yang telah dtorehkanya. Diantaranya, meraih penghargaan Pengemban Budaya Islam dari PWI Pusat Jakarta (1989), Penghargaan Seni dari PWI Jateng (1992) dan Anugrah Keteladanan 2004 dari PPP Jateng (2004).
Dalam setiap pentas, Choliq selaku manajer mematok harga untuk di daerah pedesaan Jawa Tengah setiap kali tampil Rp. 15 juta rupiah dengan durasi 2-3 jam. Kami memakainya jam, tawar Choliq.
Quote:
Grup Legendaris Nasida Ria
Nasida Ria berdiri tahun 1975 di Kauman, Semarang Tengah. Grup ini telah menelurkan 34 album berbahasa Indonesia dan puluhan album berbahasa Arab. Album perdana, Alabaladil Mahbub/maha pengasih, diproduksi tahun 1978. Di bawah naungan PT Ira Puspita Record yang beralamatkan di Jl Kijang Semarang, album-album tersebut dipasarkan secara nasional.
Selain itu, album mereka juga dipasarakan di luar negeri. Grup yang bermarkas di Jl Kauman Mustaram 58 Semarang itu terakhir merekam lagu-lagunya setahun yang lalu. Sampai Februari 2004, grup itu telah menerima berbagai penghargaan, antara lain Penghargaan Pengemban Budaya Islam oleh PWI Pusat tahun 1989.
Nasida Ria berdiri tahun 1975 di Kauman, Semarang Tengah. Grup ini telah menelurkan 34 album berbahasa Indonesia dan puluhan album berbahasa Arab. Album perdana, Alabaladil Mahbub/maha pengasih, diproduksi tahun 1978. Di bawah naungan PT Ira Puspita Record yang beralamatkan di Jl Kijang Semarang, album-album tersebut dipasarkan secara nasional.
Selain itu, album mereka juga dipasarakan di luar negeri. Grup yang bermarkas di Jl Kauman Mustaram 58 Semarang itu terakhir merekam lagu-lagunya setahun yang lalu. Sampai Februari 2004, grup itu telah menerima berbagai penghargaan, antara lain Penghargaan Pengemban Budaya Islam oleh PWI Pusat tahun 1989.
Quote:
Pentas di luar negeri
Kelompok yang membuka kantor cabang di Jl Raya Tugu 58 itu beberapa kali pentas di luar negeri. Tahun 1988, mereka diundang manggung di Kerajaan Malaysia saat peringatan 1 Muraram. Enam tahun kemudian, sebuah lembaga kebudayaan Jerman Haus der Kulturen der Welt mengundang mereka konser di Berlin untuk memeriahkan Die Garten des Islam (Pameran Kesenian Islam Dunia).
Juli 1996, atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Music Festival mereka berangkat lagi ke Jerman dalam rangka Festival Heimatklange '96 ''Sinbad Travels''.
Pada saat itu mereka tidak hanya pentas di Berlin, namun juga di kota-kota lain seperti Reclinghausen, Mulheim, Dusseldorf. Media setempat seperti WAZ, Berliner Morgenpost juga meliput acara tersebut.
Sudah beberapa tahun belakangan ini, publikasi Nasida Ria tidak begitu gencar. Namun, mereka masih tetap memiliki penggemar setia. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya tawaran manggung, baik di dalam maupun luar kota.
Reborn atau lahir kembali. Itulah misi Nasida Ria saat ini. ''Kami ingin me-refresh memori atau menyegarkan ingatan para penggemar lama dengan lagu-lagu hits kami dulu dan membuktikan pada khalayak bahwa kami masih eksis,'' kata Choliq, sang manajer.
Pihak manajemen akan membukukan kisah perjalanan Nasida Ria sebagai salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia. Buku itu diharapkan selesai tahun depan, bertepatan dengan ulang tahun ke-30 Nasida Ria, dan diharapkan bisa tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI)
Kelompok yang membuka kantor cabang di Jl Raya Tugu 58 itu beberapa kali pentas di luar negeri. Tahun 1988, mereka diundang manggung di Kerajaan Malaysia saat peringatan 1 Muraram. Enam tahun kemudian, sebuah lembaga kebudayaan Jerman Haus der Kulturen der Welt mengundang mereka konser di Berlin untuk memeriahkan Die Garten des Islam (Pameran Kesenian Islam Dunia).
Juli 1996, atas undangan Cultural Departement of The Senat of Berlin and Tempodrom, SFB, ORB, European Forum of Worldwide Music Festival mereka berangkat lagi ke Jerman dalam rangka Festival Heimatklange '96 ''Sinbad Travels''.
Pada saat itu mereka tidak hanya pentas di Berlin, namun juga di kota-kota lain seperti Reclinghausen, Mulheim, Dusseldorf. Media setempat seperti WAZ, Berliner Morgenpost juga meliput acara tersebut.
Sudah beberapa tahun belakangan ini, publikasi Nasida Ria tidak begitu gencar. Namun, mereka masih tetap memiliki penggemar setia. Hal itu terbukti dengan masih banyaknya tawaran manggung, baik di dalam maupun luar kota.
Reborn atau lahir kembali. Itulah misi Nasida Ria saat ini. ''Kami ingin me-refresh memori atau menyegarkan ingatan para penggemar lama dengan lagu-lagu hits kami dulu dan membuktikan pada khalayak bahwa kami masih eksis,'' kata Choliq, sang manajer.
Pihak manajemen akan membukukan kisah perjalanan Nasida Ria sebagai salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia. Buku itu diharapkan selesai tahun depan, bertepatan dengan ulang tahun ke-30 Nasida Ria, dan diharapkan bisa tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI)
TS mnta maaf klo msh bnyk ksalahan, mklum gan ni triit ane yg ketigax
Quote:
Agan2 yg budiman, kalo trit ane ni berkenan di hati agan, boleh donk ato jg ga pa2. Msh abu2 nih gan
Sumbernya ada disini
Quote:
Bagi yg mao mengkoleksi lagu-lagu Nida Ria klik [URL="http://www.4*shared.com/account/dir/Cv7AaxdV/sharing.html?rnd=53#dir=0"][B]disini[/B][/URL] gan
Mampir di trit ane yg lain gan
Quote:
0
7.3K
Kutip
83
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan