jeassndlyrenAvatar border
TS
jeassndlyren
susu penyebab kanker payudara part 2
ini part 1 nya, http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=9301837 emoticon-thumbsup

Lalu pada suatu hari sesuatu yang agak istimewa terjadi. Peter dan saya telah bekerja sama begitu erat selama bertahun-tahun
lamanya sehingga saya tidak yakin siapa di antara kami berdua yang berkata terlebih dahulu: "Orang-orang Cina tidak makan produk
dari susu!"
Sulit untuk menjelaskan kepada orang yang bukan ilmuwan terjadinya 'dentingan' pikiran dan perasaan yang mendadak ketika menyadari
bahwa pikiran kita terbuka pada sesuatu hal yang penting. Rasanya seperti ada banyak potongan gambar di dalam otak kita dan
tiba-tiba, dalam beberapa detik, semua teka-teki ini terangkai dengan baik sehingga membentuk gambar yang jelas.
Tiba-tiba saya teringat kembali betapa banyak orang Cina yang tidak dapat mencernakan susu dengan baik, betapa orang-orang Cina
yang bekerja dengan saya selalu berkata bahwa susu hanya untuk bayi, dan bagaimana salah seorang sahabat karib saya, yang
keturunan Cina, dengan sopan selalu menolak keju pada saat jamuan malam.
Saya tahu bahwa tak ada orang Cina yang hidup secara tradisional, yang menggunakan susu sapi atau produk dari susu untuk memberi
makan kepada bayinya. Dalam adat istiadat mereka, mereka menggunakan inang penyusu tetapi tidak pernah produk dari susu.
Secara budaya, orang-orang Cina menganggap gaya Barat kita yang sangat menyukai susu dan produk dari susu sebagai sesuatu yang
sangat aneh. Saya teringat ketika menjamu sebuah delegasi besar ilmuwan Cina tidak lama setelah berakhirnya Revolusi Budaya di Cina
pada tahun 1980-an.
Atas nasihat Biro Luar Negeri, kami telah meminta kepada perusahaan jasa boga untuk menyediakan puding yang mengandung banyak
es krim. Setelah menanyakan dari apa puding itu dibuat, semua ilmuwan Cina itu, termasuk penerjemahnya, dengan sopan namun tegas
menolak untuk menyantapnya, dan mereka tidak dapat dibujuk untuk mengubah pikiran mereka.
Pada waktu itu kami semua senang dan menikmati porsi tambahan!
Saya menemukan bahwa susu adalah salah satu penyebab umum alergi makanan.
Sekitar 70% penduduk dunia tidak dapat mencernakan gula susu, laktosa, sehingga para ahli gizi berpendapat bahwa kondisi ini normal
bagi orang dewasa, dan bukan merupakan sebuah defisiensi (kekurangan) .
Mungkin alam berusaha mengatakan kepada kita bahwa kita telah mengkonsumsi makanan yang salah.
Sebelum saya terkena kanker payudara untuk pertama kali, saya telah makan banyak produk dari susu, seperti susu tanpa lemak, keju
rendah lemak dan yoghurt. Saya menggunakannya sebagai sumber protein saya yang utama. Saya juga makan daging cincang sapi
yang tidak berlemak, yang sekarang baru saya sadari mungkin sering berasal dari sapi perahan.
Agar dapat mengatasi kemoterapi untuk benjolan kanker saya yang kelima ini, saya telah makan yoghurt organik agar alat-alat
pencernaan saya dapat pulih kembali dan mengembalikan bakteri-bakteri 'yang baik' ke dalam usus saya.
Baru-baru ini, saya menemukan bahwa pada tahun 1989 yang lalu, yoghurt telah terlibat dalam kanker ovarium (indung telur). Dr Daniel
Cramer dari Unversitas Harvard telah meneliti ratusan wanita penderita kanker indung telur dan telah mencatat dengan rinci apa yang
biasa mereka makan.
Coba saya tahu tentang hal ini ketika ia pertama kali menemukannya. Mengikuti nasihat Peter dan pendapat saya tentang makanan
Cina, saya memutuskan untuk tidak saja menghentikan yoghurt tetapi semua produk dari susu, saat ini juga. Keju, mentega dan
yoghurt serta semua makanan yang mengandung susu saya buang ke sampah.
Betapa mengherankan bahwa begitu banyak produk termasuk sup buatan, biskuit dan kue mengandung susu. Bahkan banyak merek
margarin yang dijual dengan bahan dari minyak kedelai, minyak bunga matahari atau minyak zaitun dapat mengandung produk susu.
Oleh karena itu saya kemudian membaca semua kandungan yang tercetak di label-label makanan.
Sampai saat itu, saya setia mengukur perkembangan benjolan kanker saya yang kelima ini dengan alat pengukur dan mencatat
kasilnya. Meskipun para dokter dan suster banyak memberi semangat dan berkata positif kepada saya, pengamatan saya sendiri
mengungkapkan kenyataan yang pahit.
Seri kemoterapi saya yang pertama untuk benjolan kelima ini tidak berhasil - benjolan itu tetap sama.
Kemudian saya menghapuskan produk-produk dari susu. Beberapa hari kemudian benjolan itu mulai mengecil.
Sekitar dua minggu setelah seri kemoterapi saya yang kedua dan seminggu setelah tidak mengkonsumsi produk dari susu, benjolan di
leher saya mulai terasa gatal. Kemudian benjolan itu melunak dan mengecil. Garis di alat pengukur, yang tadinya tidak menunjukkan
perubahan, sekarang menunjuk ke bawah setelah tumor itu menjadi kecil dan mengecil lagi.
Dan secara signifikan, saya mencatat bahwa daripada menurun secara perlahan-lahan (membentuk kurva yang halus) seperti biasanya
terjadi pada kanker, tumor yang mengecil ini digambarkan seperti garis lurus yang menuju ke bagian bawah alat pengukur, yang
menggambarkan penyembuhan, bukan pembasmian (atau pengurangan) tumor.
Pada hari Sabtu siang sekitar enam minggu setelah tidak mengkonsumsi produk-produk susu ini, saya melakukan meditasi selama sejam
kemudian meraba apa yang yang masih tersisa dari benjolan saya. Saya tidak menemukannya lagi. Padahal saya sangat berpengalaman
dalam mendeteksi benjolan kanker, karena saya menemukan kelima benjolan kanker saya itu sendiri. Saya turun ke tingkat bawah
rumah dan meminta suami saya meraba leher saya. Ia pun tidak menemukan benjolan apapun juga.
Hari Kamis berikutnya saja harus memeriksakan diri saya pada dokter spesialis kanker saya di Cross Hospital London. Ia memeriksa saya
dengan teliti, terutama leher saya di mana sebelumnya ada tumor. Tadinya ia tercengang dan kemudian gembira ketika berkata, "Saya
tidak menemukannya. "
Ternyata tidak seorangpun dari dokter-dokter saya yang memperkirakan bahwa seseorang dengan jenis dan stadium kanker saya (yang
jelas-jelas sudah menyebar ke sistem getah bening) dapat bertahan hidup, apalagi begitu sehat dan gembira.
Dokter spesialis saya merasa sangat bahagia seperti saya. Tadinya ketika saya membicarakan gagasan saya dengannya, ia dapat
memahami tetapi bersikap skeptis. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ia menggunakan peta yang menunjukkan persentase kanker di
Cina di dalam kuliah-kuliah yang diberikannya, dan menganjurkan makanan tanpa produk susu bagi pasien-pasien kankernya.
Saya sekarang meyakini adanya kesamaan dalam pertalian antara produk dari susu dan kanker payudara dengan merokok dan kanker
paru-paru. Saya percaya bahwa dengan mengidentifikasi pertalian antara kanker payudara dan produk susu dan kemudian
mengembangkan makanan yang khusus ditujukan untuk mempertahankan kesehatan dari payudara dan sistem hormon saya, telah
menyembuhkan saya.
Sangat sulit bagi saya, dan mungkin juga bagi anda, untuk menerima bahwa sebuah zat yang begitu 'alami' seperti susu dapat
berdampak begitu mencelakakan bagi kesehatan. Tetapi saya merupakan bukti hidup bahwa hal itu benar-benar terjadi dan mulai besok
saya akan mengungkapkan rahasia kegiatan saya yang mengubah semuanya ini.


sumber : ane baca ini dari satu majalah yg udah lupa apaan.
emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star


semoga beguna
0
2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan