- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Siapa Bilang Papua Daerah Tertinggal?


TS
reinosmond
Siapa Bilang Papua Daerah Tertinggal?

Quote:
Jika ada yang mengatakan bahwa papua dalah daerah tertinggal, anggapan itu salah. karena menurut saya papua memang SENGAJA DITINGGAL. hal ini dibuktikan oleh pembangunan di daerah papua yang memang tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Padahal kita ketahui bersama bahwa Papua memiliki kekayaan SDA yang berlimpah, memang telah terjadi diskriminasi yang sangat berlebihan di sini.
Pendidikan di Papua juga kurang diperhatikan pemerintah,semestinya fasilitas pendidikan di Papua mendapat perhatian utama pemerintah. kenapa? karena banyak anak-anak Papua yang ingin menuntut ilmu namun tidak memiliki fasilitas yang memadai atau sekolah yang ada sangat jauh dari tempat mereka tinggal.
Jika saja pemerintah mendahulukan pendidikan di Papua, pasti akan terjadi perubahan yang signifikan di Papua dan tidak lagi dikatakan wilayah tertinggal. Kenapa fasilitas pendidikan di Jawa selalu diperhatikan ketimbang di Papua, bukan kah pemerintah wajib mencerdaskan kehidupan bangsa? toh Papua jg wilayah NKRI. Meskipun demikian anak-anak Papua terus berprestasi dalam keterbatasannya. Hal ini kita lihat ketika dilaksanakan Olympiade Astronomi Asia Pasifik.
Pendidikan di Papua juga kurang diperhatikan pemerintah,semestinya fasilitas pendidikan di Papua mendapat perhatian utama pemerintah. kenapa? karena banyak anak-anak Papua yang ingin menuntut ilmu namun tidak memiliki fasilitas yang memadai atau sekolah yang ada sangat jauh dari tempat mereka tinggal.
Jika saja pemerintah mendahulukan pendidikan di Papua, pasti akan terjadi perubahan yang signifikan di Papua dan tidak lagi dikatakan wilayah tertinggal. Kenapa fasilitas pendidikan di Jawa selalu diperhatikan ketimbang di Papua, bukan kah pemerintah wajib mencerdaskan kehidupan bangsa? toh Papua jg wilayah NKRI. Meskipun demikian anak-anak Papua terus berprestasi dalam keterbatasannya. Hal ini kita lihat ketika dilaksanakan Olympiade Astronomi Asia Pasifik.
Inilah sepenggal kisah prestasi anak Papua
Quote:
Kisahnya dimulai dengan seorang gila bernama Yohanes Surya, pendiri Surya Institute dan salah satu aktivis olimpiade science dunia, yang telah sukses mempromosikan banyak anak Indonesia ke ajang olimpiade science dunia, memprakarsai dilaksanakannya Olimpiade Astronomi Asia Pacific (APAO) di Indonesia. Program ini ditawarkan ke berbagai pemda di Indonesia, namun tidak ada yang tertarik.
Hingga suatu hari Yohanes Surya ketemu dengan seorang gila lainnya bernama John Tabo, orang Papua, Bupati Tolikara, pegunungan tengah Papua, kabupaten baru yang terisolir dan hanya bisa dicapai dengan naik pesawat kecil dari Jayapura ke Wamena disambung berkendaraan off-road selama 4 jam, daerah dimana laki-laki tanpa celana dan perempuan tanpa penutup dada, ditemukan dimana-mana. John Tabo, tanpa diduga, bersedia menjadi sponsor pelaksanaan APAO di Indonesia, selain menjadi tuan rumah, dia juga mendanai seluruh biaya persiapan tim olimpiade Indonesia yang datang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Papua, selama 1 tahun.
John Tabo membangun tempat khusus (hotel) untuk menjadi venue olimpiade ini. Orang yang berfikir normal pasti bilang, untuk apa John gila ini urusin Olimpiade astronomi seperti ini? bukankah masih banyak persoalan internal kabupaten yang harus dia selesaikan? mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi dan berbagai infrastruktur dasar? Cari kerjaan dan masalah saja!
John Tabo melakukan terobosan gila. Dana diambil dari APBD, mau dari mana lagi? Dia tidak takut BPK atau BPKP yang akan menilainya salah prosedur. Untuk John Tabo, membangun adalah untuk rakyat, jangan dibatasi oleh hal-hal administratif. Yang penting misi dia untuk membangun SDM Tolikara yang mendunia dapat tercapai, dan itu breakthrough untuk mengatasi kemiskinan Tolikara, tidak perlu menunggu sampai infrastruktur jalan akses terbuka.
Dikumpulkanlah 15 anak Indonesia sejak februari 2010 di Karawaci untuk, kesemuanya gila. 8 dari 15 anak tersebut direkrut dari SMP/SMU Tolikara, yang semuanya memiliki kemampuan matematika yang rendah, menyelesaikan soal matematika tingkat kelas 4 SD saja tidak mampu. Bahkan ada yang namanya Eko, ketika ditanya 1/5 + 1/2, langsung dijawab 1/7!
Seorang anak dari Kalimantan Tengah, malah tidak diijinkan kepala sekolah dan gurunya untuk mengikuti persiapan olimpiade ini. Guru-gurunya mengatakan bahwa apa yang akan dia ikuti itu sia-sia saja. Dia melawan ini dan lari dari sekolah!
Ke-15 anak ini dilatih oleh pelatih2 gila, yang tidak bosan dan kesal melatih anak-anak ini. Dalam 10 bulan ke-8 anak Tolikara ini mampu mengerjakan problem matematika paling sulit yang diajarkan pada tingkat terakhir SMA atau tingkat awal universitas. Pendekatan mengajarnya juga gila. Astronomi adalah kumpulan dari berbagai ilmu science: matematika, fisika, kimia dan biologi menjadi satu mempelajari fenomena jagad raya.
Ini juga ilmu gila. Bayangkan seorang anak seperti Eko dari pedalaman Tolikara dapat menjadi salah seorang anak terpandai dibidang astronomi didunia hanya dalam waktu 10 bulan??!! Urusan ijin ternyata juga gila-gilaan.
Ternyata even APAO ini tidak diakui oleh Kemdiknas. Akibatnya, untuk mendatangkan peserta luar negeri, tidaklah mungkin mendapatkan fasilitas visa dari negara. Pake prosedur normal ijin dari Pemerintah cq Mendiknas tidak keluar.
Entah gimana ceritanya
Surya Institute akhirnya bertemu dengan seorang gila dari UKP4. Orang inilah yang mengetok Menteri Diknas, sehingga kemdiknas mau mengeluarkan ijin. Lalu orang ini memfasilitasi ijin visa disaat-saat terakhir, ketika semua sudah pasrah, bahkan orang ini mempertemukan anak-anak Indonesia dengan wakil presiden RI. Orang normal mungkin akan berfikir, apa urusannya astronomi dengan wapres??!!
Lalu siorang gila dari UKP4 ini menugaskan 3 orang anggotanya yang kebetulan juga agak gila untuk datang menghadiri kegiatan olimpiade di Tolikara. jadilah 3 orang itu sebagai satu2nya unsur pemerintah pusat dalam even Olimpiade di Tolikara. Lalu 3 orang ini membawa-bawa nama Wakil Presiden RI dan Kepala UKP4 untuk memotivasi anak2.
Dalam percakapan hati ke hati dengan 15 orang anak, semalam sebelum pengumuman, tidak kurang 7 orang anak terharu menangis, melihat begitu besarnya perhatian pemerintah RI kepada mereka, sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan dari pemerintah di Jakarta selama 10 bulan mereka di godok di Karawaci. Datang dan duduk bersama dengan mereka, ternyata lebih dari segalanya bagi anak-anak ini.Anak-anak Tolikara begitu terharu, menangis terisak, melihat ada orang Jakarta mau datang melihat mereka di Tolikara.
Hingga suatu hari Yohanes Surya ketemu dengan seorang gila lainnya bernama John Tabo, orang Papua, Bupati Tolikara, pegunungan tengah Papua, kabupaten baru yang terisolir dan hanya bisa dicapai dengan naik pesawat kecil dari Jayapura ke Wamena disambung berkendaraan off-road selama 4 jam, daerah dimana laki-laki tanpa celana dan perempuan tanpa penutup dada, ditemukan dimana-mana. John Tabo, tanpa diduga, bersedia menjadi sponsor pelaksanaan APAO di Indonesia, selain menjadi tuan rumah, dia juga mendanai seluruh biaya persiapan tim olimpiade Indonesia yang datang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Papua, selama 1 tahun.
John Tabo membangun tempat khusus (hotel) untuk menjadi venue olimpiade ini. Orang yang berfikir normal pasti bilang, untuk apa John gila ini urusin Olimpiade astronomi seperti ini? bukankah masih banyak persoalan internal kabupaten yang harus dia selesaikan? mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi dan berbagai infrastruktur dasar? Cari kerjaan dan masalah saja!
John Tabo melakukan terobosan gila. Dana diambil dari APBD, mau dari mana lagi? Dia tidak takut BPK atau BPKP yang akan menilainya salah prosedur. Untuk John Tabo, membangun adalah untuk rakyat, jangan dibatasi oleh hal-hal administratif. Yang penting misi dia untuk membangun SDM Tolikara yang mendunia dapat tercapai, dan itu breakthrough untuk mengatasi kemiskinan Tolikara, tidak perlu menunggu sampai infrastruktur jalan akses terbuka.
Dikumpulkanlah 15 anak Indonesia sejak februari 2010 di Karawaci untuk, kesemuanya gila. 8 dari 15 anak tersebut direkrut dari SMP/SMU Tolikara, yang semuanya memiliki kemampuan matematika yang rendah, menyelesaikan soal matematika tingkat kelas 4 SD saja tidak mampu. Bahkan ada yang namanya Eko, ketika ditanya 1/5 + 1/2, langsung dijawab 1/7!
Seorang anak dari Kalimantan Tengah, malah tidak diijinkan kepala sekolah dan gurunya untuk mengikuti persiapan olimpiade ini. Guru-gurunya mengatakan bahwa apa yang akan dia ikuti itu sia-sia saja. Dia melawan ini dan lari dari sekolah!
Ke-15 anak ini dilatih oleh pelatih2 gila, yang tidak bosan dan kesal melatih anak-anak ini. Dalam 10 bulan ke-8 anak Tolikara ini mampu mengerjakan problem matematika paling sulit yang diajarkan pada tingkat terakhir SMA atau tingkat awal universitas. Pendekatan mengajarnya juga gila. Astronomi adalah kumpulan dari berbagai ilmu science: matematika, fisika, kimia dan biologi menjadi satu mempelajari fenomena jagad raya.
Ini juga ilmu gila. Bayangkan seorang anak seperti Eko dari pedalaman Tolikara dapat menjadi salah seorang anak terpandai dibidang astronomi didunia hanya dalam waktu 10 bulan??!! Urusan ijin ternyata juga gila-gilaan.
Ternyata even APAO ini tidak diakui oleh Kemdiknas. Akibatnya, untuk mendatangkan peserta luar negeri, tidaklah mungkin mendapatkan fasilitas visa dari negara. Pake prosedur normal ijin dari Pemerintah cq Mendiknas tidak keluar.
Entah gimana ceritanya
Surya Institute akhirnya bertemu dengan seorang gila dari UKP4. Orang inilah yang mengetok Menteri Diknas, sehingga kemdiknas mau mengeluarkan ijin. Lalu orang ini memfasilitasi ijin visa disaat-saat terakhir, ketika semua sudah pasrah, bahkan orang ini mempertemukan anak-anak Indonesia dengan wakil presiden RI. Orang normal mungkin akan berfikir, apa urusannya astronomi dengan wapres??!!
Lalu siorang gila dari UKP4 ini menugaskan 3 orang anggotanya yang kebetulan juga agak gila untuk datang menghadiri kegiatan olimpiade di Tolikara. jadilah 3 orang itu sebagai satu2nya unsur pemerintah pusat dalam even Olimpiade di Tolikara. Lalu 3 orang ini membawa-bawa nama Wakil Presiden RI dan Kepala UKP4 untuk memotivasi anak2.
Dalam percakapan hati ke hati dengan 15 orang anak, semalam sebelum pengumuman, tidak kurang 7 orang anak terharu menangis, melihat begitu besarnya perhatian pemerintah RI kepada mereka, sesuatu yang tidak pernah mereka rasakan dari pemerintah di Jakarta selama 10 bulan mereka di godok di Karawaci. Datang dan duduk bersama dengan mereka, ternyata lebih dari segalanya bagi anak-anak ini.Anak-anak Tolikara begitu terharu, menangis terisak, melihat ada orang Jakarta mau datang melihat mereka di Tolikara.
Lanjutan di post 3!!
0
3.5K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan